Laba Bersih Adira Finance Rp1,82 T & Pembiayaan Baru Rp38,2 T
A
A
A
JAKARTA - Ekonomi Indonesia yang bertumbuh berefek positif bagi PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) selama 2018. Di akhir tahun 2018, Adira Finance membukukan lababersih sebesar Rp1,82 triliun, naik sebesar 29%dibandingkan tahun 2017. Sedangkan penyaluran pembiayaan baru mencapai Rp38,2 triliun selama tahun 2018, yang tumbuh sebesar 17%dibandingkan tahun 2017.
Secara keseluruhan, laba bersih yang lebih tinggi didorong kenaikanpendapatan bunga sebesar 12% menjadi sebesarRp 10,9 triliun, sementara beban bunga hanya tumbuhsebesar 3%. Karena itu, pendapatan bunga bersihmeningkat sebesar 19% menjadi Rp6,7 triliun yang berartimemberikan kontribusi besar pada pertumbuhan profitabilitas secara keseluruhan.
’’Secara keseluruhan, Adira Finance membukukanpenyaluran pembiayaan baru sebesar Rp38,2 triliun selama tahun 2018, yang tumbuh sebesar 17%dibandingkan tahun 2017. Kami juga puastelah membukukan pertumbuhan laba bersih yang kuatyang mencapai Rp1,8 triliun,” ungkap Hafid Hadeli,Presiden Direktur Adira Finance dalam Media Update di Jakarta, Jumat (15/2).
Hafid menjelaskan, segmen sepeda motorbaru dan mobil baru turut berkontribusi besar terhadap pertumbuhan secara keseluruhan. Didorong olehpertumbuhan pembiayaan baru, piutang yang dikelolatumbuh 13% menjadi Rp 51,3 triliun. Pembiayaan mobil naik 23% (y/y) dari tahun 2017menjadi Rp16,8 triliun.
Pertumbuhan secarakeseluruhan didorong oleh pembiayaan mobil baru yang tumbuh sebesar 27% menjadi Rp10 triliun. Mobil komersial baru membukukan pertumbuhan yanglebih kuat sebesar 43% menjadi Rp5,6 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan mobil penumpangbaru sebesar 10% menjadi Rp4,5 triliun. Segmen mobilbekas tumbuh sebesar 18% menjadi Rp6,8 triliun,sebagian besar didorong oleh pertumbuhan mobilpenumpang bekas sebesar 23%.
Dengan demikian, Perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar pada pembiayaanmobil hingga mencapai sebesar 4,8% dari totalpenjualan mobil domestik di tahun 2018. Segmen sepeda motor mencatat pertumbuhan sebesar15% dibandingkan tahun 2017 menjadi Rp 19,0 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan daripembiayaan motor baru sebesar 20% sehingga kamimembukukan kenaikan pangsa pasar sebesar 60 bps(basis points) menjadi 11,8% di tahun 2018.
’’Kendati mencatatkan pertumbuhanpembiayaan baru yang kuat sebesar 17% di tahun 2018,kami terus melakukan upaya yang intensif dalammelakukan penyaluran kredit yang prudent untukmenjaga kualitas aset. NPL berada pada posisi 1.7%untuk tahun 2018. Biaya kredit secara konsolidasi,termasuk piutang pembiayaan bersama adalah sebesar 5,1% dari total piutang yang dikelola pada tahun 2018,’’jelasnya.
Hingga Desember 2018, penjualan sepeda motordomestik terus menunjukkan pertumbuhan yangmenjanjikan, tercatat sebesar 6.4 juta unit atau tumbuh sebesar 8.4% dibandingkan tahun lalu. Hal inimerupakan pertumbuhan tahunan tertinggi sejakpenurunan penjualan domestik pada tahun 2015.
Sementara penjualan mobil terus tumbuh sebesar 7%menjadi 1,15 juta unit, didukung oleh pertumbuhanpenjualan mobil komersial baru sebesar 18% dan mobil
penumpang baru sebesar 4%. Proyek-Proyek infrastruktur, konstruksi, dan pertambangan jugamembantu meningkatkan penjualan pada segmen mobil
komersial.
Selainitu, biaya operasi naik menjadi Rp 3,4 triliun, terutamadidorong oleh kenaikan gaji dan tunjangan denganpenyesuaian upah minimum regional, penyesuaian gaji tahunan serta pelatihan dalam upaya meningkatkankualitas sumber daya manusia. Perusahaan meningkatkan total pinjaman sebesar 4,6%menjadi Rp22,0 triliun untuk mendukung pertumbuhanbisnis kami. Pinjaman bank meningkat 12% (y/y)didorong oleh pinjaman luar negeri. Selama 2018,perusahaan telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 3,89triliun dan Sukuk mudharabah sebesar Rp 490 miliar.
