RUPST OCBC NISP Tetapkan Laba untuk Penguatan Bisnis
A
A
A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank OCBC NISP menyetujui, penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2018 sebesar Rp2,6 triliun untuk memperkuat posisi permodalan Perseroan. Dalam RUPST, para pemegang saham juga setuju untuk tidak membagikan deviden.
"Hasil RUPST lainnya menyetujui pembelian kembali saham Perseroan maksimum 364.000 lembar dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variabel. Serta persetujuan pengkinian Rencana Aksi atau Recovery Plan," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja saat RUPST Bank OCBC NISP di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Adapun perubahan susunan pengurus Perseroan beserta penetapan remunerasinya, yakni pengangkatan kembali anggota Direksi Perseroan, Andrae Krishnawan W, Johannes Husin dan Low Seh Kiat, untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya RUPST ini sampai dengan penutupan RUPST Perseroan pada tahun 2022.
Serta pengangkatan anggota Dewan Komisaris yakni Rama Pranata Kusumaputra sebagai Komisaris Independen Perseroan untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya RUPST ini sampai dengan penutupan RUPST Perseroan pada tahun 2022.
Parwati melanjutkan, seiring dengan tren pertumbuhan yang positif pada perekonomian Indonesia, sepanjang tahun 2018, Bank OCBC NISP berhasil mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 13% menjadi Rp173,6 triliun, dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 11% menjadi Rp125,6 triliun.
"Pertumbuhan positif ini merupakan hasil dari berbagai strategi dan inisiatif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian," ungkap dia.
Sementara itu, lanjut dia, sepanjang tahun 2018 perseroan melakukan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap IV Tahun 2018 dan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2018.
Menurut Parwati, untuk diversifikasi pendanaan, Bank OCBC NISP menghimpun dana sebesar Rp1,06 triliun melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap IV Tahun 2018 pada 10 April 2018 dan sebesar Rp1 triliun melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2018 pada 6 Juli 2018.
"Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum tersebut telah digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk pemberian kredit," katanya. Adapun total Kredit meningkat 11% YoY menjadi Rp118 triliun, sejalan dengan pertumbuhan Kredit yang terdiversifikasi dengan baik," tukasnya.
Kredit terutama disalurkan di wilayah dimana sebagian besar kegiatan ekonomi berlangsung seperti di wilayah Jakarta kredit yang disalurkan per akhir Desember 2018 sebesar 62% naik dari tahun 2017 sebesar 61%," ungkap dia. Hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit dapat naik 10%-15%.
Parwati melanjutkan, sehubungan dengan Komodo Bond yang baru diterbitkan IFC, Bank OCBC NISP menerima kucuran dana dari IFC senilai Rp2 triliun. Dana itu akan digunakan untuk membiayai proyek berwawasan lingkungan (green financing).
"Fasilitas pinjaman tersebut memiliki tenor 5 tahun dan akan didistribusikan Bank OCBC NISP untuk mendanai proyek-proyek yang berwawasan lingkungan seperti efisiensi energi dan energi terbarukan," katanya.
Perjanjian ini merupakan langkah awal bagi Bank OCBC NISP untuk mendukung nasabah melakukan bisnis secara berkelanjutan dan turut berkontribusi positif dalam pengembangan pembangunan dan tujuan pemerintah.
"Kolaborasi Bank OCBC NISP dan IFC ini diharapkan mampu menghasilkan solusi inovatif guna memperluas peluang investasi di sektor swasta secara berkelanjutan baik dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan," ungkapnya.
"Hasil RUPST lainnya menyetujui pembelian kembali saham Perseroan maksimum 364.000 lembar dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variabel. Serta persetujuan pengkinian Rencana Aksi atau Recovery Plan," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja saat RUPST Bank OCBC NISP di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Adapun perubahan susunan pengurus Perseroan beserta penetapan remunerasinya, yakni pengangkatan kembali anggota Direksi Perseroan, Andrae Krishnawan W, Johannes Husin dan Low Seh Kiat, untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya RUPST ini sampai dengan penutupan RUPST Perseroan pada tahun 2022.
Serta pengangkatan anggota Dewan Komisaris yakni Rama Pranata Kusumaputra sebagai Komisaris Independen Perseroan untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya RUPST ini sampai dengan penutupan RUPST Perseroan pada tahun 2022.
Parwati melanjutkan, seiring dengan tren pertumbuhan yang positif pada perekonomian Indonesia, sepanjang tahun 2018, Bank OCBC NISP berhasil mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 13% menjadi Rp173,6 triliun, dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 11% menjadi Rp125,6 triliun.
"Pertumbuhan positif ini merupakan hasil dari berbagai strategi dan inisiatif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian," ungkap dia.
Sementara itu, lanjut dia, sepanjang tahun 2018 perseroan melakukan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap IV Tahun 2018 dan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2018.
Menurut Parwati, untuk diversifikasi pendanaan, Bank OCBC NISP menghimpun dana sebesar Rp1,06 triliun melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap IV Tahun 2018 pada 10 April 2018 dan sebesar Rp1 triliun melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2018 pada 6 Juli 2018.
"Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum tersebut telah digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk pemberian kredit," katanya. Adapun total Kredit meningkat 11% YoY menjadi Rp118 triliun, sejalan dengan pertumbuhan Kredit yang terdiversifikasi dengan baik," tukasnya.
Kredit terutama disalurkan di wilayah dimana sebagian besar kegiatan ekonomi berlangsung seperti di wilayah Jakarta kredit yang disalurkan per akhir Desember 2018 sebesar 62% naik dari tahun 2017 sebesar 61%," ungkap dia. Hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit dapat naik 10%-15%.
Parwati melanjutkan, sehubungan dengan Komodo Bond yang baru diterbitkan IFC, Bank OCBC NISP menerima kucuran dana dari IFC senilai Rp2 triliun. Dana itu akan digunakan untuk membiayai proyek berwawasan lingkungan (green financing).
"Fasilitas pinjaman tersebut memiliki tenor 5 tahun dan akan didistribusikan Bank OCBC NISP untuk mendanai proyek-proyek yang berwawasan lingkungan seperti efisiensi energi dan energi terbarukan," katanya.
Perjanjian ini merupakan langkah awal bagi Bank OCBC NISP untuk mendukung nasabah melakukan bisnis secara berkelanjutan dan turut berkontribusi positif dalam pengembangan pembangunan dan tujuan pemerintah.
"Kolaborasi Bank OCBC NISP dan IFC ini diharapkan mampu menghasilkan solusi inovatif guna memperluas peluang investasi di sektor swasta secara berkelanjutan baik dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan," ungkapnya.
(ven)