Hunian Vertikal Multifungsi Jadi Pilihan Konsumen di Ibu Kota
A
A
A
JAKARTA - Konsep hunian vertikal multifungsi seiring dengan luas lahan terbatas di kota-kota besar menjadi pilihan konsumen. Hal ini yang dikembangkan pelaku industri properti dalam menyerap kebutuhan hunian di Ibu Kota.
Salah satunya dilakukan Farpoint. Bekerjasama dengan Tokyo Tatemono, pengembang real estate dari Indonesia dan Jepang ini meluncurkan konsep transformable living terbaru di Jakarta Selatan, The Loggia.
Apartemen 20 tingkat ini mengedepankan desain istimewa dengan efisiensi tempat dan area yang membuat setiap penghuninya lebih bebas bereksplorasi. Lewat konsep "Reversibility into Emptiness," Farpoint berkolaborasi dengan firma desain papan atas Jepang, Atelier Bow-Wow (ABW).
Sebagai salah satu maestro desain mikroarsitektur dunia, ABW berfokus pada eksplorasi ruang, dengan penciptaan ruang yang lapang dan transformable yang menyajikan lebih dari satu fungsi.
“Lewat The Loggia, kami menghadirkan konsep hunian vertikal baru demi menjawab tantangan, sekaligus memaksimalkan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin tinggal di tengah kota. Dengan fitur-fitur efisien yang bisa berubah fungsi kapanpun sesuai kebutuhan, inovasi ini tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Apalagi di saat mereka dapat tetap menyimpan benda-benda sentimental miliknya, namun tetap menciptakan ruang lapang di apartemennya," ujar Head of Residential SBU Farpoint, Mulyadi Janto dalam siaran persnya, Kamis (14/3/2019).
Konsep transformable pada apartemen ini terinspirasi dari konsep "ikigai," yang menerjemahkan rahasia hidup panjang dan bahagia masyarakat Jepang, lewat prinsip minimalis dan decluttering. Jumlah unit yang terbatas, sekitar 498 untuk dua tower, di The Loggia penghuni dapat menemukan kelapangan di ruang terbatas Kota Jakarta yang sangat padat, sehingga setiap penghuni dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
"Namun, harus diakui, sangat sulit menemukan rumah dengan luas yang sempurna di Jakarta, apalagi dengan harga yang terjangkau. Lewat konsep desain yang unik ini, kami melihat konsep rumah mikro ala Jepang akan sangat populer, berkat ide briliannya membuat ruang sempit tampak lebih luas," kata Mulyadi.
Mewujudkan hunian nyaman di jantung Kota Jakarta, berbagai inovasi dan furnitur hemat ruang yang diterapkan di The Loggia meredefinisi hunian lapang, berkat kemampuannya mengubah ruang padat menjadi kosong di kesempatan tertentu.
Beragam pilihan unit, mulai dari 72 m² hingga 117 m², setiap unit dapat di-upgrade menjadi area private sanctuary, yang dilengkapi dengan day beds, tempat tidur susun, sliding panel rotan yang dapat dimodifikasi untuk ciptakan ruang lapang, serta ruang penyimpanan tersembunyi di berbagai sudut.
“Reversibility into Emptiness tidak hanya terwujud dari rumah yang rapi, tetapi bagaimana setiap elemen bisa memberikan nilai untuk ruangan tersebut. Misalnya, bagaimana sinar matahari memancarkan pantulan di lantai ubin ke langit-langit, bias cahaya melalui dinding rotan, atau angin yang bertiup melalui jendela ke koridor," ujar Co-Principal Architect Atelier Bow-Wow dan Profesor Tokyo Institute of Technology Dr Eng. Yoshiharu Tsukamoto.
The Loggia menjadi properti pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan konsep desain unik, yang ditargetkan selesai pembangunannya pada 2022.
Salah satunya dilakukan Farpoint. Bekerjasama dengan Tokyo Tatemono, pengembang real estate dari Indonesia dan Jepang ini meluncurkan konsep transformable living terbaru di Jakarta Selatan, The Loggia.
Apartemen 20 tingkat ini mengedepankan desain istimewa dengan efisiensi tempat dan area yang membuat setiap penghuninya lebih bebas bereksplorasi. Lewat konsep "Reversibility into Emptiness," Farpoint berkolaborasi dengan firma desain papan atas Jepang, Atelier Bow-Wow (ABW).
Sebagai salah satu maestro desain mikroarsitektur dunia, ABW berfokus pada eksplorasi ruang, dengan penciptaan ruang yang lapang dan transformable yang menyajikan lebih dari satu fungsi.
“Lewat The Loggia, kami menghadirkan konsep hunian vertikal baru demi menjawab tantangan, sekaligus memaksimalkan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin tinggal di tengah kota. Dengan fitur-fitur efisien yang bisa berubah fungsi kapanpun sesuai kebutuhan, inovasi ini tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Apalagi di saat mereka dapat tetap menyimpan benda-benda sentimental miliknya, namun tetap menciptakan ruang lapang di apartemennya," ujar Head of Residential SBU Farpoint, Mulyadi Janto dalam siaran persnya, Kamis (14/3/2019).
Konsep transformable pada apartemen ini terinspirasi dari konsep "ikigai," yang menerjemahkan rahasia hidup panjang dan bahagia masyarakat Jepang, lewat prinsip minimalis dan decluttering. Jumlah unit yang terbatas, sekitar 498 untuk dua tower, di The Loggia penghuni dapat menemukan kelapangan di ruang terbatas Kota Jakarta yang sangat padat, sehingga setiap penghuni dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
"Namun, harus diakui, sangat sulit menemukan rumah dengan luas yang sempurna di Jakarta, apalagi dengan harga yang terjangkau. Lewat konsep desain yang unik ini, kami melihat konsep rumah mikro ala Jepang akan sangat populer, berkat ide briliannya membuat ruang sempit tampak lebih luas," kata Mulyadi.
Mewujudkan hunian nyaman di jantung Kota Jakarta, berbagai inovasi dan furnitur hemat ruang yang diterapkan di The Loggia meredefinisi hunian lapang, berkat kemampuannya mengubah ruang padat menjadi kosong di kesempatan tertentu.
Beragam pilihan unit, mulai dari 72 m² hingga 117 m², setiap unit dapat di-upgrade menjadi area private sanctuary, yang dilengkapi dengan day beds, tempat tidur susun, sliding panel rotan yang dapat dimodifikasi untuk ciptakan ruang lapang, serta ruang penyimpanan tersembunyi di berbagai sudut.
“Reversibility into Emptiness tidak hanya terwujud dari rumah yang rapi, tetapi bagaimana setiap elemen bisa memberikan nilai untuk ruangan tersebut. Misalnya, bagaimana sinar matahari memancarkan pantulan di lantai ubin ke langit-langit, bias cahaya melalui dinding rotan, atau angin yang bertiup melalui jendela ke koridor," ujar Co-Principal Architect Atelier Bow-Wow dan Profesor Tokyo Institute of Technology Dr Eng. Yoshiharu Tsukamoto.
The Loggia menjadi properti pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan konsep desain unik, yang ditargetkan selesai pembangunannya pada 2022.
(ven)