Dolar Tergelincir Seiring Kemungkinan Kesepakatan Dagang AS-China
A
A
A
TORONTO - Dolar Amerika Serikat (USD) jatuh pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, setelah pemimpin utama AS dan China mengatakan kemungkinan terjadinya kesepakatan dagang kedua negara.
Hal ini membuat investor melepas aset safe haven yaitu dolar AS untuk selanjutnya mengambil aset berisiko seperti euro.
Menjelang satu minggu tenggat kesepakatan AS dengan China, pada Jumat kemarin, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping--keduanya mengatakan ada kemajuan besar dalam pembicaraan dagang kedua negara. Dan kesepakatan kemungkinan terjadi dalam waktu dekat.
Bahkan Xi Jinping telah mengirim surat kepada Trump soal kemajuan dalam pembicaraan dagang negaranya dengan AS.
Melansir dari Reuters, Sabtu (23/2/2019), pembicaraan kedua pemimpin itu membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama, turun 0,06% menjadi 96,54. Euro mendatar terhadap USD di level 1,1341. Dolar Australia naik 0,6% menjadi USD0,7134.
"Pasar telah bergerak kembali ke mode on. Meski ini memberi tekanan pada dolar AS tapi saham dan komoditas telah bergerak naik. Ada optimisme soal kesepakatan dagang," ujar Alfonso Esparza, analis pasar saham senior di Oanda di Toronto, Kanada.
Hal ini membuat investor melepas aset safe haven yaitu dolar AS untuk selanjutnya mengambil aset berisiko seperti euro.
Menjelang satu minggu tenggat kesepakatan AS dengan China, pada Jumat kemarin, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping--keduanya mengatakan ada kemajuan besar dalam pembicaraan dagang kedua negara. Dan kesepakatan kemungkinan terjadi dalam waktu dekat.
Bahkan Xi Jinping telah mengirim surat kepada Trump soal kemajuan dalam pembicaraan dagang negaranya dengan AS.
Melansir dari Reuters, Sabtu (23/2/2019), pembicaraan kedua pemimpin itu membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama, turun 0,06% menjadi 96,54. Euro mendatar terhadap USD di level 1,1341. Dolar Australia naik 0,6% menjadi USD0,7134.
"Pasar telah bergerak kembali ke mode on. Meski ini memberi tekanan pada dolar AS tapi saham dan komoditas telah bergerak naik. Ada optimisme soal kesepakatan dagang," ujar Alfonso Esparza, analis pasar saham senior di Oanda di Toronto, Kanada.
(ven)