Stripe Optimistis Raih Pertumbuhan
A
A
A
Meskipun hanya 5% perdagangan global yang menggunakan pembayaran daring, kesempatan tersebut terus berkembang.
Itu disebabkan tren pembayaran daring akan terus bergerak naik dan semakin populer. Patrick Collison, chief executive officer (CEO) dan pendiri Stripe bersama saudara kandungnya, John Collison, mengungkapkan bahwa ekonomi internet berkembang cepat.
Nilai perusahaan mereka kini mencapai USD9,2 miliar dan masih memiliki potensi untuk terus berkembang. Dalam wawancara dengan Bloomberg, Collison bersaudara mengungkapkan bahwa mereka terkadang mengalami paranoid tentang apakah mereka bisa mewujudkan kesempatan.
“Dalam skala global, skala pasar dan kesempatan tidak tumbuh besar,” ujar Patrick. Dia mengungkapkan, mereka tidak pernah berpikir akan membangun perusahaan besar. Dia dan saudaranya juga sadar sesuatu yang besar tidaklah mudah untuk digapai.
“Apa yang selalu dipikirkan adalah bahwa kita masih dalam tahap ekspansi. Kita akan mencocokkan kapitalisasi dengan kesempatan,” papar Patrick. Stripe yang dirikan dua saudara kan dung pada 2009 itu sudah memiliki banyak klien, seperti Macy’s, GE, Adidas, Docusign, Slack, dan Nasdaq.
Perusahaan itu mempekerjakan lebih dari 1.000 orang secara global dan mengelola miliaran dolar transaksi setiap tahun. Stripe melawarkan pelayanan pembayaran daring dan transaksi melalui ponsel. Mereka juga mendukung pembayaran melalui kartu kredit di 130 mata uang asing, transfer bank, Alipay, dan WeChat Pay.
Awalnya mereka menerima bitcoin , tetapi akhirnya tidak melanjutkannya. Stripe menerima pendanaan USD450 juta dari investor seperti Sequoia Capital, Visa, American Express, Peter Thiel, dan Elon Musk. Kini, nilai perusahaan tersebut mencapai USD22,5 miliar.
Terbaru, mereka mendapatkan pendanaan terbaru senilai USD100 juta dari investor Amerika Serikat (AS) Tiger Global. “Stripe berkembang secara inter nasional,” ujar juru bicara Stripe kepada Independent. “Aliran dana itu menjadikan kami bergerak ke wilayah yang strategis,” jelasnya.
Stripe terus mengembangkan berbagai produk dan pelayanan, termasuk mencegah penyalahgunaan dan pembayaran fisik di toko. Mereka mempekerjakan lebih dari 100 orang di Dublin yang fokus pada pembayaran lokal dan pengembangan produk.
Mereka juga menambah beberapa eksekutif senior, seperti Diane Greene, pendiri VMWare, dan mantan Chief Executive Google Cloud. Patrick Collison menyebut Greene sebagai “Godlevel CEO”.
Michelle Wilson, mantan petinggi Amazon, menjadi anggota Stripe. “Kami membangun Stripe untuk jangka panjang. Kami sangat beruntung memiliki banyak direktur yang berpikir tentang revolusi infrastruktur untuk beberapa dekade mendatang,” papar Patrick.
Selama bertahun-tahun, pertumbuhan e-commerce selalu mengabaikan pembayaran teknologi. Perusahaan masih mengandalkan bank. Sebenarnya, Paypal didesain untuk menyederhanakan pembayaran, tetapi itu justru semakin buruk. Stripe kerap dianggap sebagai solusi terbaik.
Stripe sudah menandatangani kesepakatan dengan Lyft, Facebook, DoorDash, Deliveroo, Seedrs, Monzo, The Guardian, Boohoo, Salesforce, Shopify, Indiegogo, Asos, dan TaskRabbit. Pada tahun lalu, 65% pengguna internet di Inggris dan 80% di AS membeli produk dari bisnis yang menggunakan Stripe.
