Harga Minyak Turun Setelah Trump Serukan OPEC Turunkan Harga
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah jatuh pada perdagangan Selasa (26/2/2019), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan kepada OPEC untuk menurunkan harga. Seruan ini agar memudahkan dan meningkatkan penjualan minyak.
Mengutip dari Reuters, harga minyak Brent International turun 10 sen atau 0,2% menjadi USD64,66 per barel pada pukul 03:46 GMT. Dengan hasil ini, harga Brent berada di level terendah sejak 14 Februari. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTO) turun 29 sen alias 0,5% ke level USD55,19 per barel.
Trump pada Senin kemarin, menyatakan keprihatinannya tentang harga minyak yang mulai menanjak. Karena itu, ia menyerukan kepada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) agar menjaga harga tetap stabil.
"Peringatan kali ini membawa beban lebih berat. Apalagi para legislator AS menyerukan untuk membuat sebuah RUU yang mendorong agar OPEC tunduk pada undang-undang antimonopoli AS," kata ANZ Bank di Singapura.
Sebelumnya, OPEC dan negara produsen minyak Rusia pada akhir tahun lalu, sepakat memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari demi mencegah kelebihan pasokan.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, baru-baru ini memperkirakan produksi minyaknya pada Maret depan, akan dilemahkan menjadi 9,8 juta barel per hari demi meningkatkan harga.
Analis mengatakan seruan Trump untuk menurunkan harga seiring sanksi AS terhadap eksportir minyak Venezuela dan Iran. Karena sanksi ini akan mengurangi pasokan dan memberi landasan bagi kenaikan harga.
"AS sadar betul bahwa sanksi mereka terhadap Iran dan Venezuela akan membantu melambungkan harga minyak. Makanya mereka menyerukan OPEC untuk meredakan harga," kata Edward Moya, analis pasar senior di bursa berjangka OANDA.
Mengutip dari Reuters, harga minyak Brent International turun 10 sen atau 0,2% menjadi USD64,66 per barel pada pukul 03:46 GMT. Dengan hasil ini, harga Brent berada di level terendah sejak 14 Februari. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTO) turun 29 sen alias 0,5% ke level USD55,19 per barel.
Trump pada Senin kemarin, menyatakan keprihatinannya tentang harga minyak yang mulai menanjak. Karena itu, ia menyerukan kepada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) agar menjaga harga tetap stabil.
"Peringatan kali ini membawa beban lebih berat. Apalagi para legislator AS menyerukan untuk membuat sebuah RUU yang mendorong agar OPEC tunduk pada undang-undang antimonopoli AS," kata ANZ Bank di Singapura.
Sebelumnya, OPEC dan negara produsen minyak Rusia pada akhir tahun lalu, sepakat memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari demi mencegah kelebihan pasokan.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, baru-baru ini memperkirakan produksi minyaknya pada Maret depan, akan dilemahkan menjadi 9,8 juta barel per hari demi meningkatkan harga.
Analis mengatakan seruan Trump untuk menurunkan harga seiring sanksi AS terhadap eksportir minyak Venezuela dan Iran. Karena sanksi ini akan mengurangi pasokan dan memberi landasan bagi kenaikan harga.
"AS sadar betul bahwa sanksi mereka terhadap Iran dan Venezuela akan membantu melambungkan harga minyak. Makanya mereka menyerukan OPEC untuk meredakan harga," kata Edward Moya, analis pasar senior di bursa berjangka OANDA.
(ven)