’’Rasio keseluruhan antara pinjaman bank dan obligasiadalah 54:46. Total ekuitas mencapai Rp. 7,0 triliun danrasio gearing 3,1x untuk akhir tahun 2018,”kata I DewaMade Susila, Direktur Keuangan Adira Finance.
Secara keseluruhan, laba bersih yang lebih tinggi didorong kenaikanpendapatan bunga sebesar 12% menjadi sebesarRp 10,9 triliun, sementara beban bunga hanya tumbuhsebesar 3%. Karena itu, pendapatan bunga bersihmeningkat sebesar 19% menjadi Rp6,7 triliun yang berartimemberikan kontribusi besar pada pertumbuhan profitabilitas secara keseluruhan.
’’Secara keseluruhan, Adira Finance membukukanpenyaluran pembiayaan baru sebesar Rp38,2 triliun selama tahun 2018, yang tumbuh sebesar 17%dibandingkan tahun 2017. Kami juga puastelah membukukan pertumbuhan laba bersih yang kuatyang mencapai Rp1,8 triliun,” ungkap Hafid Hadeli,Presiden Direktur Adira Finance dalam Media Update di Jakarta, Jumat (15/2).
Hafid menjelaskan, segmen sepeda motorbaru dan mobil baru turut berkontribusi besar terhadap pertumbuhan secara keseluruhan. Didorong olehpertumbuhan pembiayaan baru, piutang yang dikelolatumbuh 13% menjadi Rp 51,3 triliun. Pembiayaan mobil naik 23% (y/y) dari tahun 2017menjadi Rp16,8 triliun.
Pertumbuhan secarakeseluruhan didorong oleh pembiayaan mobil baru yang tumbuh sebesar 27% menjadi Rp10 triliun. Mobil komersial baru membukukan pertumbuhan yanglebih kuat sebesar 43% menjadi Rp5,6 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan mobil penumpangbaru sebesar 10% menjadi Rp4,5 triliun. Segmen mobilbekas tumbuh sebesar 18% menjadi Rp6,8 triliun,sebagian besar didorong oleh pertumbuhan mobilpenumpang bekas sebesar 23%.
Dengan demikian, Perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar pada pembiayaanmobil hingga mencapai sebesar 4,8% dari totalpenjualan mobil domestik di tahun 2018. Segmen sepeda motor mencatat pertumbuhan sebesar15% dibandingkan tahun 2017 menjadi Rp 19,0 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan daripembiayaan motor baru sebesar 20% sehingga kamimembukukan kenaikan pangsa pasar sebesar 60 bps(basis points) menjadi 11,8% di tahun 2018.
’’Kendati mencatatkan pertumbuhanpembiayaan baru yang kuat sebesar 17% di tahun 2018,kami terus melakukan upaya yang intensif dalammelakukan penyaluran kredit yang prudent untukmenjaga kualitas aset. NPL berada pada posisi 1.7%untuk tahun 2018. Biaya kredit secara konsolidasi,termasuk piutang pembiayaan bersama adalah sebesar 5,1% dari total piutang yang dikelola pada tahun 2018,’’jelasnya.
Hingga Desember 2018, penjualan sepeda motordomestik terus menunjukkan pertumbuhan yangmenjanjikan, tercatat sebesar 6.4 juta unit atau tumbuh sebesar 8.4% dibandingkan tahun lalu. Hal inimerupakan pertumbuhan tahunan tertinggi sejakpenurunan penjualan domestik pada tahun 2015.
Sementara penjualan mobil terus tumbuh sebesar 7%menjadi 1,15 juta unit, didukung oleh pertumbuhanpenjualan mobil komersial baru sebesar 18% dan mobil
penumpang baru sebesar 4%. Proyek-Proyek infrastruktur, konstruksi, dan pertambangan jugamembantu meningkatkan penjualan pada segmen mobil
komersial.
Selainitu, biaya operasi naik menjadi Rp 3,4 triliun, terutamadidorong oleh kenaikan gaji dan tunjangan denganpenyesuaian upah minimum regional, penyesuaian gaji tahunan serta pelatihan dalam upaya meningkatkankualitas sumber daya manusia. Perusahaan meningkatkan total pinjaman sebesar 4,6%menjadi Rp22,0 triliun untuk mendukung pertumbuhanbisnis kami. Pinjaman bank meningkat 12% (y/y)didorong oleh pinjaman luar negeri. Selama 2018,perusahaan telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 3,89triliun dan Sukuk mudharabah sebesar Rp 490 miliar.
’’Rasio keseluruhan antara pinjaman bank dan obligasiadalah 54:46. Total ekuitas mencapai Rp. 7,0 triliun danrasio gearing 3,1x untuk akhir tahun 2018,”kata I DewaMade Susila, Direktur Keuangan Adira Finance.
(aww)