Menko Darmin Paparkan Rincian Kemajuan Penerapan B20
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan pemerintah yang menetapkan penggunaan biodiesel B20 secara mandatori cukup berhasil meningkatkan penggunaan minyak sawit (CPO) sebagai Bahan Bakar. Hal ini tergambar dari realisasi kumulatif penyaluran FAME (Fatty Acid Methyl Esters).
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan penyaluran FAME tahun 2018 sebesar 3.478.825 Kiloliter (KL), atau 86% dari target penyaluran FAME sebesar 4.041.358. “Pemerintah sangat mengapresiasi kemajuan kinerja ini,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (17/1).
FAME sendiri merupakan minyak nabati atau lemak hewan yang telah melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dengan begitu, minyak sawit ini bisa dipakai 100% untuk seluruh kendaraan diesel. Bisa juga dicampur dengan Solar pada tingkat tertentu, seperti 20%. Jadi program B20 ini mengkombinasikan 80% Solar dan minyak sawit 20%.
Terkait konfigurasi 25 titik serah/Tangki Bahan Bakar Minyak (TBBM), juga sudah dilakukan pengoperasian 2 floating storage yang berlokasi di Balikpapan. Ini dimulai per 2 Januari 2019, dimana telah dilakukan penerimaan perdana FAME dari PT Wilmar Bioenergi Indonesia dengan menggunakan floating storage sebagai sarana penyimpanan FAME.
Lebih lanjut Menko Darmin menjelaskan, penggunaan floating storage di TBBM Tuban masih terkendala karena potensi ranjau laut dan ombak yang besar pada musim Barat/Timur. “Sebelum hal ini diatasi, penyaluran FAME yang seyogyanya dilakukan melalui laut ke floating storage Tuban, dialihkan ke beberapa TBBM lain, seperti semula,” terang Menko Darmin.
Dengan demikian, titik serah di sekitar Tuban akan tetap seperti semula, yakni 4 TBBM. Sehingga secara keseluruhan, titik serah menjadi 29 (25+4) titik serah. Rinciannya untuk Public Service Obligation (PSO) 2.720.753 KL atau 94% periode Januari-Desember, dan Non-PSO 758.072 KL atau 66% periode September-Desember.
Secara bulanan pun dilaporkan bahwa penyaluran FAME kian membaik. Pada bulan Desember, rasio realisasi penyaluran FAME dengan volume FAME teoritis sebesar 93%. Index keberhasilan ini lebih tinggi dibandingkan dengan index keberhasilan bulan-bulan sebelumnya.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan penyaluran FAME tahun 2018 sebesar 3.478.825 Kiloliter (KL), atau 86% dari target penyaluran FAME sebesar 4.041.358. “Pemerintah sangat mengapresiasi kemajuan kinerja ini,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (17/1).
FAME sendiri merupakan minyak nabati atau lemak hewan yang telah melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dengan begitu, minyak sawit ini bisa dipakai 100% untuk seluruh kendaraan diesel. Bisa juga dicampur dengan Solar pada tingkat tertentu, seperti 20%. Jadi program B20 ini mengkombinasikan 80% Solar dan minyak sawit 20%.
Terkait konfigurasi 25 titik serah/Tangki Bahan Bakar Minyak (TBBM), juga sudah dilakukan pengoperasian 2 floating storage yang berlokasi di Balikpapan. Ini dimulai per 2 Januari 2019, dimana telah dilakukan penerimaan perdana FAME dari PT Wilmar Bioenergi Indonesia dengan menggunakan floating storage sebagai sarana penyimpanan FAME.
Lebih lanjut Menko Darmin menjelaskan, penggunaan floating storage di TBBM Tuban masih terkendala karena potensi ranjau laut dan ombak yang besar pada musim Barat/Timur. “Sebelum hal ini diatasi, penyaluran FAME yang seyogyanya dilakukan melalui laut ke floating storage Tuban, dialihkan ke beberapa TBBM lain, seperti semula,” terang Menko Darmin.
Dengan demikian, titik serah di sekitar Tuban akan tetap seperti semula, yakni 4 TBBM. Sehingga secara keseluruhan, titik serah menjadi 29 (25+4) titik serah. Rinciannya untuk Public Service Obligation (PSO) 2.720.753 KL atau 94% periode Januari-Desember, dan Non-PSO 758.072 KL atau 66% periode September-Desember.
Secara bulanan pun dilaporkan bahwa penyaluran FAME kian membaik. Pada bulan Desember, rasio realisasi penyaluran FAME dengan volume FAME teoritis sebesar 93%. Index keberhasilan ini lebih tinggi dibandingkan dengan index keberhasilan bulan-bulan sebelumnya.
(akr)