IHSG Turun Tipis 6 Poin, Data IMF Bikin Bursa Asia Kembang Kempis
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (10/4/2019) bergerak di zona negatif. IHSG pada penutupan perdagangan petang ini, turun tipis 6,02 poin atau 0,93% ke posisi 6.478,33.
Awal perdagangan, IHSG dibuka terjerembab 7,57 poin atau 0,12% ke level 6.476,78. Rabu ini, IHSG bergerak di posisi 6.456,67 hingga 6.487,76.
Delapan dari 10 indeks sektoral ditutup melemah, dengan koreksi terbesar dari sektor perkebunan -0,71%, disusul properti -0,54%. Nilai positif terjadi pada industri dasar +0,23% dan keuangan +0,12%.
Dari 556 saham yang diperdagangkan, 253 tertekan, 140 stabil, dan 163 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp7,84 triliun dari 12,66 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing Rp343,66 miliar, dengan aksi beli asing Rp3,23 triliun berbanding Rp2,89 triliun.
Senada dengan bursa domestik, bursa saham regional Asia ditutup kembang kempis akibat kekhawatiran baru atas prospek ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan prospek ekonomi dunia di 2019, dari semula 3,35% menjadi 3,33%.
Mengutip dari CNBC, Rabu (10/4), bursa saham China ditutup bervariasi. Indeks Shanghai menguat menjadi 3.241,93, namun Shenzhen turun 0,20% menjadi 1.779,28, dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,13% ke level 30.119,56.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,53% menjadi 21.687,57 meski saham indeks kelas berat Fast Retailing dan Softbank Group mengalami kenaikan. Indeks Topix juga turun 0,69% menjadi 1.607,66.
Adapun Kospi Korea Selatan naik 0,49% ke posisi 2.224,39, berkat kenaikan saham produsen chip SK Hynix sebesar 1,03%. Di Australia, ASX 200 ditutup mendatar di 6.223,50, setelah deputi gubernur bank sentral Australia memastikan akan melakukan kebijakan yang tepat di pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi, terkait pemangkasan ekonomi global oleh IMF.
Awal perdagangan, IHSG dibuka terjerembab 7,57 poin atau 0,12% ke level 6.476,78. Rabu ini, IHSG bergerak di posisi 6.456,67 hingga 6.487,76.
Delapan dari 10 indeks sektoral ditutup melemah, dengan koreksi terbesar dari sektor perkebunan -0,71%, disusul properti -0,54%. Nilai positif terjadi pada industri dasar +0,23% dan keuangan +0,12%.
Dari 556 saham yang diperdagangkan, 253 tertekan, 140 stabil, dan 163 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp7,84 triliun dari 12,66 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing Rp343,66 miliar, dengan aksi beli asing Rp3,23 triliun berbanding Rp2,89 triliun.
Senada dengan bursa domestik, bursa saham regional Asia ditutup kembang kempis akibat kekhawatiran baru atas prospek ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan prospek ekonomi dunia di 2019, dari semula 3,35% menjadi 3,33%.
Mengutip dari CNBC, Rabu (10/4), bursa saham China ditutup bervariasi. Indeks Shanghai menguat menjadi 3.241,93, namun Shenzhen turun 0,20% menjadi 1.779,28, dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,13% ke level 30.119,56.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,53% menjadi 21.687,57 meski saham indeks kelas berat Fast Retailing dan Softbank Group mengalami kenaikan. Indeks Topix juga turun 0,69% menjadi 1.607,66.
Adapun Kospi Korea Selatan naik 0,49% ke posisi 2.224,39, berkat kenaikan saham produsen chip SK Hynix sebesar 1,03%. Di Australia, ASX 200 ditutup mendatar di 6.223,50, setelah deputi gubernur bank sentral Australia memastikan akan melakukan kebijakan yang tepat di pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi, terkait pemangkasan ekonomi global oleh IMF.
(ven)