737 MAX Dikandangkan, Boeing Hadapi Krisis Terbesar Sejak 2013

Kamis, 14 Maret 2019 - 10:51 WIB
737 MAX Dikandangkan, Boeing Hadapi Krisis Terbesar Sejak 2013
737 MAX Dikandangkan, Boeing Hadapi Krisis Terbesar Sejak 2013
A A A
WASHINGTON - Larangan terbang yang diberlakukan regulator penerbangan di seluruh dunia atas pesawat 737 MAX menempatkan Boeing Co dalam krisis terburuknya dalam beberapa tahun terakhir.

Regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat (AS), Federal Aviation Administration (FAA), akhirnya turut melarang operasional jenis pesawat tersebut setelah data satelit terbaru dan bukti dari lokasi kecelakaan di dekat Addis Ababa menunjukkan beberapa kesamaan antara dua kecelakan terakhir yang melibatkan 737 MAX 8.

Kecelakaan di Ethiopia tersebut adalah bencana kedua yang melibatkan 737 MAX, pesawat penumpang modern paling laris di dunia, dalam waktu kurang dari lima bulan. "Data terbaru tersebut mengharuskan penyelidikan lebih lanjut tentang kemungkinan penyebab yang sama dari kecelakaan pesawat tersebut," ungkap FAA dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Rabu (13/3/2019). (Baca Juga: Akhirnya, Trump Perintahkan AS Kandangkan Boeing 737 MAX)

Penjabat administrator FAA Daniel Elwell mengaku belum tahu berapa lama pesawat-pesawat tersebut akan dikandangkan. Perbaikan perangkat lunak untuk 737 MAX yang telah dikerjakan Boeing sejak kecelakaan fatal Oktober lalu di Indonesia menurutnya akan makan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan.
"FAA membuat keputusan ini sebagai hasil dari proses pengumpulan data dan bukti baru yang dikumpulkan di situs dan dianalisis hari ini," kata lembaga tersebut tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengandangan pesawat 737 MAX.

Ini adalah kedua kalinya FAA menghentikan penerbangan pesawat Boeing dalam enam tahun terakhir. Pada 2013 lalu, FAA mengandangkan 787 Dreamliner karena masalah dengan baterai.

Untuk diketahui, 737 MAX adalah varian baru jet komersial terlaris yang diproduksi Boeing saat ini. Pesawat ini juga menjadi andalan Boeing untuk bersaing dengan rival beratnya dari Eropa, Airbus SE.

Boeing, yang sebelumnya menyatakan bahwa pesawatnya aman untuk terbang, dalam sebuah pernyataan terbarunya menegaskan bahwa perusahaan mereka mendukung langkah FAA.

"Boeing telah menetapkan - karena sangat berhati-hati dan untuk meyakinkan publik penerbangan tentang keselamatan pesawat - untuk merekomendasikan kepada FAA penangguhan sementara operasi seluruh armada global 371 737 MAX pesawat," ungkap BOeing.

Keputusan FAA untuk menangguhkan penerbangan 737 MAX menyebabkan maskapai di Amerika harus membuat perubahan untuk memindahkan penerbangan konsumen dengan mengecualikan jenis pesawat tersebut.

Maskapai yang mengoperasikan 737 MAX, Southwest Airlines Co, American Airlines Group Inc dan United Airlines, menyatakan sedang berupaya untuk mengatur ulang jadwal penumpang yang telah memesan tiket dengan pesawat tersebut. Southwest mencatatkan lima pembatalan terkait MAX pada hari Rabu (13/3) dan American Airlines hampir 40. Southwest adalah operator terbesar di dunia yang menggunakan pesawat 737 MAX 8 dengan 34 armada jet tersebut.

Sementara itu, saham Boeing (BA) pada perdagangan kemarin berakhir naik 0,5% ke USD377,14. Namun, sebelumnya saham peruisahaan sempat merosot lebih dari 3% akibat krisis tersebut.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6526 seconds (0.1#10.140)