Jamur Merang Penggerak Ekonomi Masyarakat Susukan
A
A
A
CIREBON - Ada yang unik ketika kita mengunjungi Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon. Warga selalu sibuk dengan ratusan kumbung jamur merang yang berbaris di tepian kali bojong. Tidak kurang dari 106 kumbung yang dikelola oleh Kelompok Tani Barokah yang diketuai Abdullah.
Setiap hari kelompok tani ini mengirim antara 600 sampai 700 kg jamur merang ke bandar di Karawang. “Kami dulu belajar budidaya jamur ke petani Karawang, tetapi sekarang produksi kami bisa diadu," kata Abdullah semangat.
Tidak sedikit petani jamur merang dari daerah lain seperti Indramayu, Karawang dan Majalengka yang menanyakan kiat sukses menanam jamur. Budidaya jamur merang di Desa Bojongkulon dimulai sudah lama, namun Kelompok Tani Barokah baru dibentuk 6 tahun yang lalu. “Kami libur hanya dua hari, lebaran Idul fitri dan 1 hari lebaran Idul adha dan setiap anggota telah mampu berkurban sapi setiap datang Idul Adha," seru Pak Abdullah.
Saat ini jumlah anggota kelompok sekitar 23 orang dengan masing-masing petani memiliki kumbung jamur antara 5 sampai dengan 7 unit berukuran antara 5 x 6 meter2 atau 6 x 8 meter2. “Usaha tani ini telah mampu menjadi lapangan kerja. Setiap kumbung mempekerjakan antara 2 - 3 orang untuk operasional dan 5 orang untuk panen dengan upah antara Rp 70 sampai Rp 80 ribu sebedug (setengah hari)," terang Abdullah.
Abdullah menerangkan, untuk satu kumbung senilai Rp1,5 juta untuk ukuran 5 x 6 meter2 dan Rp 2,2 juta untuk ukuran 6 x 8 meter2. Dengan ukuran kumbung yang kecil, petani mudah mengatur kondisi kumbung, sehingga potensi berhasil mencapai 85 hingga 90%.
Produksi yang dihasilkan per hari, lanjutnya sekitar 120 kg per hari. Bila harga saat ini Rp26 ribu per kg di tingkat petani, maka penghasilan petani sekitar 3 juta sekali panen panen. Satu periode musim tanam sekitar 30-35 hari, dan satu musim tanam dapat 5 sampai dengan 10 kali panen. Siklus produksi untuk satu tahun sekitar 10 kali, diselingi dengan tanam padi.
Kasie Sayuran Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Moh. Ropai yang mendampingi ke lapangan menjelaskan, bahwa petani jamur mendapat bantuan dari jalur aspirasi menggunakan dana APBD tahun 2018, jenis bantuannya perbaikan kumbung jamur dan kantor kelompok. "Kami mengharapkan ada bantuan dari Ditjen Hortikultura, untuk memberikan pelatihan pascapanen dan peremajaan kumbung,” pintanya.
Kasubdit Sayuran Daun dan Jamur, Indra Husni menyampaikan kepada petani agar tetap semangat dan menjaga kualitas jamur merang yang dihasilkan. Upaya ini dilakukan agar konsumen yang telah menjadi langganan kelompok tani Barokah tidak pindah ke kelompok tani lain. "Diperlukan inovasi dan kerja keras yang terus menerus agar produktivitas dapat terus ditingkatkan," terang Indra.
Setiap hari kelompok tani ini mengirim antara 600 sampai 700 kg jamur merang ke bandar di Karawang. “Kami dulu belajar budidaya jamur ke petani Karawang, tetapi sekarang produksi kami bisa diadu," kata Abdullah semangat.
Tidak sedikit petani jamur merang dari daerah lain seperti Indramayu, Karawang dan Majalengka yang menanyakan kiat sukses menanam jamur. Budidaya jamur merang di Desa Bojongkulon dimulai sudah lama, namun Kelompok Tani Barokah baru dibentuk 6 tahun yang lalu. “Kami libur hanya dua hari, lebaran Idul fitri dan 1 hari lebaran Idul adha dan setiap anggota telah mampu berkurban sapi setiap datang Idul Adha," seru Pak Abdullah.
Saat ini jumlah anggota kelompok sekitar 23 orang dengan masing-masing petani memiliki kumbung jamur antara 5 sampai dengan 7 unit berukuran antara 5 x 6 meter2 atau 6 x 8 meter2. “Usaha tani ini telah mampu menjadi lapangan kerja. Setiap kumbung mempekerjakan antara 2 - 3 orang untuk operasional dan 5 orang untuk panen dengan upah antara Rp 70 sampai Rp 80 ribu sebedug (setengah hari)," terang Abdullah.
Abdullah menerangkan, untuk satu kumbung senilai Rp1,5 juta untuk ukuran 5 x 6 meter2 dan Rp 2,2 juta untuk ukuran 6 x 8 meter2. Dengan ukuran kumbung yang kecil, petani mudah mengatur kondisi kumbung, sehingga potensi berhasil mencapai 85 hingga 90%.
Produksi yang dihasilkan per hari, lanjutnya sekitar 120 kg per hari. Bila harga saat ini Rp26 ribu per kg di tingkat petani, maka penghasilan petani sekitar 3 juta sekali panen panen. Satu periode musim tanam sekitar 30-35 hari, dan satu musim tanam dapat 5 sampai dengan 10 kali panen. Siklus produksi untuk satu tahun sekitar 10 kali, diselingi dengan tanam padi.
Kasie Sayuran Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Moh. Ropai yang mendampingi ke lapangan menjelaskan, bahwa petani jamur mendapat bantuan dari jalur aspirasi menggunakan dana APBD tahun 2018, jenis bantuannya perbaikan kumbung jamur dan kantor kelompok. "Kami mengharapkan ada bantuan dari Ditjen Hortikultura, untuk memberikan pelatihan pascapanen dan peremajaan kumbung,” pintanya.
Kasubdit Sayuran Daun dan Jamur, Indra Husni menyampaikan kepada petani agar tetap semangat dan menjaga kualitas jamur merang yang dihasilkan. Upaya ini dilakukan agar konsumen yang telah menjadi langganan kelompok tani Barokah tidak pindah ke kelompok tani lain. "Diperlukan inovasi dan kerja keras yang terus menerus agar produktivitas dapat terus ditingkatkan," terang Indra.
(akr)