Mahalnya Tiket Pesawat Pukul Pariwisata Bangka Belitung

Minggu, 13 Januari 2019 - 13:29 WIB
Mahalnya Tiket Pesawat...
Mahalnya Tiket Pesawat Pukul Pariwisata Bangka Belitung
A A A
PANGKAL PINANG - Mahalnya harga tiket pesawat dari sejumlah maskapai penerbangan dari dan ke Pulau Bangka Belitung (Babel) dikeluhkan para pelaku usaha di sektor pariwisata. Tingginya harga tiket pesawat meski liburan Natal dan Tahun Baru telah usai menyebabkan hotel di Babel sepi.

Di Belitung para pengusaha hotel setempat menuturkan bahwa ribuan pekerja di sektor perhotelan restoran dan travel terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) dikarenakan sepinya wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut. Disebutkan, tingkat hunian hotel di Belitung kini kurang dari 30%.

"Hakikat dari pariwisata ini antara lain traveling, jadi dalam traveling biaya harus terjangkau dan murah. Karena, modal transport ke Babel paling mudah dan nyaman itu menggunakan pesawat," ujar Ketua Umum BPD PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Babel Bambang Patijaya kala diwawancarai SINDOnews di Pangkalpinang, Minggu (13/1/2019).

Bambang menjelaskan kendala yang terjadi saat ini harga tiket pesawat mahal. Oleh karena itu pihaknya mengimbau kepada pemerintah untuk segera turun tangan mengendalikan harga tiket pesawat. Pasalnya, kata dia, jika hanya berharap pada mekanisme pasar, konsekuensinya bagi bisnis perhotelan dan wisata bisa sangat negatif.

"Kita menunggu sampai sekarang harga tiket pesawat tidak turun, maka kami pikir pihak regulator untuk dapat melakukan semacam fungsi kontrol sehingga kemudian harga tiket pesawat dapat kembali normal," tegas Bambang Patijaya.

Bambang Patijaya mengatakan, upaya membangun industri pariwisata di Babel, memerlukan sinergi dari berbagai sektor. Dalam hal ini, kata dia, sektor perhubungan punya peranan penting.

"Jika akses menuju Bangka Belitung itu mahal, tentu itu akan mengancam keberlangsungan bisnis pariwisata. Hotel sepi, travel, rental kendaraan mobil, dan sebagainya juga sepi,"tuturnya.

Jika berkalnjutan, Bambang khawatir hal ini berdampak kepada diambilnya langkah PHK oleh pra pelaku bisnis. Karena itu, tegas dia, langkah antisipatif perlu segera diambil pemerintah. "Makanya kami berharap jangan ada ego sektoral dari sektor tertentu. Mungkin dalam hal ini sektor perhubungan," pungkasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)