Amar Bank Optimistis Catat Kinerja Positif di Tahun Politik
A
A
A
JAKARTA - Amar Bank terus mengalami pertumbuhan positif dalam kurun empat tahun terakhir. Pada 2018, aset Amar Bank sudah mencapai Rp2 triliun, alias melonjak 10 kali lipat.
Bagi Amar Bank, tahun politik di Indonesia tidak terlalu mempengaruhi kinerjanya. Bank ini terus melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru. Salah satunya di Wiyung, Surabaya Barat, Jawa Timur.
"Dana Pihak Ketiga (DPK) Amar Bank telah mencapai lebih dari Rp1 triliun pada Desember 2018. Dengan pembukaan Cabang Wiyung, kami harapkan dapat mendorong peningkatan kinerja bank di tahun 2019. Kami melihat potensi yang masih luas untuk digali pada segmen ritel, sehingga kami fokus pada segmen ini," tegas Managing Director Amar Bank, Vishal Tulsian dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/4/2019).
Secara umum, pebisnis berpendapat tahun politik akan membuat ekonomi mengalami pelambatan. Berdasarkan data dari OJK, kredit industri perbankan di tahun 2019 diproyeksikan mengalami stagnansi dikisaran 12-13%.
Senada dengan OJK, Indef bahkan memiliki angka proyeksi yang lebih ketat, dimana pertumbuhan kredit perbankan tahun 2019 diperkirakan bergerak stabil di angka 8,5-9,5%.
Pembukaan Kantor Cabang Wiyung, lanjut dia, juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan reputasi Amar Bank. Dengan pembukaan cabang ini, maka Amar Bank memiliki lima jaringan kantor yang terdiri dari tiga Kantor Cabang (dua di Surabaya dan satu di Jakarta), satu Kantor Cabang Pembantu di Surabaya, dan satu Kantor fungsional di Jakarta.
Dari hasil survei yang dilakukan Amar Bank, wilayah Wiyung mempunyai potensi pasar yang besar. Sementara itu, hanya terdapat delapan kantor cabang bank yang rata-rata beroperasi di segmen pasar korporasi.
Mengingat pangsa pasar eksisting Amar Bank ada di sektor perdagangan ritel, maka Amar Bank berkeyakinan pembukaan Kantor Cabang di Wiyung akan berdampak positif terhadap kinerja bank. Selain telah didukung oleh pangsa pasar yang sudah ada juga ditunjang oleh potensi pangsa pasar baru segmen ritel yang besar.
"Tahun 2019 memang tahun politik, namun kami meyakini perekonomian Indonesia khususnya industri perbankan akan tetap stabil, terutama segmen ritel yang merupakan fokus dari Amar Bank," papar Vishal.
Berangkat dari visi Amar Bank memberikan senyuman kepada 200 juta masyarakat Indonesia di tahun 2025, Vishal mengungkapkan, pihaknya ingin terus memberikan dampak sosial yang positif. Sesederhana membantu meringankan biaya renovasi rumah, biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan kebutuhan modal kerja.
"Hal ini merupakan komitmen kami dengan terus mengedepankan perkembangan teknologi dalam bisnis kami," kata Vishal.
Rumah yang bocor, perbaikan kamar mandi serta dapur tentunya tidak bisa menunggu situasi politik. Sama halnya dengan pendidikan dan kesehatan, yang memang menjadi kebutuhan mendasar dalam kehidupan masyarakat. Begitu pula dengan modal kerja. Jika ingin tetap struggle, mereka harus mengambil langkah cepat. Oleh karena itu, layanan keuangan harus semakin dekat dengan masyarakat dan terus berinovasi untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan finansial yang mendesak.
"Dari data kami, terlihat jelas ada kenaikan pinjaman dibanding tahun lalu. Oleh karena itu bagi kami, tahun politik tidak mempengaruhi bisnis kami, yang memang fokus pada personal dan UMKM dengan produk Tunaiku, Tamara, deposito dan kredit UMKM," ujar Vishal.
Bagi Amar Bank, tahun politik di Indonesia tidak terlalu mempengaruhi kinerjanya. Bank ini terus melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru. Salah satunya di Wiyung, Surabaya Barat, Jawa Timur.
"Dana Pihak Ketiga (DPK) Amar Bank telah mencapai lebih dari Rp1 triliun pada Desember 2018. Dengan pembukaan Cabang Wiyung, kami harapkan dapat mendorong peningkatan kinerja bank di tahun 2019. Kami melihat potensi yang masih luas untuk digali pada segmen ritel, sehingga kami fokus pada segmen ini," tegas Managing Director Amar Bank, Vishal Tulsian dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/4/2019).
Secara umum, pebisnis berpendapat tahun politik akan membuat ekonomi mengalami pelambatan. Berdasarkan data dari OJK, kredit industri perbankan di tahun 2019 diproyeksikan mengalami stagnansi dikisaran 12-13%.
Senada dengan OJK, Indef bahkan memiliki angka proyeksi yang lebih ketat, dimana pertumbuhan kredit perbankan tahun 2019 diperkirakan bergerak stabil di angka 8,5-9,5%.
Pembukaan Kantor Cabang Wiyung, lanjut dia, juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan reputasi Amar Bank. Dengan pembukaan cabang ini, maka Amar Bank memiliki lima jaringan kantor yang terdiri dari tiga Kantor Cabang (dua di Surabaya dan satu di Jakarta), satu Kantor Cabang Pembantu di Surabaya, dan satu Kantor fungsional di Jakarta.
Dari hasil survei yang dilakukan Amar Bank, wilayah Wiyung mempunyai potensi pasar yang besar. Sementara itu, hanya terdapat delapan kantor cabang bank yang rata-rata beroperasi di segmen pasar korporasi.
Mengingat pangsa pasar eksisting Amar Bank ada di sektor perdagangan ritel, maka Amar Bank berkeyakinan pembukaan Kantor Cabang di Wiyung akan berdampak positif terhadap kinerja bank. Selain telah didukung oleh pangsa pasar yang sudah ada juga ditunjang oleh potensi pangsa pasar baru segmen ritel yang besar.
"Tahun 2019 memang tahun politik, namun kami meyakini perekonomian Indonesia khususnya industri perbankan akan tetap stabil, terutama segmen ritel yang merupakan fokus dari Amar Bank," papar Vishal.
Berangkat dari visi Amar Bank memberikan senyuman kepada 200 juta masyarakat Indonesia di tahun 2025, Vishal mengungkapkan, pihaknya ingin terus memberikan dampak sosial yang positif. Sesederhana membantu meringankan biaya renovasi rumah, biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan kebutuhan modal kerja.
"Hal ini merupakan komitmen kami dengan terus mengedepankan perkembangan teknologi dalam bisnis kami," kata Vishal.
Rumah yang bocor, perbaikan kamar mandi serta dapur tentunya tidak bisa menunggu situasi politik. Sama halnya dengan pendidikan dan kesehatan, yang memang menjadi kebutuhan mendasar dalam kehidupan masyarakat. Begitu pula dengan modal kerja. Jika ingin tetap struggle, mereka harus mengambil langkah cepat. Oleh karena itu, layanan keuangan harus semakin dekat dengan masyarakat dan terus berinovasi untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan finansial yang mendesak.
"Dari data kami, terlihat jelas ada kenaikan pinjaman dibanding tahun lalu. Oleh karena itu bagi kami, tahun politik tidak mempengaruhi bisnis kami, yang memang fokus pada personal dan UMKM dengan produk Tunaiku, Tamara, deposito dan kredit UMKM," ujar Vishal.
(ven)