Bank Indonesia Dukung Geliat Pariwisata Tarakan
A
A
A
TARAKAN - Pemerintah daerah perlu mendorong kegiatan pariwisata dan mendorong ekspor produk daerah. Kegiatan ini diharapkan menggiatkan ekonomi masyarakat dan UMKM.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, jika daerah dapat mengundang turis asing dan mendatangkan devisa, maka hal itu bagus untuk kestabilan nilai tukar rupiah.
"Contoh negara Thailand yang dapat mendatangkan turis dari luar negeri sebanyak 35 juta," ujarnya saat kunjungan kerja dengan Wali kota Tarakan Khairul di rumah adat khas Tarakan yaitu Balai Adat Tidung Budaya, Taraka Kamis (7/3/2019). Turut hadir pula Ketua Dewan Adat Dayak Tidung Kaltara, dan Kepala Adat Besar Tidung Kalimantan.
Di Indonesia, lanjut dia, turis yang datang meningkat dari 9 juta (2014) menjadi sekitar 14,39 juta per november 2018. Namun sebagian besar turis menjadikan Bali dan Yogyakarta sebagai kota tujuan, padahal banyak kota lain yang bagus hanya saja orang-orang belum mengenalnya, termasuk Tarakan.
Adapun potensi wisata di Kaltara adalah Desa Setulang, Metun Sajau, Kawasan Konservasi Mangrove (Hutan Bekantan), Air Terjun Semolon, Air Terjun Gunung Amal, sedangkan potensi komoditas ekspor Kaltara adalah perikanan dan pertambangan.
Sementara itu, Pemda Kota Tarakan mengapresiasi kehadiran Kantor Perwakilan BI di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sehingga sinergi untuk membangun wilayah setempat dapat semakin terbangun.
"Sinergi dan koordinasi dibangun antara lain dalam upaya menjaga inflasi melalui TPID untuk menjaga harga kebutuhan pokok terjangkau oleh masyarakat," ujar Walikota Tarakan, Khairul.
Mirza mengatakan tugas utama BI dalam menjaga nilai rupiah, salah satunya melalui pasokan sektor riil sehingga produksi barang dan jasa harus cukup, khususnya kebutuhan pangan.
Inflasi Kaltara tercatat sebesar 5% (2018) dan diproyeksi pada 2019 sebesar 3,2%. Inflasi diharapkan tetap terjaga rendah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain melalui sektor riil, upaya menjaga nilai rupiah ditempuh melalui peran daerah untuk turut bersama membantu menjaga nilai rupiah (nilai kurs) dengan mendorong kemajuan kegiatan pariwisata daerah dan mendorong ekspor produk daerah.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, jika daerah dapat mengundang turis asing dan mendatangkan devisa, maka hal itu bagus untuk kestabilan nilai tukar rupiah.
"Contoh negara Thailand yang dapat mendatangkan turis dari luar negeri sebanyak 35 juta," ujarnya saat kunjungan kerja dengan Wali kota Tarakan Khairul di rumah adat khas Tarakan yaitu Balai Adat Tidung Budaya, Taraka Kamis (7/3/2019). Turut hadir pula Ketua Dewan Adat Dayak Tidung Kaltara, dan Kepala Adat Besar Tidung Kalimantan.
Di Indonesia, lanjut dia, turis yang datang meningkat dari 9 juta (2014) menjadi sekitar 14,39 juta per november 2018. Namun sebagian besar turis menjadikan Bali dan Yogyakarta sebagai kota tujuan, padahal banyak kota lain yang bagus hanya saja orang-orang belum mengenalnya, termasuk Tarakan.
Adapun potensi wisata di Kaltara adalah Desa Setulang, Metun Sajau, Kawasan Konservasi Mangrove (Hutan Bekantan), Air Terjun Semolon, Air Terjun Gunung Amal, sedangkan potensi komoditas ekspor Kaltara adalah perikanan dan pertambangan.
Sementara itu, Pemda Kota Tarakan mengapresiasi kehadiran Kantor Perwakilan BI di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sehingga sinergi untuk membangun wilayah setempat dapat semakin terbangun.
"Sinergi dan koordinasi dibangun antara lain dalam upaya menjaga inflasi melalui TPID untuk menjaga harga kebutuhan pokok terjangkau oleh masyarakat," ujar Walikota Tarakan, Khairul.
Mirza mengatakan tugas utama BI dalam menjaga nilai rupiah, salah satunya melalui pasokan sektor riil sehingga produksi barang dan jasa harus cukup, khususnya kebutuhan pangan.
Inflasi Kaltara tercatat sebesar 5% (2018) dan diproyeksi pada 2019 sebesar 3,2%. Inflasi diharapkan tetap terjaga rendah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain melalui sektor riil, upaya menjaga nilai rupiah ditempuh melalui peran daerah untuk turut bersama membantu menjaga nilai rupiah (nilai kurs) dengan mendorong kemajuan kegiatan pariwisata daerah dan mendorong ekspor produk daerah.
(fjo)