Optimalkan Alsintan, Kementan Dorong Daerah Rutin Gelar Pelatihan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggalakkan pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) sedari 4 tahun lalu. Untuk memastikan optimalisasi penggunaannya, Kementan mendorong daerah memberikan pelatihan penggunaan alsintan.
"Tujuan kami adalah untuk optimalkan alsintan. Sehingga biaya produsi lebih ringan, mempercepat tanam, dan meminimalisir losses. Jadi harus ada pelatihan agar jangan sampai alsintan tidak produktif," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Rabu (20/3/2019).
Pelatihan kepada kelompok tani dan operator alsintan dikemas dalam kegiatan On The Job Training (OJT) dengan menerjunkan tim mekanisasi. Peserta OJT adalah operator alsintan, pemuda tani, dan babinsa.
"Tujuannya supaya operator, petani dan babinsa memiliki pengetahuan untuk mengoptimalkan, memanfaatkan, dan merawat alsintan terutama yang berasal dari bantuan pemerintah agar umur ekonomisnya maksimal," tutur Sarwo Edhy.
Ia menjelaskan, dengan memanfaatkan alsintan, Indeks Pertanaman meningkat karena sejak pengolahan hingga panen waktunya menjadi lebih singkat.
"Dan dapat dipastikan dengan alsintan, kegiatan pertanian akan lebih mudah, murah dan hemat biaya," pungkas Sarwo Edhy.
Pelatihan penggunaan alsintan baru-baru ini dilakukan di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua hari dengan jumlah peserta 30 orang. Dengan pelatihan ini diharapkan memberi pemahaman dan pengetahuan bagi operator dan petani pengguna handtractor. Pengetahuan itu berkaitan dengan cara mengoperasikan mesin traktor dan cara merawat (maintenance).
Perwakilan dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Kupang, Mawalluddin mengatakan, BBPP Kupang menyelenggarakan pelatihan Tematik Alsintan Non Aparatur Angkatan ke IV di Kabupaten Malaka. Pelatihan yang sama juga dilakukan di empat kabupaten lainnya yakni, Kabupaten TTS, TTU, Belu dan Sumba Timur.
"Tujuan pelatihan ini untuk melatih para operator dan petani tentang cara merawat dan mengoperasikan handtractor. Dengan bekal pengetahuan yang memadai, para operator dan petani dapat mengoperasikan mesin traktor dengan baik serta dapat merawatnya dengan baik pula," ujarnya.
Mawalluddin mengaharapkan, dengan adanya pelatihan ini, pengetahuan dan ketrampilan petani serta operator dalam mengoperasi mesin traktor semakin baik. Sehingga berdampak pada optimalnya pengolahan lahan pertanian di Malaka.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malaka, Yustinus Nahak mengharapkan kepada peserta untuk serius mengikuti kegiatan selama dua hari. "Pelatihan ini merupakan kesempatan emas bagi peserta yang adalah operator dan ketua kelompok tani," ujarnya.
Yustinus menambahkan, luas lahan garapan sawah untuk Revolusi Pertanian Malaka (RPM) semakin berkembang. Pemda Malaka bersama Tim Pakar RPM terus mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian.
Sampai keadaan 19 Maret 2019, luas tanam sawah telah mencapai 5.281 hektar dari target 7.500 hektat. Yustinus optimis, luas tanam sawah tahun ini akan mencapai target bahkan lebih.
"Tujuan kami adalah untuk optimalkan alsintan. Sehingga biaya produsi lebih ringan, mempercepat tanam, dan meminimalisir losses. Jadi harus ada pelatihan agar jangan sampai alsintan tidak produktif," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Rabu (20/3/2019).
Pelatihan kepada kelompok tani dan operator alsintan dikemas dalam kegiatan On The Job Training (OJT) dengan menerjunkan tim mekanisasi. Peserta OJT adalah operator alsintan, pemuda tani, dan babinsa.
"Tujuannya supaya operator, petani dan babinsa memiliki pengetahuan untuk mengoptimalkan, memanfaatkan, dan merawat alsintan terutama yang berasal dari bantuan pemerintah agar umur ekonomisnya maksimal," tutur Sarwo Edhy.
Ia menjelaskan, dengan memanfaatkan alsintan, Indeks Pertanaman meningkat karena sejak pengolahan hingga panen waktunya menjadi lebih singkat.
"Dan dapat dipastikan dengan alsintan, kegiatan pertanian akan lebih mudah, murah dan hemat biaya," pungkas Sarwo Edhy.
Pelatihan penggunaan alsintan baru-baru ini dilakukan di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua hari dengan jumlah peserta 30 orang. Dengan pelatihan ini diharapkan memberi pemahaman dan pengetahuan bagi operator dan petani pengguna handtractor. Pengetahuan itu berkaitan dengan cara mengoperasikan mesin traktor dan cara merawat (maintenance).
Perwakilan dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Kupang, Mawalluddin mengatakan, BBPP Kupang menyelenggarakan pelatihan Tematik Alsintan Non Aparatur Angkatan ke IV di Kabupaten Malaka. Pelatihan yang sama juga dilakukan di empat kabupaten lainnya yakni, Kabupaten TTS, TTU, Belu dan Sumba Timur.
"Tujuan pelatihan ini untuk melatih para operator dan petani tentang cara merawat dan mengoperasikan handtractor. Dengan bekal pengetahuan yang memadai, para operator dan petani dapat mengoperasikan mesin traktor dengan baik serta dapat merawatnya dengan baik pula," ujarnya.
Mawalluddin mengaharapkan, dengan adanya pelatihan ini, pengetahuan dan ketrampilan petani serta operator dalam mengoperasi mesin traktor semakin baik. Sehingga berdampak pada optimalnya pengolahan lahan pertanian di Malaka.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malaka, Yustinus Nahak mengharapkan kepada peserta untuk serius mengikuti kegiatan selama dua hari. "Pelatihan ini merupakan kesempatan emas bagi peserta yang adalah operator dan ketua kelompok tani," ujarnya.
Yustinus menambahkan, luas lahan garapan sawah untuk Revolusi Pertanian Malaka (RPM) semakin berkembang. Pemda Malaka bersama Tim Pakar RPM terus mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian.
Sampai keadaan 19 Maret 2019, luas tanam sawah telah mencapai 5.281 hektar dari target 7.500 hektat. Yustinus optimis, luas tanam sawah tahun ini akan mencapai target bahkan lebih.
(ven)