Angkasa Pura II Siapkan Investasi Infrastruktur Digital Rp500 Miiar
A
A
A
BANDUNG - PT Angkasa Pura II (AP II) terus membangun infrastruktur digital dalam rangka memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna bandara. Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan perseroan tahun ini menginvestasikan dana sebanyak Rp500 miliar untuk pengembangan soft infrastruktur.
Pengembangan infrastruktur digital ini di antaranya memasukkan unsur e-commerce, e-advertising, e-payment, big data serta airport community.
“Investasi tahun ini kita tambah menjadi total Rp500 miliar, sedangkan total investasi hard infrastruktur memang masih packing besar yakni Rp14 triliun yang mana ini masih menjadi prioritas sebab merupakan core bisnis AP II,” ujarnya usai memberikan kuliah Umum di kampus Universitas Padjajajaran Bandung, kemarin.
Dia menjelaskan, pihaknya menargetkan penerapan konsep smart airport (bandara pintar) 1.0 bisa sempurna pada 2020 mendatang menuju revolusi industri 4.0. Pihaknya juga sudah menyiapkan program smart and connected airport secara berjenjang yang dimulai dengan konsep 1.0 pada 2016 lalu. Konsep tersebut masih terus diperluas penerapannya sekaligus juga disempurnakan.
"Kalau bandara dibilang belum tersentuh revolusi industri 4.0 salah besar karena kami sedang melakukannya sekarang. Tapi ada tahapannya untuk transformasi. Kami mulai dari smart airport selesai tahun depan," kata Awaluddin.
Menurut Awaluddin, basis dari smart airport adalah otomatisasi. Sedangkan, maksud dari connected airport ialah meningkatkan kolaborasi antar stakeholders yang digabungkan dalam satu platform teknologi digital.
"Kalau kita ada platform ke pelanggan, kita juga punya untuk yang internal, dan kita juga punya untuk smart dashboard yang kolaborasikan stakeholders," imbuh Awaluddin.
Dia menambahkan, ada tiga sasaran yang dibidik perusahaan dalam menerapkan smart and connected airport 1.0, yakni meningkatkan pengalaman pelanggan, meningkatkan efisiensi operasi, serta peningkatan bisnis. Sejalan dengan penerapan smart airport, PT ap ii saat ini telah menghasilkan pendapatan dari lini bisnis baru, seperti e-advertising.
Jalin Kerja Sama Riset Kebandarudaraan
Pada kesempatan yang sama, AP II membuka kesempatan kepada para mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk membuat penelitian bidang kebandarudaraan di bandara-bandara kelolaan BUMN itu.
Menurut Awaluddin, industri kebandarudaraan di Indonesia sat ini membutuhkan riset yang banyak mengenai sistem kebandarudaraan.
"Saya membuka apa yang disebut dengan Indonesia Airport Research Study Center. Jadi kami menawarkan apabila mahasiswa Unpad berkenan, maka AP II bisa menjadi objek research atau study untuk kebandarudaraan," kata Awaluddin.
Awaluddin menambahkan, penelitian mahasiswa di Indonesia terkait bidang kebandarudaraan masih jarang ditemui. Karena itu, pihaknya sangat ingin agar penelitian di bidang tersebut semakin banyak digarap supaya ada gagasan-gagasan baru untuk meningkatan industri kebandarudaraan.
Selain itu, lanjut Awaluddin, AP II juga akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa Unpad yang berencana menyelesaikan tugas akhirnya dengan fokus di bidang kebandarudaraan. (Ichsan Amin)
Pengembangan infrastruktur digital ini di antaranya memasukkan unsur e-commerce, e-advertising, e-payment, big data serta airport community.
“Investasi tahun ini kita tambah menjadi total Rp500 miliar, sedangkan total investasi hard infrastruktur memang masih packing besar yakni Rp14 triliun yang mana ini masih menjadi prioritas sebab merupakan core bisnis AP II,” ujarnya usai memberikan kuliah Umum di kampus Universitas Padjajajaran Bandung, kemarin.
Dia menjelaskan, pihaknya menargetkan penerapan konsep smart airport (bandara pintar) 1.0 bisa sempurna pada 2020 mendatang menuju revolusi industri 4.0. Pihaknya juga sudah menyiapkan program smart and connected airport secara berjenjang yang dimulai dengan konsep 1.0 pada 2016 lalu. Konsep tersebut masih terus diperluas penerapannya sekaligus juga disempurnakan.
"Kalau bandara dibilang belum tersentuh revolusi industri 4.0 salah besar karena kami sedang melakukannya sekarang. Tapi ada tahapannya untuk transformasi. Kami mulai dari smart airport selesai tahun depan," kata Awaluddin.
Menurut Awaluddin, basis dari smart airport adalah otomatisasi. Sedangkan, maksud dari connected airport ialah meningkatkan kolaborasi antar stakeholders yang digabungkan dalam satu platform teknologi digital.
"Kalau kita ada platform ke pelanggan, kita juga punya untuk yang internal, dan kita juga punya untuk smart dashboard yang kolaborasikan stakeholders," imbuh Awaluddin.
Dia menambahkan, ada tiga sasaran yang dibidik perusahaan dalam menerapkan smart and connected airport 1.0, yakni meningkatkan pengalaman pelanggan, meningkatkan efisiensi operasi, serta peningkatan bisnis. Sejalan dengan penerapan smart airport, PT ap ii saat ini telah menghasilkan pendapatan dari lini bisnis baru, seperti e-advertising.
Jalin Kerja Sama Riset Kebandarudaraan
Pada kesempatan yang sama, AP II membuka kesempatan kepada para mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk membuat penelitian bidang kebandarudaraan di bandara-bandara kelolaan BUMN itu.
Menurut Awaluddin, industri kebandarudaraan di Indonesia sat ini membutuhkan riset yang banyak mengenai sistem kebandarudaraan.
"Saya membuka apa yang disebut dengan Indonesia Airport Research Study Center. Jadi kami menawarkan apabila mahasiswa Unpad berkenan, maka AP II bisa menjadi objek research atau study untuk kebandarudaraan," kata Awaluddin.
Awaluddin menambahkan, penelitian mahasiswa di Indonesia terkait bidang kebandarudaraan masih jarang ditemui. Karena itu, pihaknya sangat ingin agar penelitian di bidang tersebut semakin banyak digarap supaya ada gagasan-gagasan baru untuk meningkatan industri kebandarudaraan.
Selain itu, lanjut Awaluddin, AP II juga akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa Unpad yang berencana menyelesaikan tugas akhirnya dengan fokus di bidang kebandarudaraan. (Ichsan Amin)
(nfl)