SERASI, Cara Kementan Memperkuat Ketahanan Pangan
A
A
A
JAKARTA - Pemanfaatan lahan rawa dan pasang surut bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional serta mensejahterakan petani. Karena itu, Kementerian Pertanian menggelar program SERASI (Selamatkan Rawa, Petani Sejahtera) untuk membangun 500.000 hektar (ha) lahan rawa pasang surut di enam provinsi.
Lahan rawa yang akan dikembangkan dibagi menjadi dua kriteria, yakni lahan rawa lebak (RWL) dan lahan rawa pasang surut (RWPS). Lahan RWL sendiri akan dikembangkan di Sulawesi Selatan seluas 5.000 ha dan Kalimantan Selatan 10.000 ha. Sementara RWPS 300.000 ha.
Untuk Provinsi Lampung, RWL akan digarap seluas 5.000 ha, Sumatra Selatan 20.000 ha dan lahan RWPS 200.000 ha, Jambi RWL 5.000 ha, dan Kalimantan Tengah RWL 5.000 ha.
Setiap 1.000 hektar RWPS akan dikelola oleh satu unit desa. Sedangkan untuk 200 ha RWL dikelola oleh satu unit desa. Pasalnya, tidak mungkin 550.000 ha dikelola semuanya oleh pemerintah daerah atau pusat.
"Kami akan fokus di daerah tersebut. Yang paling siap adalah Sumatra Selatan dan Kalimantan Selatan, tapi yang lain juga siap. Kami targetkan minimal bisa panen dua kali setahun atau lima kali dalam dua tahun," kata Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Indah Megahwati, Rabu (10/4/2019).
Budidaya di lahan rawa akan jauh lebih baik dibandingkan dengan di Jawa. Pasalnya, pemerintah sudah menyiapkan skema yang berbeda, di mana setiap lahan RWL dan RWPS dilengkapi dengan saluran irigasi, pompa air, dan ekskavator.
"Lahan rawa juga akan menggunakan 100% mekanisasi dan memperkecil tenaga kerja yang menggarap sawah dengan harapan jauh lebih efisien untuk biaya produksiya," jelasnya.
Lahan RWL dan RWPS juga memiliki perbedaan dalam sistem budidayanya. Pada lahan RWL menggunakan sistem pengairan yang tertutup agar lebih terkontrol, sedangkan lahan RWPS menggunakan sistem pengarus, jadi ada sirkulasi.
Indah mengakui, masih ada kendala dalam pengembangan lahan rawa, di antaranya bagaimana menetralkan tingkat keasaman lahan rawa yang tinggi, serta bagaimana memilih komoditas tanaman yang cocok ditanami di area semacam ini.
"Namun Kementan juga sudah menyiapkan teknologinya untuk mengembangkan lawah rawa. Sehingga kami optimistis program SERASI bisa sesuai yang diharapkan," pungkasnya.
Lahan rawa yang akan dikembangkan dibagi menjadi dua kriteria, yakni lahan rawa lebak (RWL) dan lahan rawa pasang surut (RWPS). Lahan RWL sendiri akan dikembangkan di Sulawesi Selatan seluas 5.000 ha dan Kalimantan Selatan 10.000 ha. Sementara RWPS 300.000 ha.
Untuk Provinsi Lampung, RWL akan digarap seluas 5.000 ha, Sumatra Selatan 20.000 ha dan lahan RWPS 200.000 ha, Jambi RWL 5.000 ha, dan Kalimantan Tengah RWL 5.000 ha.
Setiap 1.000 hektar RWPS akan dikelola oleh satu unit desa. Sedangkan untuk 200 ha RWL dikelola oleh satu unit desa. Pasalnya, tidak mungkin 550.000 ha dikelola semuanya oleh pemerintah daerah atau pusat.
"Kami akan fokus di daerah tersebut. Yang paling siap adalah Sumatra Selatan dan Kalimantan Selatan, tapi yang lain juga siap. Kami targetkan minimal bisa panen dua kali setahun atau lima kali dalam dua tahun," kata Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Indah Megahwati, Rabu (10/4/2019).
Budidaya di lahan rawa akan jauh lebih baik dibandingkan dengan di Jawa. Pasalnya, pemerintah sudah menyiapkan skema yang berbeda, di mana setiap lahan RWL dan RWPS dilengkapi dengan saluran irigasi, pompa air, dan ekskavator.
"Lahan rawa juga akan menggunakan 100% mekanisasi dan memperkecil tenaga kerja yang menggarap sawah dengan harapan jauh lebih efisien untuk biaya produksiya," jelasnya.
Lahan RWL dan RWPS juga memiliki perbedaan dalam sistem budidayanya. Pada lahan RWL menggunakan sistem pengairan yang tertutup agar lebih terkontrol, sedangkan lahan RWPS menggunakan sistem pengarus, jadi ada sirkulasi.
Indah mengakui, masih ada kendala dalam pengembangan lahan rawa, di antaranya bagaimana menetralkan tingkat keasaman lahan rawa yang tinggi, serta bagaimana memilih komoditas tanaman yang cocok ditanami di area semacam ini.
"Namun Kementan juga sudah menyiapkan teknologinya untuk mengembangkan lawah rawa. Sehingga kami optimistis program SERASI bisa sesuai yang diharapkan," pungkasnya.
(ven)