Ekspor Beras Indonesia ke Malaysia Kembali Dijajaki

Jum'at, 22 Februari 2019 - 23:09 WIB
Ekspor Beras Indonesia ke Malaysia Kembali Dijajaki
Ekspor Beras Indonesia ke Malaysia Kembali Dijajaki
A A A
JAKARTA - Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan Bulog kembali menjajaki peluang ekspor beras ke Negara Malaysia. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi bersama Judith J Dipodiputro, Direktur Komersil Perum Bulog dan KBRI Kuala Lumpur saat melakukan pertemuan dengan Padiberas Nasional Berhad (Bernas) di Kuala Lumpur.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Kuala Lumpur ini, Agung diterima oleh CEO Bernas, Ismail Mohamed Yusoff dan Chairman Bernas, Megat Joha yang didampingi pejabat tinggi Bernas. Sebagai informasi Bernas merupakan satu-satunya institusi yang telah ditunjuk oleh pemerintah Malaysia untuk menangani import beras ke Malaysia. Ismail Mohamed Yusoff menyatakan market share beras di Malaysia sebesar 60% dipenuhi dari produksi domestik dan 40% dari impor.

Melalui pertemuan ini, Bernas menyetujui untuk melakukan kerja sama dengan Perum Bulog untuk impor beras dari Indonesia. Sebagai langkah awal, dalam waktu dekat Bernas akan melakukan kunjungan ke Indonesia untuk melakukan identifikasi, observasi dan pembahasan lebih lanjut dengan Bulog terkait rencana eksport ke Malaysia. Mendengar respons dari Bernas, Agung dan rombongan merasa senang dan optimis ekspor beras dari Indonesia ke Malaysia bisa dilakukan.

"Sehubungan adanya peluang kerjasama ekspor beras ke Malaysia, Perum Bulog diharapkan perlu lebih proaktif dalam melakukan round table meeting antara distributor ke dua belah pihak, sehingga ekspor bisa segera direalisasikan," ujar Agung.

Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menyatakan bahwa Bulog menargetkan ekspor beras ke sejumlah negara tetangga pada pertengahan tahun 2019 mendatang dalam rapat kerja jajaran Kementerian Pertanian dengan Komisi IV DPR RI (21/1/2019) dan Bulog. Target ini diprediksi akan berlangsung seusai panen raya pada pertengahan bulan April hingga akhir Mei 2019.

"Makanya kita targetkan bulan januari sampai april itu kita akan menyerap 1,8 juta ton beras dari petani. Kalau ditambah dengan sisa beras kita hasilnya bisa lebih dari 4 juta ton, kan kita masih punya sisa 2,1 juta," kata Buwas -sapaan akrab Budi Waseso- saat menghadiri Rapat Kerja Menteri Pertanian Dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, beberapa waktu lalu (21/1).

Beberapa waktu lalu Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara juga telah berhasil meyakinkan negara Malaysia dan Brunai untuk memasok padi adan sebagai bahan kebutuhan mereka. Ekspor ke dua negara ini jumlahnya bahkan mencapai puluhan ton. Setiap kali panen, tak kurang dari 10 ton beras adan secara periodik selalu di expor ke Negara Malaysia dan Brunei.

Padi Adan merupakan salah satu komoditi yang menjadi andalan dari wilayah perbatasan Krayan Kalimantan Utara dan merupakan bibit lokal hasil budidaya masyarakat yang bermukim di daratan tinggi Borneo, khususnya di Krayan yang masuk Kabupaten Nunukan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3371 seconds (0.1#10.140)