MRT Jakarta Dongkrak Pertumbuhan Industri Properti
A
A
A
JAKARTA - Impian Indonesia lebih dari 30 tahun lalu untuk memiliki sarana transportasi massal berbasis rel Mass Rapid Transit (MRT) kini telah terwujud. Gagasan membangun MRT di Jakarta sebenarnya sudah ada sejak tahun 1985, namun baru pada 10 Oktober 2013 dilakukan groundbreaking pembangunan konstruksi MRT Jakarta fase I.
MRT Jakarta fase I dengan rute Lebak Bulus menuju Bunderan HI dan sebaliknya, memiliki jalur sepanjang 16 kilometer meliputi 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer jalur bawah tanah serta 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah. MRT Jakarta fase I ini diresmikan Presiden Joko Widodo sekaligus melakukan groundbreaking MRT Jakarta fase II sepanjang 8,3 km dari Bundaran HI menuju Kampung Bandan/Ancol pada 24 Maret 2019 lalu.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita, menjelaskan sistem transportasi massal dalam kota memiliki dampak sangat nyata pada kenaikan harga properti. Keberadaan koridor transportasi baru atau perubahan sistem transportasi massal akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah. Terealisasinya MRT Jakarta fase I akan mendongkrak harga properti karena meningkatkan konektivitas, akses masyarakat, dan mengurangi waktu perjalanan.
"Dengan beroperasinya MRT Jakarta fase I, investasi di bidang properti akan meningkat di sepanjang jalur MRT tersebut. Harga tanah dan aset properti di sekitar wilayah Jalan Thamrin, Sudirman, Blok M, Fatmawati, dan TB Simatupang yang dilalui jalur MRT ini akan terdongrak. Wilayah sekitar Lebak Bulus dan TB Simatupang bisa menjadi kawasan pusat niaga baru di Jakarta Selatan," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Kecenderungan kenaikan harga properti di sepanjang jalur MRT juga terlihat dari Rumah.com Property Index (RPI). Data RPI memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Menurut Marine, Rumah.com Property Index menunjukkan rata-rata indeks harga per kuartal di DKI Jakarta sepanjang tahun 2018 adalah 122 poin, naik 4% dari indeks harga per kuartal rata-rata DKI Jakarta di 2017 (year on year). Jika dibandingkan rata-rata indeks harga per kuartal DKI Jakarta, rata-rata indeks harga per kuartal Jakarta Selatan sebesar 149 poin, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kenaikan rata-rata indeks harga per kuartal di Jakarta Selatan 2018 ini, bersama Jakarta Timur adalah yang tertinggi di seluruh wilayah DKI Jakarta," tegasnya.
Sementara Jakarta Pusat dan Jakarta Barat mencatat kenaikan 4% (yoy), Jakarta Utara yang terendah, sebesar 2% (yoy). Kenaikan indeks di Jakarta Selatan diperkirakan akibat pembangunan MRT Jakarta fase I. Selaras dengan kenaikan di Jakarta Selatan, daerah perbatasannya pun mengalami kenaikan yang sama. Tangerang Selatan mengalami kenaikan indeks sebesar 4%(yoy).
Perkembangan properti di Jakarta Selatan juga tak lepas dari faktor perkembangan properti di ruas jalan TB Simatupang, yang berubah menjadi kawasan bisnis baru. Kemunculan gedung-gedung perkantoran baru diimbangi dengan munculnya hunian-hunian baru, khususnya apartemen. Sebut saja Arumaya, Izzara, ataupun Midtown Residence, yang terletak tepat di ruas jalan TB Simatupang.
Kemudian ada pula yang sedikit menjorok ke dalam, seperti Apple Residence di jalan Jatipadang, serta satu dari sedikit landed house baru di sekitar Simatupang, yakni Simatupang Residence, yang terletak di kawasan Pasar Minggu, sekitar 600 meter dari jalan TB Simatupang. Untuk apartemen, harga unit studio-nya sudah berada pada kisaran Rp1 miliar ke atas. Sementara rumah tapak dimulai pada kisararn Rp4 miliaran.
Pilihan yang lebih terjangkau ada di sekitar area Ciputat, ruas jalan Ir. H. Juanda-Dewi Sartika-Otista Raya. Apartemen seperti Green Lake View, Bailey's Lagoon, City Light, dan The Spring masih menawarkan tipe studio dengan harga mulai Rp300 jutaan. Untuk rumah tapak, harga unit di perumahan klaster di kawasan Ciputat dimulai pada kisaran Rp1 miliaran.
Menurut Marine, kehadiran MRT Jakarta juga bisa mendorong masyarakat yang selama ini tinggal di pinggiran Jakarta untuk kembali tinggal di tengah kota. Apalagi menurut data Diskominfo DKI Jakarta, kepadatan penduduk di kelurahan-kelurahan yang memiliki stasiun MRT rata-rata kurang dari setengah dari kepadatan per kelurahan di DKI Jakarta yaitu 22,483 jiwa per km. Sehingga bisa dijadikan agenda pemerintah untuk melakukan pemerataan kepadatan penduduk ke wilayah yang kepadatannya masih rendah dan dekat dengan stasiun MRT.
