Rutin Bersepeda 40 Km ke Kantor
A
A
A
JAKARTA - Gaya hidup sehat para eksekutif cukup menarik untuk dicermati. Tak terkecuali kebiasaan Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo yang kerap bersepeda ke kantor.
Tak tanggung-tanggung, jarak yang ditempuh dari rumah ke kantor pun sangat jauh, yakni hampir 40 km. Berangkat pukul 05.30 pagi, pria kelahiran 1970 ini mengayuh sepedanya menyusuri jalanan Ibu Kota dari Cibubur (Jakarta Timur) ke kawasan Pancoran (Jakarta Selatan).
“Sampai kantor sekitar pukul 07.30 pagi, lalu mandi, istirahat, dan mulai beraktivitas. Biasanya saya melakukan ini (bersepeda ke kantor) dua kali seminggu,” ungkapnya. Menurut Eko, mengendarai sepeda bukan hanya menyalurkan hobi, tetapi juga untuk olahraga.
Dia merasakan bahwa bersepeda pagi-pagi sangat menyehatkan karena bermandikan sinar matahari pagi dan udaranya pun masih sejuk. “Pergi pagi-pagi itu enak, ada sinar matahari dan udaranya sejuk. Segar dan sehat!” ucapnya.
Selain hobi bersepeda, pria kelahiran Jakarta ini juga gemar mengendarai mobil hingga Pulau Lombok. Bersama anak dan istrinya, dia pernah menjelajah ke Kota Semarang, Surabaya, Bali lalu ke Lombok. Menurut alumni ITB itu, pergi bersama keluarga menggunakan mobil itu sangat mengasyikkan.
“Jalanin saja, kalau capai ya berhenti dulu, tidur sebentar.
Pernah mau ke Lombok, kita berhenti dulu di Semarang, lalu ke Surabaya muter-muter kota, lanjut ke Bali sampai Lombok. Untung cutinya cuma dua minggu, kalau sebulan bisa-bisa saya sampai ke Flores,” ujarnya seraya tertawa. Eko juga sangat suka membaca buku atau artikel dalam format digital.
Belakangan ini dia mengaku kerap membaca buku atau artikel religi seperti mengenai kehidupan di akhirat. “Manusia hanya bisa berusaha, ikhtiar, dan tawakal. Semua serahkan kepada Allah. Sekarang ini saya tidak punya ambisi mau jadi apa, ya jalanin saja.
Kalau ditakdirkan oleh Allah ya kita b ismillah lalu jalani. Tapi kalau tidak ditakdirkan, mau dikejar seperti apa pun itu jabatan tidak akan dapat. Malah akhirnya stres sendiri,” tuturnya. Mengenai makanan kesukaan, Eko tidak menyebut spesifik kesukaannya.
Baginya makanan di dunia ini hanyaadaduajenis, yaitu makanan enak dan enak sekali. “Alhamdulillah makanan apa saja saya suka dan untungnya perut saya juga tidak ada pantangan. Saya tidak fanatik sama makanan. Selama itu halal ya saya makan. Saya juga suka makanan pedas, kalau tidak pedas rasanya ada yang kurang,” ucapnya. (Kunthi Fahmar Sandy)
Tak tanggung-tanggung, jarak yang ditempuh dari rumah ke kantor pun sangat jauh, yakni hampir 40 km. Berangkat pukul 05.30 pagi, pria kelahiran 1970 ini mengayuh sepedanya menyusuri jalanan Ibu Kota dari Cibubur (Jakarta Timur) ke kawasan Pancoran (Jakarta Selatan).
“Sampai kantor sekitar pukul 07.30 pagi, lalu mandi, istirahat, dan mulai beraktivitas. Biasanya saya melakukan ini (bersepeda ke kantor) dua kali seminggu,” ungkapnya. Menurut Eko, mengendarai sepeda bukan hanya menyalurkan hobi, tetapi juga untuk olahraga.
Dia merasakan bahwa bersepeda pagi-pagi sangat menyehatkan karena bermandikan sinar matahari pagi dan udaranya pun masih sejuk. “Pergi pagi-pagi itu enak, ada sinar matahari dan udaranya sejuk. Segar dan sehat!” ucapnya.
Selain hobi bersepeda, pria kelahiran Jakarta ini juga gemar mengendarai mobil hingga Pulau Lombok. Bersama anak dan istrinya, dia pernah menjelajah ke Kota Semarang, Surabaya, Bali lalu ke Lombok. Menurut alumni ITB itu, pergi bersama keluarga menggunakan mobil itu sangat mengasyikkan.
“Jalanin saja, kalau capai ya berhenti dulu, tidur sebentar.
Pernah mau ke Lombok, kita berhenti dulu di Semarang, lalu ke Surabaya muter-muter kota, lanjut ke Bali sampai Lombok. Untung cutinya cuma dua minggu, kalau sebulan bisa-bisa saya sampai ke Flores,” ujarnya seraya tertawa. Eko juga sangat suka membaca buku atau artikel dalam format digital.
Belakangan ini dia mengaku kerap membaca buku atau artikel religi seperti mengenai kehidupan di akhirat. “Manusia hanya bisa berusaha, ikhtiar, dan tawakal. Semua serahkan kepada Allah. Sekarang ini saya tidak punya ambisi mau jadi apa, ya jalanin saja.
Kalau ditakdirkan oleh Allah ya kita b ismillah lalu jalani. Tapi kalau tidak ditakdirkan, mau dikejar seperti apa pun itu jabatan tidak akan dapat. Malah akhirnya stres sendiri,” tuturnya. Mengenai makanan kesukaan, Eko tidak menyebut spesifik kesukaannya.
Baginya makanan di dunia ini hanyaadaduajenis, yaitu makanan enak dan enak sekali. “Alhamdulillah makanan apa saja saya suka dan untungnya perut saya juga tidak ada pantangan. Saya tidak fanatik sama makanan. Selama itu halal ya saya makan. Saya juga suka makanan pedas, kalau tidak pedas rasanya ada yang kurang,” ucapnya. (Kunthi Fahmar Sandy)
(nfl)