Rupiah Melanjutkan Pelemahan ke Rp13.980 per USD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan dagang Rabu (10/6/2020). Data pasar spot di Bloomberg, rupiah terkoreksi 90 poin atau 0,65% menjadi Rp13.980 per USD.
Awal perdagangan, rupiah langsung bergerak melemah 37 poin atau 0,27% ke level Rp13.927 per USD, dibandingkan posisi Rp13.890 per USD pada Selasa kemarin. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.915-Rp14.055 per USD.
Rupiah pun menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah saat yang lain melonjak. Ringgit Malaysia menguat 0,57%, disusul won Korea Selatan naik 0,55%, baht Thailand meningkat 0,52%, dolar Taiwan positif 0,43%, dan yen Jepang menguat 0,41%.
Minimnya sentimen positif di dalam negeri membuat rupiah gagal memanfaatkan melemahnya dolar AS. Mata uang George Washington itu melemah karena hasil pertemuan The Fed selama Selasa dan Rabu pekan ini tidak terjadi perubahan besar seperti yang diharapkan.
The Fed memilih mempertahankan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dalam pertemuan kebijakan moneternya. "The Fed memilih menunggu dan melihat ekonomi AS yang saat ini telah melewati fase krisis. Mereka sedang menunggu untuk memasuki fase penyembuhan," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities di Tokyo.
Melansir dari CNBC, Rabu (10/6/2020), hasil dari The Fed membuat indeks dolar AS yang mengukur kinerja terhadap enam mata uang utama berada di level 96,204, melemah dibandingkan level 97 di sesi sebelumnya.
Awal perdagangan, rupiah langsung bergerak melemah 37 poin atau 0,27% ke level Rp13.927 per USD, dibandingkan posisi Rp13.890 per USD pada Selasa kemarin. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.915-Rp14.055 per USD.
Rupiah pun menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah saat yang lain melonjak. Ringgit Malaysia menguat 0,57%, disusul won Korea Selatan naik 0,55%, baht Thailand meningkat 0,52%, dolar Taiwan positif 0,43%, dan yen Jepang menguat 0,41%.
Minimnya sentimen positif di dalam negeri membuat rupiah gagal memanfaatkan melemahnya dolar AS. Mata uang George Washington itu melemah karena hasil pertemuan The Fed selama Selasa dan Rabu pekan ini tidak terjadi perubahan besar seperti yang diharapkan.
The Fed memilih mempertahankan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dalam pertemuan kebijakan moneternya. "The Fed memilih menunggu dan melihat ekonomi AS yang saat ini telah melewati fase krisis. Mereka sedang menunggu untuk memasuki fase penyembuhan," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities di Tokyo.
Melansir dari CNBC, Rabu (10/6/2020), hasil dari The Fed membuat indeks dolar AS yang mengukur kinerja terhadap enam mata uang utama berada di level 96,204, melemah dibandingkan level 97 di sesi sebelumnya.
(bon)