Laris Manis, Enggar Dukung Ekspor Produk Olahan Kopi ke Rusia
A
A
A
JAKARTA - Produk kopi kemasan dari PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yaitu Torabika Cappucino mendapat respon positif di Rusia. Produk kopi instan ini sukses mencatat peningkatan ekspor ke negaranya Vladimir Putin dengan angka hingga 1.000 kontainer atau tumbuh 30% dari tahun sebelumnya.
Hasil ini membuat Kementerian Perdagangan memberi dukungan terhadap Mayora atas peningkatan eskpornya. Data Kemendag mencatat Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Rusia sebesar USD476,5 juta untuk periode Januari-November 2018.
Karena itu, Kemendag sangat mengapresiasi PT Mayora Indah yang telah berkerja keras dalam meningkatkan nilai ekspor produk olahan kopi ke Rusia. Hal ini dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam perdagangan dan investasi.
"Indonesia selalu melihat Rusia sebagai mitra strategis. Diharapkan ekspor produk olahan kopi ke Rusia akan meningkatkan kepercayaan kepada Indonesia sebagai mitra strategis," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Selain Mayora, kata Enggar, pemerintah juga mendukung para produsen lainnya dalam melakukan ekspor produk bernilai tambah ke mancanegara.
"Selama ini, ekspor utama Indonesia, dimana 50% masih mengandalkan komoditas seperti batubara, hasil tambang, dan minyak sawit. Untuk itu, menjadi tugas kita mempromosikan lebih banyak ekspor produk-produk bernilai tambah seperti produk olahan kopi".
Enggar menyampaikan, kopi bukan hanya sekadar produk melainkan sudah menjadi gaya hidup. Tahun 2018, konsumsi kopi dunia sekitar 157 juta kilogram, dengan pertumbuhan sebesar 2% per tahun dan permintaan kopi akan berlipat ganda pada tahun 2050.
Di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, pertumbuhan permintaan kopi bahkan lebih tinggi yaitu lebih dari 3% per tahun. Finlandia adalah negara dengan penduduk terbanyak peminum kopi di dunia dengan rata-rata 12,9 kg per orang setiap tahunnya atau rata-rata sekitar 14 cangkir sehari.
Hal ini diikuti negara-negara Nordik beriklim dingin lainnya seperti Norwegia, Islandia, dan Denmark. "Kopi sangat populer di negara-negara bersuhu dingin karena tidak hanya membantu memulihkan energi, tetapi juga memberi kehangatan dan kenyamanan," kata Enggar.
Hasil ini membuat Kementerian Perdagangan memberi dukungan terhadap Mayora atas peningkatan eskpornya. Data Kemendag mencatat Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Rusia sebesar USD476,5 juta untuk periode Januari-November 2018.
Karena itu, Kemendag sangat mengapresiasi PT Mayora Indah yang telah berkerja keras dalam meningkatkan nilai ekspor produk olahan kopi ke Rusia. Hal ini dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam perdagangan dan investasi.
"Indonesia selalu melihat Rusia sebagai mitra strategis. Diharapkan ekspor produk olahan kopi ke Rusia akan meningkatkan kepercayaan kepada Indonesia sebagai mitra strategis," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Selain Mayora, kata Enggar, pemerintah juga mendukung para produsen lainnya dalam melakukan ekspor produk bernilai tambah ke mancanegara.
"Selama ini, ekspor utama Indonesia, dimana 50% masih mengandalkan komoditas seperti batubara, hasil tambang, dan minyak sawit. Untuk itu, menjadi tugas kita mempromosikan lebih banyak ekspor produk-produk bernilai tambah seperti produk olahan kopi".
Enggar menyampaikan, kopi bukan hanya sekadar produk melainkan sudah menjadi gaya hidup. Tahun 2018, konsumsi kopi dunia sekitar 157 juta kilogram, dengan pertumbuhan sebesar 2% per tahun dan permintaan kopi akan berlipat ganda pada tahun 2050.
Di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, pertumbuhan permintaan kopi bahkan lebih tinggi yaitu lebih dari 3% per tahun. Finlandia adalah negara dengan penduduk terbanyak peminum kopi di dunia dengan rata-rata 12,9 kg per orang setiap tahunnya atau rata-rata sekitar 14 cangkir sehari.
Hal ini diikuti negara-negara Nordik beriklim dingin lainnya seperti Norwegia, Islandia, dan Denmark. "Kopi sangat populer di negara-negara bersuhu dingin karena tidak hanya membantu memulihkan energi, tetapi juga memberi kehangatan dan kenyamanan," kata Enggar.
(ven)