Di Kota Ini 70% Masyarakatnya Sudah Nikmati Layanan Gas Bumi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hari ini meresmikan 4.695 Sambungan Rumah (SR) jaringan gas (jargas) rumah tangga di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Hingga saat ini sebanyak 29.061 rumah tangga di kota Tarakan telah teraliri gas bumi.
"Melalui penambahan jargas ini, sekitar 70% masyarakat di Kota Tarakan sudah menikmati manfaat gas bumi," ungkap Jonan dalam keterangan resminya, Jumat (15/2/2019).
Jargas di Kota Tarakan dibangun dalam tiga tahap yaitu tahun 2010 sebanyak 3.366 SR, tahun 2016 21.000 SR dan 2018 sebanyak 4.695 SR. Investasi pembangunan jargas dalam tiga tahap ini mencapai Rp332 miliar.
Pasokan gas untuk jargas kota Tarakan berasal dari Pertamina EP Bunyu dengan alokasi sebesar 0,3 MMSCFD dan Medco Energi sebesar 0,2 MMSCFD. Adapun pembangunan infrastruktur jaringan gas di Kota Tarakan ditugaskan kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018.
Jonan mengatakan, pembangunan jaringan gas ini merupakan bagian program yang dilaksanakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk pemerataan, memprioritaskan sumber daya yang ada untuk kemakmuran rakyat sesuai semangat ketahanan energi. Untuk diketahui, jaringan gas dibangun oleh pemerintah di daerah yang memiliki sumber gas, infrastruktur pasok gas bumi, dan terdapat ketersediaan pengguna.
Keberadaan jaringan gas ini, kata Jonan, akan mengurangi ketergantungan terhadap Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang sebagian masih diimpor. Setahun, kebutuhan LPG nasional mencapai 6,5 juta ton, di mana 4,5 juta di antaranya masih diimpor. Jonan mengatakan, pembangunan jargas mampu menekan biaya subsidi sebesar Rp178 miliar per tahun serta pengurangan impor LPG mencapai 25.500 ton per tahun.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, sebagai subholding gas pihaknya konsisten membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas bumi. "Sampai saat ini, PGN telah mengelola jaringan infrastruktur pipa gas sepanjang 7.453 km yang terus diperluas," paparnya.
Pada tahun 2018, pemerintah membangun jargas sebanyak 89.906 SR di 18 lokasi yaitu Lhokseumawe (2.000 SR), Deli Serdang (5.560 SR), Medan (5.656 SR), Palembang (4.315 SR), Prabumulih (6.018 SR), Musi Rawas (5.182 SR), Serang (5.043 SR), Cirebon (3.503 SR), Bogor (5.120 SR), Sidoarjo (7.093 SR), Pasuruan (6.314 SR), Probolinggo (5.088 SR), Bontang (5.005 SR), Penajam Paser Utara (4.260 SR), Balikpapan (5.000 SR), Tarakan (4.695 SR), Samarinda (4.500 SR) dan PALI (5.375 SR).
"Tahun 2018 jargas kota dibangun dengan APBN sebanyak 89.727 SR melalui penugasan kepada Pertamina dan PGN. Sisanya, 523 SR dibangun dengan dana non APBN, yaitu menggunakan dana investasi PT PGN (Persero)" jelas Jonan.
Jargas disebut memiliki banyak keunggulan. Gas yang dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah tangga merupakan gas alam yang sangat bersih. Jargas juga jauh lebih aman karena tekanan jargas lebih rendah dari tekanan LPG. Artinya, apabila ada kebocoran, gas langsung naik ke atas ke udara bebas.
Keunggulan lain adalah dapat dilakukan penghematan baik dari sisi konsumen maupun pemerintah. Pengunaannya dapat mengurangi biaya rumah tangga hingga Rp90.000 per bulan per keluarga. Jargas juga lebih praktis dibandingkan LPG karena pasokan terjamin 24 jam.
"Melalui penambahan jargas ini, sekitar 70% masyarakat di Kota Tarakan sudah menikmati manfaat gas bumi," ungkap Jonan dalam keterangan resminya, Jumat (15/2/2019).
Jargas di Kota Tarakan dibangun dalam tiga tahap yaitu tahun 2010 sebanyak 3.366 SR, tahun 2016 21.000 SR dan 2018 sebanyak 4.695 SR. Investasi pembangunan jargas dalam tiga tahap ini mencapai Rp332 miliar.
Pasokan gas untuk jargas kota Tarakan berasal dari Pertamina EP Bunyu dengan alokasi sebesar 0,3 MMSCFD dan Medco Energi sebesar 0,2 MMSCFD. Adapun pembangunan infrastruktur jaringan gas di Kota Tarakan ditugaskan kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018.
Jonan mengatakan, pembangunan jaringan gas ini merupakan bagian program yang dilaksanakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk pemerataan, memprioritaskan sumber daya yang ada untuk kemakmuran rakyat sesuai semangat ketahanan energi. Untuk diketahui, jaringan gas dibangun oleh pemerintah di daerah yang memiliki sumber gas, infrastruktur pasok gas bumi, dan terdapat ketersediaan pengguna.
Keberadaan jaringan gas ini, kata Jonan, akan mengurangi ketergantungan terhadap Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang sebagian masih diimpor. Setahun, kebutuhan LPG nasional mencapai 6,5 juta ton, di mana 4,5 juta di antaranya masih diimpor. Jonan mengatakan, pembangunan jargas mampu menekan biaya subsidi sebesar Rp178 miliar per tahun serta pengurangan impor LPG mencapai 25.500 ton per tahun.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, sebagai subholding gas pihaknya konsisten membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas bumi. "Sampai saat ini, PGN telah mengelola jaringan infrastruktur pipa gas sepanjang 7.453 km yang terus diperluas," paparnya.
Pada tahun 2018, pemerintah membangun jargas sebanyak 89.906 SR di 18 lokasi yaitu Lhokseumawe (2.000 SR), Deli Serdang (5.560 SR), Medan (5.656 SR), Palembang (4.315 SR), Prabumulih (6.018 SR), Musi Rawas (5.182 SR), Serang (5.043 SR), Cirebon (3.503 SR), Bogor (5.120 SR), Sidoarjo (7.093 SR), Pasuruan (6.314 SR), Probolinggo (5.088 SR), Bontang (5.005 SR), Penajam Paser Utara (4.260 SR), Balikpapan (5.000 SR), Tarakan (4.695 SR), Samarinda (4.500 SR) dan PALI (5.375 SR).
"Tahun 2018 jargas kota dibangun dengan APBN sebanyak 89.727 SR melalui penugasan kepada Pertamina dan PGN. Sisanya, 523 SR dibangun dengan dana non APBN, yaitu menggunakan dana investasi PT PGN (Persero)" jelas Jonan.
Jargas disebut memiliki banyak keunggulan. Gas yang dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah tangga merupakan gas alam yang sangat bersih. Jargas juga jauh lebih aman karena tekanan jargas lebih rendah dari tekanan LPG. Artinya, apabila ada kebocoran, gas langsung naik ke atas ke udara bebas.
Keunggulan lain adalah dapat dilakukan penghematan baik dari sisi konsumen maupun pemerintah. Pengunaannya dapat mengurangi biaya rumah tangga hingga Rp90.000 per bulan per keluarga. Jargas juga lebih praktis dibandingkan LPG karena pasokan terjamin 24 jam.
(fjo)