Bukan hanya bermain pada korporasi besar, mereka juga meluncurkan Stripe Atlas pada 2016. Itu ditujukan untuk membantu pengusaha kecil di seluruh dunia untuk menggunakan sistem pembayaran daring. Target utamanya adalah pengusaha muda dari Afrika, Timur Tengah, dan Asia. (Andika Hendra)
Itu disebabkan tren pembayaran daring akan terus bergerak naik dan semakin populer. Patrick Collison, chief executive officer (CEO) dan pendiri Stripe bersama saudara kandungnya, John Collison, mengungkapkan bahwa ekonomi internet berkembang cepat.
Nilai perusahaan mereka kini mencapai USD9,2 miliar dan masih memiliki potensi untuk terus berkembang. Dalam wawancara dengan Bloomberg, Collison bersaudara mengungkapkan bahwa mereka terkadang mengalami paranoid tentang apakah mereka bisa mewujudkan kesempatan.
“Dalam skala global, skala pasar dan kesempatan tidak tumbuh besar,” ujar Patrick. Dia mengungkapkan, mereka tidak pernah berpikir akan membangun perusahaan besar. Dia dan saudaranya juga sadar sesuatu yang besar tidaklah mudah untuk digapai.
“Apa yang selalu dipikirkan adalah bahwa kita masih dalam tahap ekspansi. Kita akan mencocokkan kapitalisasi dengan kesempatan,” papar Patrick. Stripe yang dirikan dua saudara kan dung pada 2009 itu sudah memiliki banyak klien, seperti Macy’s, GE, Adidas, Docusign, Slack, dan Nasdaq.
Perusahaan itu mempekerjakan lebih dari 1.000 orang secara global dan mengelola miliaran dolar transaksi setiap tahun. Stripe melawarkan pelayanan pembayaran daring dan transaksi melalui ponsel. Mereka juga mendukung pembayaran melalui kartu kredit di 130 mata uang asing, transfer bank, Alipay, dan WeChat Pay.
Awalnya mereka menerima bitcoin , tetapi akhirnya tidak melanjutkannya. Stripe menerima pendanaan USD450 juta dari investor seperti Sequoia Capital, Visa, American Express, Peter Thiel, dan Elon Musk. Kini, nilai perusahaan tersebut mencapai USD22,5 miliar.
Terbaru, mereka mendapatkan pendanaan terbaru senilai USD100 juta dari investor Amerika Serikat (AS) Tiger Global. “Stripe berkembang secara inter nasional,” ujar juru bicara Stripe kepada Independent. “Aliran dana itu menjadikan kami bergerak ke wilayah yang strategis,” jelasnya.
Stripe terus mengembangkan berbagai produk dan pelayanan, termasuk mencegah penyalahgunaan dan pembayaran fisik di toko. Mereka mempekerjakan lebih dari 100 orang di Dublin yang fokus pada pembayaran lokal dan pengembangan produk.
Mereka juga menambah beberapa eksekutif senior, seperti Diane Greene, pendiri VMWare, dan mantan Chief Executive Google Cloud. Patrick Collison menyebut Greene sebagai “Godlevel CEO”.
Michelle Wilson, mantan petinggi Amazon, menjadi anggota Stripe. “Kami membangun Stripe untuk jangka panjang. Kami sangat beruntung memiliki banyak direktur yang berpikir tentang revolusi infrastruktur untuk beberapa dekade mendatang,” papar Patrick.
Selama bertahun-tahun, pertumbuhan e-commerce selalu mengabaikan pembayaran teknologi. Perusahaan masih mengandalkan bank. Sebenarnya, Paypal didesain untuk menyederhanakan pembayaran, tetapi itu justru semakin buruk. Stripe kerap dianggap sebagai solusi terbaik.
Stripe sudah menandatangani kesepakatan dengan Lyft, Facebook, DoorDash, Deliveroo, Seedrs, Monzo, The Guardian, Boohoo, Salesforce, Shopify, Indiegogo, Asos, dan TaskRabbit. Pada tahun lalu, 65% pengguna internet di Inggris dan 80% di AS membeli produk dari bisnis yang menggunakan Stripe.
Bukan hanya bermain pada korporasi besar, mereka juga meluncurkan Stripe Atlas pada 2016. Itu ditujukan untuk membantu pengusaha kecil di seluruh dunia untuk menggunakan sistem pembayaran daring. Target utamanya adalah pengusaha muda dari Afrika, Timur Tengah, dan Asia. (Andika Hendra)
(nfl)