Kurs Rupiah Ditutup Mendatar Iringi Kejatuhan Euro ke Level Terendah
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Selasa (5/3/2019) ditutup mendatar atau tidak jauh dari kisaran level penutupan hari sebelumnya. Perlawanan mata uang Garuda mengiringi kejatuhan euro dan dolar Kanada saat dolar menguat secara luas.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi akhir perdagangan stagnan pada level Rp14.105/USD atau berada pada posisi yang sama dibandingkan penutupan sebelumnya. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.115 hingga Rp14.150/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona hijau dengan berada pada level Rp14.146/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah mendaki dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.149/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat mulai balik melawan, pada perdagangan spot exchange merayap ke level Rp14.127/USD dibandingkan awal pekan, kemarin Rp14.130/USD. Rupiah dalam perdagangan hari kedua pekan ini bergerak pada kisaran Rp14.127-Rp14.154/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah melaju mendatar untuk bertengger ke posisi Rp14.145/USD untuk terus memperlihatkan sinyal penguatan. Posisi ini masih sama dari penutupan, Senin kemarin.
Di sisi lain, Euro jatuh menuju level terendah satu pekan pada perdagangan Selasa seiring penguatan dolar yang terus meluas dan investor mulai berhati-hati menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis, mendatang. ECB menghadapi tekanan yang berkembang untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana melindungi ekonomi zona euro dari perlambatan yang berkepanjangan.
Harapan bahwa bank sentral akan menunda kenaikan suku bunga sampai tahun depan dan segera meluncurkan kembali pinjaman jangka panjang kepada bank telah memberikan tekanan pada euro, yang telah jatuh 1,2% terhadap dolar tahun ini.
Euro tercatat lebih rendah 0,2% ke posisi 1,1318 saat melawan dolar dan telah menyentuh posisi terendah 7 hari dari 1,1309 pada hari Senin. Di tempat lain, dolar Kanada jatuh ke level terendah dalam lebih dari lima minggu di tengah harapan bahwa bank sentral mendekati titik balik kebijakan dan ketika kekhawatiran tumbuh atas skandal politik yang telah memicu pengunduran diri anggota kabinet.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi akhir perdagangan stagnan pada level Rp14.105/USD atau berada pada posisi yang sama dibandingkan penutupan sebelumnya. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.115 hingga Rp14.150/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona hijau dengan berada pada level Rp14.146/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah mendaki dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.149/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat mulai balik melawan, pada perdagangan spot exchange merayap ke level Rp14.127/USD dibandingkan awal pekan, kemarin Rp14.130/USD. Rupiah dalam perdagangan hari kedua pekan ini bergerak pada kisaran Rp14.127-Rp14.154/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah melaju mendatar untuk bertengger ke posisi Rp14.145/USD untuk terus memperlihatkan sinyal penguatan. Posisi ini masih sama dari penutupan, Senin kemarin.
Di sisi lain, Euro jatuh menuju level terendah satu pekan pada perdagangan Selasa seiring penguatan dolar yang terus meluas dan investor mulai berhati-hati menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis, mendatang. ECB menghadapi tekanan yang berkembang untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana melindungi ekonomi zona euro dari perlambatan yang berkepanjangan.
Harapan bahwa bank sentral akan menunda kenaikan suku bunga sampai tahun depan dan segera meluncurkan kembali pinjaman jangka panjang kepada bank telah memberikan tekanan pada euro, yang telah jatuh 1,2% terhadap dolar tahun ini.
Euro tercatat lebih rendah 0,2% ke posisi 1,1318 saat melawan dolar dan telah menyentuh posisi terendah 7 hari dari 1,1309 pada hari Senin. Di tempat lain, dolar Kanada jatuh ke level terendah dalam lebih dari lima minggu di tengah harapan bahwa bank sentral mendekati titik balik kebijakan dan ketika kekhawatiran tumbuh atas skandal politik yang telah memicu pengunduran diri anggota kabinet.
(akr)