Luhut Target 300.000 Nelayan Melek Teknologi di 2019
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Luhut Pandjaitan menerangkan, Program 1 Juta Nelayan Berdaulat yang baru saja diluncurkan bakal menyasar 300 kabupaten/kota wilayah pesisir Indonesia. Dalam ini program tersebut mendapatkan dukungan dari Badan Usaha Milik Negara BUMN) dan Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan & Pesisir Indonesia (Aspeksindo).
Lebih lanjut terang dia, hal ini menjadi bukti komitmen pemerintah memajukan sektor maritim melalui pengaplikasian teknologi terkini. "Dengan target peserta berjumlah minimal 300.000 nelayan hingga akhir tahun 2019," ujar Menko Luhut di Jakarta, Senin (8/4/2019.
Scbagai langkah awal, sosialisasi dan pelatihan Program 1 Juta Nelayan Berdaulat dilaksanakan tanggal 13-14 April 2019 di Pelabuhan Ratu Sukabumi dan 20-21 April 2019 di Kepulauan SU LA, Maluku Utara. Para nelayan peserta program diberikan workshop selama 2 hari. Hari panama marupakan sosialisasi dan hari adalah kedua praktik/pelatihan.
Peserta Workshop berjumlah sekitar 1.000 orang yang terdiri nelayan, ketua rukun nelayan tiap desa/kecamatan, pengurus/petugas koperasi nelayan, petugas lelang TP1, pembina nelayan. Program sosialisasi dan pelatihan Program 1 Juta Nelayan Berdaulat melibatkan seluruh rantai ekosistem nelayan (Nelayan, Koperasi, TPI, Suplier, Pedagang lkan, dll).
Setelah program terealisasi, akan dilakukan pendampingan secara terus menerus oleh tim pelaksana yaitu Yayasan Dompet Dhuafa sebagai mitra. Nelayan mendapatkan dukungan teknologi berupa aplikasi FishOn , yaitu aplikasi berbasis android dengan fitur pencarian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi/chatting serta pencatatan hasil tangkapan ikan (log book).
Ditambah panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fltur pembayaran elektrom'k dan fltur belanja kebutuhan sehari-hari yang terhubung dengan koperasi nelayan. Selain itu, terdapat juga aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasi nelayan, apllkasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penj ualan/e-commerce ikan.
"Dukungan akses permodalan untuk menghubungkan nelayan memperoleh kredit produktif dilakukan melalui program kemitraan BUMN maupun kredit usaha rakya (KUR) perbankan. BUMN turut mendukung dengan mengawasi dan membina serta menjamin nelayan agar t bisa memenuhi kewajibannya terhadap pemberi modal," jelasnya.
Lebih lanjut terang dia, hal ini menjadi bukti komitmen pemerintah memajukan sektor maritim melalui pengaplikasian teknologi terkini. "Dengan target peserta berjumlah minimal 300.000 nelayan hingga akhir tahun 2019," ujar Menko Luhut di Jakarta, Senin (8/4/2019.
Scbagai langkah awal, sosialisasi dan pelatihan Program 1 Juta Nelayan Berdaulat dilaksanakan tanggal 13-14 April 2019 di Pelabuhan Ratu Sukabumi dan 20-21 April 2019 di Kepulauan SU LA, Maluku Utara. Para nelayan peserta program diberikan workshop selama 2 hari. Hari panama marupakan sosialisasi dan hari adalah kedua praktik/pelatihan.
Peserta Workshop berjumlah sekitar 1.000 orang yang terdiri nelayan, ketua rukun nelayan tiap desa/kecamatan, pengurus/petugas koperasi nelayan, petugas lelang TP1, pembina nelayan. Program sosialisasi dan pelatihan Program 1 Juta Nelayan Berdaulat melibatkan seluruh rantai ekosistem nelayan (Nelayan, Koperasi, TPI, Suplier, Pedagang lkan, dll).
Setelah program terealisasi, akan dilakukan pendampingan secara terus menerus oleh tim pelaksana yaitu Yayasan Dompet Dhuafa sebagai mitra. Nelayan mendapatkan dukungan teknologi berupa aplikasi FishOn , yaitu aplikasi berbasis android dengan fitur pencarian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi/chatting serta pencatatan hasil tangkapan ikan (log book).
Ditambah panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fltur pembayaran elektrom'k dan fltur belanja kebutuhan sehari-hari yang terhubung dengan koperasi nelayan. Selain itu, terdapat juga aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasi nelayan, apllkasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penj ualan/e-commerce ikan.
"Dukungan akses permodalan untuk menghubungkan nelayan memperoleh kredit produktif dilakukan melalui program kemitraan BUMN maupun kredit usaha rakya (KUR) perbankan. BUMN turut mendukung dengan mengawasi dan membina serta menjamin nelayan agar t bisa memenuhi kewajibannya terhadap pemberi modal," jelasnya.
(akr)