Makin Banyak Negara Kandangkan 737 MAX 8, Saham Boeing Terus Merosot

Rabu, 13 Maret 2019 - 11:23 WIB
Makin Banyak Negara Kandangkan 737 MAX 8, Saham Boeing Terus Merosot
Makin Banyak Negara Kandangkan 737 MAX 8, Saham Boeing Terus Merosot
A A A
NEW YORK - Saham Boeing turun tajam dua hari berturut-turut setelah makin banyak negara dan maskapai menghentikan sementara penggunaan pesawat Boeing 737 MAX 8 akibat kekhawatiran mengenai masalah keselamatan.

Saham Boeing (BA) tercatat merosot lebih dari 11% selama dua hari terakhir. Saham produsen pesawat asal AS itu turun 6% pada hari Selasa (12/3) menyusul penurunan sebesar 5% sehari sebelumnya. Nilai pasar Boeing diperkirakan telah terpangkas USD26,65 miliar atau sekitar Rp373,1 triliun.

Pelemahan saham Boeing mulai terjadi setelah kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines yang menewaskan semua penumpang dan awaknya Minggu (10/3) lalu. Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (UE) kemarin mengumumkan bahwa mereka menangguhkan semua penerbangan Boeing 737 Max 8 di Eropa sebagai tindakan pencegahan. UE bergabung dengan China, Australia, Inggris dan beberapa negara lain yang memutuskan untuk menghentikan sementara penerbangan Boeing 737 MAX 8.

Sementara, Amerika Serikat (AS) ngotot belum melakukan tindakan serupa. Regulator penerbangan sipil AS (FAA) mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin malam bahwa mereka tengah mengumpulkan data mengenai kecelakaan terkait jenis pesawat itu dan tetap berhubungan dengan otoritas penerbangan sipil internasional dan akan segera mengambil tindakan jika mengidentifikasi adanya masalah keselamatan. (Baca Juga: AS Tak Ikut Kandangkan Boeing 737 Max)
Sedangkan Boeing menyatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kepercayaan penuh pada aspek keselamatan pesawat seri 737 MAX. "Kami memahami bahwa badan pengatur dan pelanggan telah membuat keputusan yang mereka yakini paling tepat untuk pasar dalam negeri mereka. Kami akan terus melibatkan mereka untuk memastikan mereka memiliki informasi yang diperlukan untuk memiliki kepercayaan diri dalam mengoperasikan armada mereka," ungkap Boeing seperti dikutip dari CNN.com, Rabu (13/3/2019).

Kendati demikian, kekhawatiran terhadap kelaikudaraan 737 MAX di negara asalnya terus bergulir. Tak hanya calon penumpang, para politisi di Negeri Paman Sam ikut bersuara. Senator Utah Mitt Romney misalnya, mendesak FAA untuk mengikuti langkah regulator penerbangan internasional lainnya yang sudah lebih dulu mengandangkan Boeing 737 MAX 9.

"FAA harus mengandangkan 737 MAX 8 sampai kita menyelidiki penyebab kecelakaan baru-baru ini dan memastikan kelaikan udara pesawat," cuitnya.

Senator Ted Cruz juga mencuitkan hal yang sama. "Mengingat keputusan regulator di seluruh dunia untuk mengandangkan model 737 Max, saya percaya akan lebih bijaksana bagi Amerika Serikat untuk sementara juga mendaratkan pesawat 737 MAX sampai FAA mengonfirmasi keamanan pesawat ini dan penumpangnya."

Namun, maskapai AS pun masih bersikukuh menggunakan pesawat tersebut dalam layanannya. American Airlines misalnya, menyatakan akan memantau penyelidikan kecelakaan, tetapi memiliki kepercayaan penuh pada pesawat dan anggota krunya.

Hal senada diungkapkan Southwest Airlines yang menyatakan percaya penuh akan keselamatan dan kelaikan udara dari MAX 8. "Kami tidak memiliki rencana perubahan pada rencana operasi MAX 8 kami," tandas perusahaan.

Di bagian lain, meski kepercayaan konsumen turun, Wall Street masih mendukung Boeing. Pada Selasa sore, 19 dari 24 analis yang mengikuti perusahaan merekomendasikan pembelian saham perusahaan tersebut. Tak hanya itu, konsensus perkiraan pendapatan Boeing untuk kuartal ini dan setahun penuh juga belum berubah dalam seminggu terakhir.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8098 seconds (0.1#10.140)