Pendapatan Premi Asuransi Umum Capai Rp69,9 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan angka pendapatan premi untuk asuransi umum tahun 2018 tercatat Rp69,9 triliun atau tumbuh sebesar 9,8% dibanding tahun 2017 dari Rp63,6 triliun. Sementara itu, lini bisnis asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada akhir tahun 2018 yaitu asuransi Rangka Kapal, Asuransi Energi dan Asuransi Kecelakaan.
Sedangkan selebihnya mencatatkan pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Wakil Ketua sekaligus Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa dan Aktuaria Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmean mengatakan, klaim pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp30,1 triliun dimana naik 8,1% dari tahun 2017 yang tercatat Rp27,7 triliun.
"Peningkatan klaim terjadi hampir pada sebagian lini usaha Asuransi, namun demikian tercatat 5 lini usaha mencatatkan penurunan klaim yaitu Asuransi pengangkutan, Asuransi Rangka Kapal, Asuransi Energi, Asuransi Rekayasa dan asuransi tanggung gugat," kata Trinita di Jakarta, Rabu (20/2).
Adapun claim Ratio tahun 2018 tercatat sebesar 43,2%, menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 43,5%. Dia menuturkan, untuk asuransi harta benda mengalami pertumbuhan positif karena didorong peningkatan performa pasar properti baik komersial maupun residensial.
Dari sisi komersial peningkatan supply properti didorong segmen lahan industri, sementara dari sisi residensial didorong oleh segmen rumah Tipe menengah. Sedangkan suransi Kendaraan Bermotor mengalami pertumbuhan sebesar 7,8% didukung oleh penjualan kendaraan bermotor yang meningkat di tahun 2018.
Untuk asuransi Pengangkutan, mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2018 dibanding tahun lalu, sebesar 11,1% sejalan dengan peningkatan aktivitas perekonomian yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,18%, serta kenaikan volume pengangkutan barang selama tahun 2018 sebesar 5%. Selanjutnya pada asuransi Kredit mengalami pertumbuhan positif dibanding tahun lalu, sebesar 52,2%.
Menurutnya, beberapa hal yang mendukung pertumbuhan tersebut antara lain komitmen Pemerintah dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penyaluran KUR hingga akhir tahun 2018 sudah mencapai Rp120,34 triliun. "Selain meningkatkan target penyaluran, pemerintah juga telah menurunkan suku bunga KUR di tahun 2018 dari yang semula 9% menjadi 7%," papar Trinita.
Pertumbuhan Kredit Perbankan yang positif sejalan pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir tahun 2018 pertumbuhan kredit perbankan mencapai double digit yaitu 11,75% YoY yang didorong oleh sektor listrik, gas dan air, transportasi dan pertambangan. Untuk asuransi Penjaminan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2018 dibanding tahun lalu sebesar 8,8%.
Pertumbuhan positif ini sejalan dengan peningkatan jumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang selesai hingga akhir tahun 2018. Di tahun 2019 pemerintah menargetkan akan merampungkan 25 PSN lain yang akan meningkatkan akumulasi nilai PSN yang telah selesai menjadi Rp260,30 triliun.
Sementara itu, asuransi energi mengalami pertumbuhan negatif tahun 2018 dibanding tahun lalu, sebesar -7,9% didorong oleh sektor energi Indonesia masih cenderung lesu.
Sedangkan selebihnya mencatatkan pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Wakil Ketua sekaligus Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa dan Aktuaria Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmean mengatakan, klaim pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp30,1 triliun dimana naik 8,1% dari tahun 2017 yang tercatat Rp27,7 triliun.
"Peningkatan klaim terjadi hampir pada sebagian lini usaha Asuransi, namun demikian tercatat 5 lini usaha mencatatkan penurunan klaim yaitu Asuransi pengangkutan, Asuransi Rangka Kapal, Asuransi Energi, Asuransi Rekayasa dan asuransi tanggung gugat," kata Trinita di Jakarta, Rabu (20/2).
Adapun claim Ratio tahun 2018 tercatat sebesar 43,2%, menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 43,5%. Dia menuturkan, untuk asuransi harta benda mengalami pertumbuhan positif karena didorong peningkatan performa pasar properti baik komersial maupun residensial.
Dari sisi komersial peningkatan supply properti didorong segmen lahan industri, sementara dari sisi residensial didorong oleh segmen rumah Tipe menengah. Sedangkan suransi Kendaraan Bermotor mengalami pertumbuhan sebesar 7,8% didukung oleh penjualan kendaraan bermotor yang meningkat di tahun 2018.
Untuk asuransi Pengangkutan, mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2018 dibanding tahun lalu, sebesar 11,1% sejalan dengan peningkatan aktivitas perekonomian yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,18%, serta kenaikan volume pengangkutan barang selama tahun 2018 sebesar 5%. Selanjutnya pada asuransi Kredit mengalami pertumbuhan positif dibanding tahun lalu, sebesar 52,2%.
Menurutnya, beberapa hal yang mendukung pertumbuhan tersebut antara lain komitmen Pemerintah dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penyaluran KUR hingga akhir tahun 2018 sudah mencapai Rp120,34 triliun. "Selain meningkatkan target penyaluran, pemerintah juga telah menurunkan suku bunga KUR di tahun 2018 dari yang semula 9% menjadi 7%," papar Trinita.
Pertumbuhan Kredit Perbankan yang positif sejalan pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir tahun 2018 pertumbuhan kredit perbankan mencapai double digit yaitu 11,75% YoY yang didorong oleh sektor listrik, gas dan air, transportasi dan pertambangan. Untuk asuransi Penjaminan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2018 dibanding tahun lalu sebesar 8,8%.
Pertumbuhan positif ini sejalan dengan peningkatan jumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang selesai hingga akhir tahun 2018. Di tahun 2019 pemerintah menargetkan akan merampungkan 25 PSN lain yang akan meningkatkan akumulasi nilai PSN yang telah selesai menjadi Rp260,30 triliun.
Sementara itu, asuransi energi mengalami pertumbuhan negatif tahun 2018 dibanding tahun lalu, sebesar -7,9% didorong oleh sektor energi Indonesia masih cenderung lesu.
(akr)