CEO Apple Tim Cook Terima Bonus Terbesar
A
A
A
WASHINGTON - Chief Executive Officer (CEO) Apple Tim Cook mengumpulkan bonus tahunan terbesarnya untuk 2018 setelah produsen iPhone itu membukukan rekor pendapatan dan laba serta nilai pasar yang sempat menyentuh USD1 triliun.
Cook menerima bonus USD12 juta bonus untuk tahun fiskal 2018 yang berakhir 29 September, menurut dokumen yang dirilis perusahaan yang berbasis di Cupertino, California itu. Dia juga punya pendapatan USD3 juta dan saham senilai USD121 juta dari penghargaan saham 10 tahunnya, membuatnya membawa total USD136 juta (Rp1,9 triliun), serta benefit sekitar USD682.000. Bonus itu terkait pendapatan dan target pendapatan operasional yang keduanya naik 16% dari tahun sebelumnya.
Di sisi lain, ada tantangan yang tampaknya dihadapi Apple tahun ini karena prestasi tahun lalu sepertinya sulit terulang. Pekan lalu, Apple mengungkap permintaan yang lebih rendah dibandingkan proyeksi untuk iPhone di China dan negara lain, serta pemangkasan proyeksi pendapatan untuk pertama kali dalam hampir dua dekade. Pengumuman ini pun menekan harga saham Apple yang merosot 12% sejak saat itu.
Empat eksekutif Apple lainnya juga mendapat bonus USD4 juta, dengan total bonus untuk masing-masing orang sekitar USD26,5 juta, termasuk pendapatan dan penghargaan saham. Sebagian saham itu terkait dengan target keuntungan saham selama pemilik saham itu tetap memegang jabatannya.
Bayaran itu sebagian berasal dari penghargaan saham yang dia terima pada 2011, saat dia menggantikan Steve Jobs sebagai CEO. Saham itu dibayarkan setiap tahun secara bertahap meningkat.
Jumlah saham yang dia terima sebagian bergantung pada kinerja saham Apple dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam daftar indeks S&P500. Pada Agustus, Cook mengumpulkan 560.000 saham karena Apple memiliki kinerja yang lebih dari dua per tiga perusahaan lain selama tiga tahun.
Sementara Wall Street mengalami penguatan pada sesi keempat Rabu (9/1), didorong oleh Apple, perusahaan-perusahaan pembuat chip dan saham lain setelah tanda-tanda ada kemajuan dalam perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks bursa S&P 500 naik sekitar 10% dari level terendah dalam 20 bulan saat musim Natal, menguat oleh adanya harapan kesepakatan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Pasar juga menguat oleh data tenaga kerja AS dan indikasi terbaru Bank Sentral AS (The Fed) yang tidak terburu-buru menaikkan lagi tingkat suku bunga.
The Fed menyatakan pada Desember bahwa mereka dapat bersabar tentang kenaikan suku bunga di masa depan dan tidak mendukung kenaikan suku bunga pada bulan tersebut. China juga berjanji membeli produk pertanian, energi, manufaktur, serta jasa dari AS, saat perundingan berlangsung dengan Beijing.
Indeks saham teknologi S&P naik 1,50% dengan Apple Inc menguat 1,70%, meski laporan Nikkei menyatakan bahwa perusahaan itu mengurangi rencana produksi untuk tiga model baru iPhone untuk kuartal Januari hingga Maret.
Saham Apple merosot sekitar 10% pekan lalu setelah perusahaan itu mengeluarkan peringatan tentang penjualan kuartal musim liburan. Para pemasok Apple, termasuk produsen chip juga mengalami tekanan pada Selasa (8/1) setelah Samsung Electronics mengalami penurunan permintaan chip.
Pada Agustus lalu, Tim Cook memperoleh bonus 560.000 saham dan segera menjual semuanya. Dalam dokumen yang dirilis, Cook menyatakan dirinya menjual 265.160 saham senilai sekitar USD57,8 juta secara tunai, dalam serangkaian transaksi. Dia menjual sisa saham barunya, 294.840 saham senilai sekitar USD63,7 juta untuk membayar pajak dalam transaksi itu.
Cook yang telah memimpin Apple selama 11 tahun itu dapat memperoleh lagi 560.000 saham per tahun untuk tiga tahun berikutnya jika dia terus konsisten mencapai target kinerjanya.
Apple menjadi perusahaan publik paling bernilai saat ini, dengan Wall Street menilai perusahaan itu sekitar USD1 triliun. Cook juga dapat meyakinkan investor legendaris Warren Buffett dengan visinya. Buffett telah melakukan pembelian selama dua tahun dan sekarang memiliki salah satu saham institusional terbesar di Apple.
