Impor Jagung di Tengah Panen, DPD Minta Darmin Tak Buru-buru
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba ikut angkat bicara guna menyoal kebijakan impor jagung yang diusung Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. Menurutnya, impor jagung di tengah musim panen merupakan yang salah.
"Menteri Perekonomian Pak Darmin tolong lah tidak terburu-buru impor jagung, yang diimpor kemarin itu sudah cukup, ini sudah masuk musim panen jagung," demikian ujar pria yang biasa disapa Parlindungan di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Ia mencontohnya, panen jagung saat ini sedang terjadi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dimana luas yang siap panen mencapai 27.000 hektar. "Tengoklah Kabupaten Karo, ada 27.000 hektar siap panen, kabupaten lain juga panen," ujarnya.
Harga jagung saat ini sekitar Rp4.700 per kg dan diyakini akan cenderung turun seiring panen di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Apalagi jika impor masuk, harga akan lebih anjlok lagi dan petani merugi.
Lebih lanjut Ia menambahkan, hendaknya kalaupun ada impor secara nasional harus melihat kebutuhan regional dan lokal. Jangan didistribusikan ke daerah yang bisa swasembada karena akan menyusahkan petani karena harga akan rendah sekali. "Jadi kebijakan nasional harus berdasarkan keadaan daerah yang berbeda-beda, ajak Pemerintah Daerah diskusi," tegasnya.
Oleh karena itu, pria asal Sumatera Utara ini mengatakan agar hati-hati dalam mengambil keputusan impor. Buktinya, pengalaman 2018 impor beras 2 juta ton, pasokan banyak, stok cukup, impor sudah masuk, tapi harga beras tak kunjung turun. "Mestinya dengan impor harga langsung turun. Ini kan tanggungjawab kebijakan pak Darmin," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Sarjana Purba turut mengaku kekecewaan terhadap pernyataan Menko Darmin bahwa tidak ada panen jagung. Padahal, saat ini di Kabupaten Karo, Sumatera Utara sedang berlangsung panen raya. "Menteri Darmin datanglah ke Karo. Supaya kita lihat hamparan jagung yang begitu luas di Karo ini. Ada sekitar 27.000 hektar lagi belum panen pak," sebutnya.
"Dengan segala kerendahan hati jangan impor jagung. Jagung di Karo jagung terbaik. Jauh lebih bagus dari jagung impor. Jagung impor itu minyaknya sudah disedot jadi lebih murah," sambungnya.
"Menteri Perekonomian Pak Darmin tolong lah tidak terburu-buru impor jagung, yang diimpor kemarin itu sudah cukup, ini sudah masuk musim panen jagung," demikian ujar pria yang biasa disapa Parlindungan di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Ia mencontohnya, panen jagung saat ini sedang terjadi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dimana luas yang siap panen mencapai 27.000 hektar. "Tengoklah Kabupaten Karo, ada 27.000 hektar siap panen, kabupaten lain juga panen," ujarnya.
Harga jagung saat ini sekitar Rp4.700 per kg dan diyakini akan cenderung turun seiring panen di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Apalagi jika impor masuk, harga akan lebih anjlok lagi dan petani merugi.
Lebih lanjut Ia menambahkan, hendaknya kalaupun ada impor secara nasional harus melihat kebutuhan regional dan lokal. Jangan didistribusikan ke daerah yang bisa swasembada karena akan menyusahkan petani karena harga akan rendah sekali. "Jadi kebijakan nasional harus berdasarkan keadaan daerah yang berbeda-beda, ajak Pemerintah Daerah diskusi," tegasnya.
Oleh karena itu, pria asal Sumatera Utara ini mengatakan agar hati-hati dalam mengambil keputusan impor. Buktinya, pengalaman 2018 impor beras 2 juta ton, pasokan banyak, stok cukup, impor sudah masuk, tapi harga beras tak kunjung turun. "Mestinya dengan impor harga langsung turun. Ini kan tanggungjawab kebijakan pak Darmin," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Sarjana Purba turut mengaku kekecewaan terhadap pernyataan Menko Darmin bahwa tidak ada panen jagung. Padahal, saat ini di Kabupaten Karo, Sumatera Utara sedang berlangsung panen raya. "Menteri Darmin datanglah ke Karo. Supaya kita lihat hamparan jagung yang begitu luas di Karo ini. Ada sekitar 27.000 hektar lagi belum panen pak," sebutnya.
"Dengan segala kerendahan hati jangan impor jagung. Jagung di Karo jagung terbaik. Jauh lebih bagus dari jagung impor. Jagung impor itu minyaknya sudah disedot jadi lebih murah," sambungnya.
(akr)