Kurs Rupiah Ditutup Tak Berdaya, Euro Mendekam di Jalur Terendah
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Jumat (8/3/2019) ditutup tak berdaya untuk jatuh semakin dalam hingga menyentuh level terburuk di Rp14.310/USD. Kondisi kurs rupiah yang terkapat tidak berbeda jauh dengan euro dalam jalur terendahnya.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi akhir perdagangan tenggelam pada level Rp14.310/USD atau memburuk dibandingkan penutupan sebelumnya Rp14.140/USD. Pergerakan harian rupiah pada akhir pekan di kisaran Rp14.124 hingga Rp14.300/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg juga terlihat terkapar pada perdagangan spot exchange ke posisi Rp14.314/USD dibandingkan kemarin Rp14.142/USD. Rupiah dalam perdagangan hari ini bergerak pada level Rp14.220-Rp14.335/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga terlihat loyo untuk bertengger ke posisi Rp14.270/USD untuk terus memperlihatkan sinyal tak berdaya. Posisi ini dari penutupan, Rabu kemarin tidak lebih baik Rp14.140/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah dengan berada pada level Rp14.223/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah terpuruk dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.129/USD.
Di sisi lain euro mendekam dalam jalur posisi terendah sepanjang tahun ini pada perdagangan, Jumat usai terhantam sinyal dovish dari Bank Sentral Eropa untuk membuat para pelaku pasar bersiap menghadapi volatilitas baru menjelang data ketenagakerjaan AS yang bakal dirilis.
Euro sedikit lebih tinggi pada hari ini di level 1,1209 terhadap USD setelah jatuh 1% pada hari Kamis, kemarin usai menyentuh posisi 1,1176 per USD atau menjadi yang terendah sejak Juni 2017. Mata uang ini menuju penurunan mingguan terburuk 1,5% dalam lebih dari setahun.
Mata uang negara-negara Eropa yang bukan bagian dari zona euro, seperti crown Swedia dan forint Hongaria, juga terpukul keras oleh keputusan ECB yang bertujuan memerangi aktivitas bisnis yang semakin memburuk. Di sisi lain, greenback mencapai level tertinggi 2019 saat melawan enam mata uang utama lainnya termasuk euro.
Indeks dolar versus enam mata uang utama lebih rendah di 97,515. Selanjutnya greenback juga turun setengah persen pada posisi 111,065 terhadap yen, meregangkan kerugian dalam sesi sebelumnya di tengah risiko pasar yang lebih luas.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi akhir perdagangan tenggelam pada level Rp14.310/USD atau memburuk dibandingkan penutupan sebelumnya Rp14.140/USD. Pergerakan harian rupiah pada akhir pekan di kisaran Rp14.124 hingga Rp14.300/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg juga terlihat terkapar pada perdagangan spot exchange ke posisi Rp14.314/USD dibandingkan kemarin Rp14.142/USD. Rupiah dalam perdagangan hari ini bergerak pada level Rp14.220-Rp14.335/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga terlihat loyo untuk bertengger ke posisi Rp14.270/USD untuk terus memperlihatkan sinyal tak berdaya. Posisi ini dari penutupan, Rabu kemarin tidak lebih baik Rp14.140/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah dengan berada pada level Rp14.223/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah terpuruk dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.129/USD.
Di sisi lain euro mendekam dalam jalur posisi terendah sepanjang tahun ini pada perdagangan, Jumat usai terhantam sinyal dovish dari Bank Sentral Eropa untuk membuat para pelaku pasar bersiap menghadapi volatilitas baru menjelang data ketenagakerjaan AS yang bakal dirilis.
Euro sedikit lebih tinggi pada hari ini di level 1,1209 terhadap USD setelah jatuh 1% pada hari Kamis, kemarin usai menyentuh posisi 1,1176 per USD atau menjadi yang terendah sejak Juni 2017. Mata uang ini menuju penurunan mingguan terburuk 1,5% dalam lebih dari setahun.
Mata uang negara-negara Eropa yang bukan bagian dari zona euro, seperti crown Swedia dan forint Hongaria, juga terpukul keras oleh keputusan ECB yang bertujuan memerangi aktivitas bisnis yang semakin memburuk. Di sisi lain, greenback mencapai level tertinggi 2019 saat melawan enam mata uang utama lainnya termasuk euro.
Indeks dolar versus enam mata uang utama lebih rendah di 97,515. Selanjutnya greenback juga turun setengah persen pada posisi 111,065 terhadap yen, meregangkan kerugian dalam sesi sebelumnya di tengah risiko pasar yang lebih luas.
(akr)