Mengurangi Emisi Karbon dengan Menggenjot Industri Mobil Listrik
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan menerapkan pembangunan rendah karbon dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2045. Pembangunan rendah emisi bukan lagi sebuah opsi, melainkan keharusan untuk mencapai target mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29%.
"Sekarang ada peluang nyata bagi Indonesia untuk lebih menguatkan perencanaan pembangunan rendah karbon dalam rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjangnya," ugkap Christiana Figueres, Pemrakarsa (Convenor) Mission 2020 dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change), lembaga PBB yang mengurusi masalah perubahan iklim dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pemerintah sudah berupaya memasukkan pembangunan rendah karbon menjadi mainstream di RPJMN. Namun hingga saat ini, pemerintah belum menerbitkan Peraturan Presiden soal perencanaan pembangunan rendah karbon.
Aturan tersebut semestinya membantu pemerintah. Pada periode selanjutnya mengimplementasikan pembangunan rendah karbon yang terangkum di dalam RPJMN.
"Salah satu kebijakan untuk mendukung pembangunan rendah karbon ialah memperkuat penerapan energi terbarukan. Indonesia sejauh ini memiliki lima sumber energi terbarukan, yakni panas bumi, angin, tenaga surya, bioenergi, serta air," tegas Bambang.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sejak Indonesia menjadi tuan rumah COP 13 pada tahun 2007, dan sekarang bertujuan untuk mencapai target pengurangan emisi sebesar 29% (dengan dana pemerintah), dan hingga 41% apabila dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
"Ini menunjukkan bahwa pembangunan rendah karbon bukan hanya program pemerintah, tetapi akhirnya juga menjadi kebutuhan para pelaku non-pemerintah. Bersama-sama kita dapat mencapai target pengurangan emisi nasional kita”, kata Dicky Edwin Hindarto, dari Yayasan Mitra Hijau (YMH) yang merupakan pendiri Jejaring Indonesia Rendah Emisi (JIRE).
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto, mengatakan langkah strategis sudah dipersiapkan secara bertahap menuju produksi mobil atau sepeda motor listrik yang berdaya saing di pasar domestik maupun ekspor.
"Bahkan dalam hal ini, kita menargetkan produksi mobil listrik (molis) dapat tembus 20% dari produksi nasional di tahun 2025 sebanyak 400.000 unit," kata Harjanto.
"Sekarang ada peluang nyata bagi Indonesia untuk lebih menguatkan perencanaan pembangunan rendah karbon dalam rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjangnya," ugkap Christiana Figueres, Pemrakarsa (Convenor) Mission 2020 dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change), lembaga PBB yang mengurusi masalah perubahan iklim dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pemerintah sudah berupaya memasukkan pembangunan rendah karbon menjadi mainstream di RPJMN. Namun hingga saat ini, pemerintah belum menerbitkan Peraturan Presiden soal perencanaan pembangunan rendah karbon.
Aturan tersebut semestinya membantu pemerintah. Pada periode selanjutnya mengimplementasikan pembangunan rendah karbon yang terangkum di dalam RPJMN.
"Salah satu kebijakan untuk mendukung pembangunan rendah karbon ialah memperkuat penerapan energi terbarukan. Indonesia sejauh ini memiliki lima sumber energi terbarukan, yakni panas bumi, angin, tenaga surya, bioenergi, serta air," tegas Bambang.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sejak Indonesia menjadi tuan rumah COP 13 pada tahun 2007, dan sekarang bertujuan untuk mencapai target pengurangan emisi sebesar 29% (dengan dana pemerintah), dan hingga 41% apabila dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
"Ini menunjukkan bahwa pembangunan rendah karbon bukan hanya program pemerintah, tetapi akhirnya juga menjadi kebutuhan para pelaku non-pemerintah. Bersama-sama kita dapat mencapai target pengurangan emisi nasional kita”, kata Dicky Edwin Hindarto, dari Yayasan Mitra Hijau (YMH) yang merupakan pendiri Jejaring Indonesia Rendah Emisi (JIRE).
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto, mengatakan langkah strategis sudah dipersiapkan secara bertahap menuju produksi mobil atau sepeda motor listrik yang berdaya saing di pasar domestik maupun ekspor.
"Bahkan dalam hal ini, kita menargetkan produksi mobil listrik (molis) dapat tembus 20% dari produksi nasional di tahun 2025 sebanyak 400.000 unit," kata Harjanto.
(ven)