Orang Super Kaya Disebut Minim Kontribusi Bantu Ekonomi RI

Kamis, 07 Maret 2019 - 14:09 WIB
Orang Super Kaya Disebut Minim Kontribusi Bantu Ekonomi RI
Orang Super Kaya Disebut Minim Kontribusi Bantu Ekonomi RI
A A A
JAKARTA - Daftar orang terkaya dunia yang dilansir Forbes menunjukkan, sebanyak 21 taipan bisnis Indonesia berada di antara 2.153 manusia paling kaya di seluruh dunia saat ini. Kendati demikian, orang kaya di Indonesia dinilai masih belum mampu membantu perekonomian di Indonesia. Pasalnya adanya ketimpangan aset pada orang kaya bisa yang membahayakan ekonomi Indonesia

"Kenaikan harta orang orang kaya yang konsisten, sebenarnya menjadi indikator ketimpangan aset terus melebar. Selama ini pengukuran gini rasio BPS berdasarkan pengeluaran bukan aset. Jika diukur aset, angkanya cukup lebar dan membahayakan," ujar Ekonom Indef Bhima Yudisthira saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (7/3/2019).
(Baca Juga: Ekonom Ramal Daftar Orang Super Kaya di Indonesia Akan Punya Wajah BaruSambung dia menerangkan, lonjakan harta orang kaya tidak seiring dengan kenaikan aset kelas bawah. Hal itu yang menurutnya menjadi permasalahan karena adanya kesenjangan yang semakin jauh. "Masalahnya aset saja yang naik, tapi tidak bantu memperkokoh ekonomi di Indonesia," jelasnya.

Seperti diketahui Forbes menunjukkan, meski ada pergeseran peringkat, tak banyak perubahan dari nama-nama orang kaya Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut. Dua bersaudara pemilik Djarum dan BCA, Budi Hartono dan Michael Hartono masih menempati posisi puncak di jajaran kaum ultra-kaya di negara ini.

Kedua kakak beradik tersebut masing-masing berada pada peringkat 54 dan 56 dunia. Forbes mencatat Budi memiliki kekayaan USD18,6 miliar (sekitar Rp260 triliun) dan Michael USD18,5 miliar (sekitar Rp259 triliun).

Sementara itu menurut Forbes, jumlah orang kaya di seluruh dunia dalam daftar 2019 mencapai 2.153 atau lebih rendah dari 2018 yakni mencapai 2.208. Diterangkan juga rata-rata kekayaan bersih mereka mencapai USD4 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya USD4,1 miliar.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6249 seconds (0.1#10.140)