Harga Properti Residensial Diprediksi Naik di Kuartal I/2019
A
A
A
JAKARTA - Harga properti residensial diperkirakan meningkat pada kuartal pertama tahun ini, terindikasi dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I/2019 sebesar 0,42% (qtq), lebih tinggi dibandingkan 0,35% (qtq) pada kuartal sebelumnya. Kenaikan itu terutama disebabkan naiknya harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, peningkatan kenaikan harga rumah diperkirakan terjadi pada rumah tipe kecil dari 0,39% (qtq) menjadi 0,59% (qtq) dan pada rumah tipe menengah dari 0,28% (qtq) menjadi 0,38% (qtq).
"Sedangkan pada rumah tipe besar, kenaikan harga melambat dari 0,39% (qtq) menjadi 0,29% (qtq)," kata Agusman di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Sementara secara tahunan, kenaikan harga properti residensial pada kuartal I/2019 diperkirakan melambat dari 2,98% (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 1,96% (yoy). Berdasarkan tipe bangunan, melambatnya kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah.
Kenaikan harga rumah tipe kecil diperkirakan melambat dari 4,80% (yoy) menjadi 3,05% (yoy), rumah tipe menengah dari 2,54% (yoy) menjadi 1,61 % (yoy), dan rumah tipe besar dari 1,60% (yoy) menjadi 1,24% (yoy). Berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah tertinggi diperkirakan terjadi di kota Bandar Lampung sedangkan penurunan harga terdalam terjadi di kota Balikpapan.
"Sebanyak 18,84% responden menyatakan bahwa suku bunga KPR saat ini dianggap masih cukup tinggi sehingga menghambat pertumbuhan properti. Selain Itu, faktor lainnya yang menjadi penghambat antara Iain adanya uang muka pembelian rumah, pajak, kenaikan bahan bangunan dan kesulitan dalam pengurusan perizinan," jelasnya.
Sementara itu, kenaikan harga properti residensial secara kuartalan melambat pada kuartal IV/2018, tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV/2018 sebesar 0,35% (qtq), lebih rendah dibandingkan 0,42% (qtq) pada kuartal sebelumnya.
Secara tahunan, kenaikan harga properti residensial juga melambat dari 3,18% (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 2,98% (yoy). Adapun secara kuartalan, melambatnya kenaikan harga properti residensial terjadi pada tipe rumah kecil.
Berdasarkan wilayah, kenaikan harga properti residensial tertinggi pada kuartal IV/2018 terjadi di kota Surabaya. Agusman mengungkapkan, pada kuartal IV/2018, meski kenaikan IHPR secara kuartalan melambat, namun biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk tempat tinggal semakin meningkat.
Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 1,35% (qtq), lebih tinggi dari 0,73% (qtq) pada kuartal sebelumnya. "Adapun secara tahunan, melambatnya kenaikan harga rumah properti residensial terjadi pada semua tipe rumah," tandasnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, peningkatan kenaikan harga rumah diperkirakan terjadi pada rumah tipe kecil dari 0,39% (qtq) menjadi 0,59% (qtq) dan pada rumah tipe menengah dari 0,28% (qtq) menjadi 0,38% (qtq).
"Sedangkan pada rumah tipe besar, kenaikan harga melambat dari 0,39% (qtq) menjadi 0,29% (qtq)," kata Agusman di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Sementara secara tahunan, kenaikan harga properti residensial pada kuartal I/2019 diperkirakan melambat dari 2,98% (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 1,96% (yoy). Berdasarkan tipe bangunan, melambatnya kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah.
Kenaikan harga rumah tipe kecil diperkirakan melambat dari 4,80% (yoy) menjadi 3,05% (yoy), rumah tipe menengah dari 2,54% (yoy) menjadi 1,61 % (yoy), dan rumah tipe besar dari 1,60% (yoy) menjadi 1,24% (yoy). Berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah tertinggi diperkirakan terjadi di kota Bandar Lampung sedangkan penurunan harga terdalam terjadi di kota Balikpapan.
"Sebanyak 18,84% responden menyatakan bahwa suku bunga KPR saat ini dianggap masih cukup tinggi sehingga menghambat pertumbuhan properti. Selain Itu, faktor lainnya yang menjadi penghambat antara Iain adanya uang muka pembelian rumah, pajak, kenaikan bahan bangunan dan kesulitan dalam pengurusan perizinan," jelasnya.
Sementara itu, kenaikan harga properti residensial secara kuartalan melambat pada kuartal IV/2018, tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV/2018 sebesar 0,35% (qtq), lebih rendah dibandingkan 0,42% (qtq) pada kuartal sebelumnya.
Secara tahunan, kenaikan harga properti residensial juga melambat dari 3,18% (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 2,98% (yoy). Adapun secara kuartalan, melambatnya kenaikan harga properti residensial terjadi pada tipe rumah kecil.
Berdasarkan wilayah, kenaikan harga properti residensial tertinggi pada kuartal IV/2018 terjadi di kota Surabaya. Agusman mengungkapkan, pada kuartal IV/2018, meski kenaikan IHPR secara kuartalan melambat, namun biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk tempat tinggal semakin meningkat.
Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 1,35% (qtq), lebih tinggi dari 0,73% (qtq) pada kuartal sebelumnya. "Adapun secara tahunan, melambatnya kenaikan harga rumah properti residensial terjadi pada semua tipe rumah," tandasnya.
(fjo)