Bonus-bonus yang diterima Cook terkait dengan kesepakatan 2013 yang mengaitkan penghargaan sahamnya pada kinerja relatif Apple di Wall Street dan bukan pada kinerja mutlak Apple. (Syarifudin)
Cook menerima bonus USD12 juta bonus untuk tahun fiskal 2018 yang berakhir 29 September, menurut dokumen yang dirilis perusahaan yang berbasis di Cupertino, California itu. Dia juga punya pendapatan USD3 juta dan saham senilai USD121 juta dari penghargaan saham 10 tahunnya, membuatnya membawa total USD136 juta (Rp1,9 triliun), serta benefit sekitar USD682.000. Bonus itu terkait pendapatan dan target pendapatan operasional yang keduanya naik 16% dari tahun sebelumnya.
Di sisi lain, ada tantangan yang tampaknya dihadapi Apple tahun ini karena prestasi tahun lalu sepertinya sulit terulang. Pekan lalu, Apple mengungkap permintaan yang lebih rendah dibandingkan proyeksi untuk iPhone di China dan negara lain, serta pemangkasan proyeksi pendapatan untuk pertama kali dalam hampir dua dekade. Pengumuman ini pun menekan harga saham Apple yang merosot 12% sejak saat itu.
Empat eksekutif Apple lainnya juga mendapat bonus USD4 juta, dengan total bonus untuk masing-masing orang sekitar USD26,5 juta, termasuk pendapatan dan penghargaan saham. Sebagian saham itu terkait dengan target keuntungan saham selama pemilik saham itu tetap memegang jabatannya.
Bayaran itu sebagian berasal dari penghargaan saham yang dia terima pada 2011, saat dia menggantikan Steve Jobs sebagai CEO. Saham itu dibayarkan setiap tahun secara bertahap meningkat.
Jumlah saham yang dia terima sebagian bergantung pada kinerja saham Apple dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam daftar indeks S&P500. Pada Agustus, Cook mengumpulkan 560.000 saham karena Apple memiliki kinerja yang lebih dari dua per tiga perusahaan lain selama tiga tahun.
Sementara Wall Street mengalami penguatan pada sesi keempat Rabu (9/1), didorong oleh Apple, perusahaan-perusahaan pembuat chip dan saham lain setelah tanda-tanda ada kemajuan dalam perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks bursa S&P 500 naik sekitar 10% dari level terendah dalam 20 bulan saat musim Natal, menguat oleh adanya harapan kesepakatan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Pasar juga menguat oleh data tenaga kerja AS dan indikasi terbaru Bank Sentral AS (The Fed) yang tidak terburu-buru menaikkan lagi tingkat suku bunga.
The Fed menyatakan pada Desember bahwa mereka dapat bersabar tentang kenaikan suku bunga di masa depan dan tidak mendukung kenaikan suku bunga pada bulan tersebut. China juga berjanji membeli produk pertanian, energi, manufaktur, serta jasa dari AS, saat perundingan berlangsung dengan Beijing.
Indeks saham teknologi S&P naik 1,50% dengan Apple Inc menguat 1,70%, meski laporan Nikkei menyatakan bahwa perusahaan itu mengurangi rencana produksi untuk tiga model baru iPhone untuk kuartal Januari hingga Maret.
Saham Apple merosot sekitar 10% pekan lalu setelah perusahaan itu mengeluarkan peringatan tentang penjualan kuartal musim liburan. Para pemasok Apple, termasuk produsen chip juga mengalami tekanan pada Selasa (8/1) setelah Samsung Electronics mengalami penurunan permintaan chip.
Pada Agustus lalu, Tim Cook memperoleh bonus 560.000 saham dan segera menjual semuanya. Dalam dokumen yang dirilis, Cook menyatakan dirinya menjual 265.160 saham senilai sekitar USD57,8 juta secara tunai, dalam serangkaian transaksi. Dia menjual sisa saham barunya, 294.840 saham senilai sekitar USD63,7 juta untuk membayar pajak dalam transaksi itu.
Cook yang telah memimpin Apple selama 11 tahun itu dapat memperoleh lagi 560.000 saham per tahun untuk tiga tahun berikutnya jika dia terus konsisten mencapai target kinerjanya.
Apple menjadi perusahaan publik paling bernilai saat ini, dengan Wall Street menilai perusahaan itu sekitar USD1 triliun. Cook juga dapat meyakinkan investor legendaris Warren Buffett dengan visinya. Buffett telah melakukan pembelian selama dua tahun dan sekarang memiliki salah satu saham institusional terbesar di Apple.
Bonus-bonus yang diterima Cook terkait dengan kesepakatan 2013 yang mengaitkan penghargaan sahamnya pada kinerja relatif Apple di Wall Street dan bukan pada kinerja mutlak Apple. (Syarifudin)
(nfl)