Ini Kata Masyarakat Soal Penghapusan Bagasi Gratis di Pesawat

Senin, 14 Januari 2019 - 15:59 WIB
Ini Kata Masyarakat Soal Penghapusan Bagasi Gratis di Pesawat
Ini Kata Masyarakat Soal Penghapusan Bagasi Gratis di Pesawat
A A A
JAKARTA - Dua maskapai penerbangan berbiaya murah (low cost carrier/LCC) yakni Lion Air dan Citilink Indonesia memutuskan menghapus fasilitas bagasi gratis untuk rute penerbangan domestik. Hal ini menyebabkan harga tiket menjadi melambung, karena masyarakat harus membayar tiket pesawat serta bagasinya.

Sejatinya, maskapai tidak melanggar aturan apapun dengan mengambil kebijakan tersebut. Karena dalam aturannya, maskapai LCC memang diizinkan untuk memungut tarif bagasi kepada penumpangnya.

Lantas, bagaimana tanggapan masyarakat mengenai hal tersebut? Adi (25) mengaku tak masalah jika maskapai mengenakan tarif untuk bagasi. Namun, dia berharap maskapai juga mempertimbangkan untuk memberikan tarif lebih murah untuk kapasitas bagasi kecil.

"Kalau bagasi, saya setuju saja dikenakan. Tapi tolong maskapai mempertimbangkan biaya yang lebih murah untuk kapasitas bagasi yang kecil, misal untuk 5-10 kg," katanya saat berbincang dengan SINDOnews di Jakarta, Senin (14/1/2019).

Sebagai pekerja rantauan, hal tersebut sangat penting karena saat pulang ke kampung halamannya, tentu dia akan membawa oleh-oleh yang tidak semua bisa masuk dalam bagasi kabin.

"Kasihan juga penumpang yang bawa barang banyak, sama saja beli tiket pesawat mahal kalau bagasinya mahal. Mending beli tiket pesawat yang premium sekalian seperti Garuda atau Batik Air, selisih harga tidak beda jauh, tapi pelayanan, kualitas oke dan bagasi gratis 20 kg," ungkapnya.

Tak jauh berbeda dengannya, Sakinah (27) juga mengaku tak masalah jika harus dikenakan tarif untuk bagasi. Sebagai traveller, dia selalu cermat terhadap barang bawaan saat bepergian ke luar kota atau luar negeri.

"Sebagai orang yang sering jalan-jalan, saya cermat saja kalau packing atau belanja. Jadi jangan sampai bawaan saya masuk ke bagasi. Seperti AirAsia, itu kan memang bagasi bayar," terang dia.

Lain halnya dengan Anggun (24), dia mengaku sedikit keberatan dengan kebijakan bagasi berbayar. Sebab, sebagai perantau, dia seringkali membawa barang dalam jumlah yang cukup besar ketika kembali dari kampung halamannya di Medan.

"Agak keberatan ya. Soalnya kan kalau pulang kampung pasti kesini bawaan banyak lagi. Bawa oleh-oleh lah," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4308 seconds (0.1#10.140)