Hal ini juga sejalan dengan hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1 2019 yang menunjukkan bahwa 76% responden survei menempatkan kedekatan dengan transportasi publik menempati posisi teratas sebagai faktor pertimbangan membeli properti selain pertimbangan tentang lokasi, keamanan, infrastruktur, dan fasilitas, harga per meter persegi serta kemampuan finansial.
MRT Jakarta fase I dengan rute Lebak Bulus menuju Bunderan HI dan sebaliknya, memiliki jalur sepanjang 16 kilometer meliputi 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer jalur bawah tanah serta 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah. MRT Jakarta fase I ini diresmikan Presiden Joko Widodo sekaligus melakukan groundbreaking MRT Jakarta fase II sepanjang 8,3 km dari Bundaran HI menuju Kampung Bandan/Ancol pada 24 Maret 2019 lalu.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita, menjelaskan sistem transportasi massal dalam kota memiliki dampak sangat nyata pada kenaikan harga properti. Keberadaan koridor transportasi baru atau perubahan sistem transportasi massal akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah. Terealisasinya MRT Jakarta fase I akan mendongkrak harga properti karena meningkatkan konektivitas, akses masyarakat, dan mengurangi waktu perjalanan.
"Dengan beroperasinya MRT Jakarta fase I, investasi di bidang properti akan meningkat di sepanjang jalur MRT tersebut. Harga tanah dan aset properti di sekitar wilayah Jalan Thamrin, Sudirman, Blok M, Fatmawati, dan TB Simatupang yang dilalui jalur MRT ini akan terdongrak. Wilayah sekitar Lebak Bulus dan TB Simatupang bisa menjadi kawasan pusat niaga baru di Jakarta Selatan," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Kecenderungan kenaikan harga properti di sepanjang jalur MRT juga terlihat dari Rumah.com Property Index (RPI). Data RPI memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Menurut Marine, Rumah.com Property Index menunjukkan rata-rata indeks harga per kuartal di DKI Jakarta sepanjang tahun 2018 adalah 122 poin, naik 4% dari indeks harga per kuartal rata-rata DKI Jakarta di 2017 (year on year). Jika dibandingkan rata-rata indeks harga per kuartal DKI Jakarta, rata-rata indeks harga per kuartal Jakarta Selatan sebesar 149 poin, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kenaikan rata-rata indeks harga per kuartal di Jakarta Selatan 2018 ini, bersama Jakarta Timur adalah yang tertinggi di seluruh wilayah DKI Jakarta," tegasnya.
Sementara Jakarta Pusat dan Jakarta Barat mencatat kenaikan 4% (yoy), Jakarta Utara yang terendah, sebesar 2% (yoy). Kenaikan indeks di Jakarta Selatan diperkirakan akibat pembangunan MRT Jakarta fase I. Selaras dengan kenaikan di Jakarta Selatan, daerah perbatasannya pun mengalami kenaikan yang sama. Tangerang Selatan mengalami kenaikan indeks sebesar 4%(yoy).
Perkembangan properti di Jakarta Selatan juga tak lepas dari faktor perkembangan properti di ruas jalan TB Simatupang, yang berubah menjadi kawasan bisnis baru. Kemunculan gedung-gedung perkantoran baru diimbangi dengan munculnya hunian-hunian baru, khususnya apartemen. Sebut saja Arumaya, Izzara, ataupun Midtown Residence, yang terletak tepat di ruas jalan TB Simatupang.
Kemudian ada pula yang sedikit menjorok ke dalam, seperti Apple Residence di jalan Jatipadang, serta satu dari sedikit landed house baru di sekitar Simatupang, yakni Simatupang Residence, yang terletak di kawasan Pasar Minggu, sekitar 600 meter dari jalan TB Simatupang. Untuk apartemen, harga unit studio-nya sudah berada pada kisaran Rp1 miliar ke atas. Sementara rumah tapak dimulai pada kisararn Rp4 miliaran.
Pilihan yang lebih terjangkau ada di sekitar area Ciputat, ruas jalan Ir. H. Juanda-Dewi Sartika-Otista Raya. Apartemen seperti Green Lake View, Bailey's Lagoon, City Light, dan The Spring masih menawarkan tipe studio dengan harga mulai Rp300 jutaan. Untuk rumah tapak, harga unit di perumahan klaster di kawasan Ciputat dimulai pada kisaran Rp1 miliaran.
Menurut Marine, kehadiran MRT Jakarta juga bisa mendorong masyarakat yang selama ini tinggal di pinggiran Jakarta untuk kembali tinggal di tengah kota. Apalagi menurut data Diskominfo DKI Jakarta, kepadatan penduduk di kelurahan-kelurahan yang memiliki stasiun MRT rata-rata kurang dari setengah dari kepadatan per kelurahan di DKI Jakarta yaitu 22,483 jiwa per km. Sehingga bisa dijadikan agenda pemerintah untuk melakukan pemerataan kepadatan penduduk ke wilayah yang kepadatannya masih rendah dan dekat dengan stasiun MRT.
Hal ini juga sejalan dengan hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1 2019 yang menunjukkan bahwa 76% responden survei menempatkan kedekatan dengan transportasi publik menempati posisi teratas sebagai faktor pertimbangan membeli properti selain pertimbangan tentang lokasi, keamanan, infrastruktur, dan fasilitas, harga per meter persegi serta kemampuan finansial.
(ven)