Astra International Bagikan Dividen Rp8,66 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp8,66 triliun atau setara dengan 40% dari laba bersih perusahaan tahun lalu senilai Rp21,67 triliun.
Dividen tunai yang dibagikan setara dengan Rp214,13 per saham, termasuk dividen interim yang telah dibagikan tahun lalu senilai Rp60 per saham. Sehingga sisa Rp154,13 per saham akan dibagikan 24 Mei 2019.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan, sisa laba bersih senilai Rp13 triliun akan dibukukan sebagai laba ditahan perseroan. Keputusan tersebut disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada Kamis (25/4/2019) di Menara Astra, Jakarta.
Astra International mencatat laba bersih 2018 secara konsolidasi sebesar Rp21,67 triliun atau tumbuh 15% dari laba bersih tahun 2017 sebesar Rp18,84 triliun. Emiten berkode saham ASII ini juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan tahun lalu sebesar 16% menjadi Rp239,2 triliun. Baca Juga: Kuartal I 2019, Laba Bersih Astra Naik Menjadi Rp5,21 Triliun
"Grup Astra telah mencapai kinerja yang baik pada tahun 2018, tetapi situasi bisnis tahun 2019 tampaknya lebih menantang karena ketidakpastian kondisi makro ekonomi, pasar mobil yang sangat kompetitif, dan penurunan harga komoditas," ungkap Prijono melalui siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (25/4/2019).
Lini bisnis otomotif menjadi penyumbang laba bersih perusahaan sepanjang 2018 dengan kontribusi laba senilai Rp8,51 triliun atau 39,3% dari total laba bersih. Namun, laba bersih lini bisnis otomotif justru mengalami penurunan sebesar 4% dari Rp8,86 triliun di tahun 2017 lalu.
Penurunan laba bersih tersebut disebabkan penurunan margin operasi dan pertumbuhan penjualan mobil yang sangat tipis di tahun 2018. Penjualan mobil Astra hanya tumbuh 1% pada 2018 menjadi 582.000 unit.
Padahal, penjualan mobil secara nasional meningkat 7% pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 menjadi 1,15 juta unit. Pangsa pasar Astra di segmen penjualan mobil pun menurun dari 54% di 2017 menjadi 51% di tahun lalu karena meningkatnya kompetisi.
Dalam RUPST kali ini, pemegang saham menerima pengunduran diri Takayuki Yoshiysugu sebaga Komisaris Independen dan mengangkat Akihiro Murakami sebagai Komisaris Independen, serta John Raymond Witt dan Stephen Patrick Gore sebagai Komisaris. Selain itu, pemegang saham juga setuju mengangkat Franciscus XL Kesuma sebagai Direktur Utama anak usaha Astra International yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR), menggantikan Gidion Hasan dan mengangkat Djony Bunarto Tjondro sebagai Wakil Presiden Direktur.
"Rotasi pada dasarnya mau memperkuat kinerja. Ada perpurtaran merupakan hal biasa. Portofolio non-Toyota dan Astra Otoparts dipegang oleh Gidion. Untuk Fransiscus Kesuma diangkat dan bertanggung jawab untuk United Tractors," kata Prijono.
Dengan adanya perubahan tersebut, susunan komisaris dan direksi ASII sebagai berikut:
Dewan Komisaris Astra International:
1. Presiden Komisaris: Budi Setiadharma
2. Komisaris Independen: Muhammad Chatib Basri
3. Komisaris Independen: Sri Indrastuti Hadiputranto
4. Komisaris Independen: Akihiro Murakami
5. Komisaris: Anthony John Liddell Nightingale
6. Komisaris: Benjamin Wiliam Keswick
7. Komisaris: Mark Spencer Greenberg
8. Komisaris: David Alexander Newbigging
9. Komisaris: John Raymond Witt
Dewan Direksi Astra International:
1. Presiden Direktur: Prijono Sugiarto
2. Wakil Presiden Direktur: Djony Bunarto Tjondro
3. Direktur: Johannes Loman
4. Direktur: Suparno Djasmin
5. Direktur: Bambang Widjanarko Santoso
6. Direktur: Chiew Sin Cheok
7. Direktur: Gideon Hasan
8. Direktur: Henry Tanoto
9. Direktur: Santosa
10. Direktur: Gita Tiffani Boer
11. Direktur: Franciscus XL Kesuma
Dividen tunai yang dibagikan setara dengan Rp214,13 per saham, termasuk dividen interim yang telah dibagikan tahun lalu senilai Rp60 per saham. Sehingga sisa Rp154,13 per saham akan dibagikan 24 Mei 2019.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan, sisa laba bersih senilai Rp13 triliun akan dibukukan sebagai laba ditahan perseroan. Keputusan tersebut disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada Kamis (25/4/2019) di Menara Astra, Jakarta.
Astra International mencatat laba bersih 2018 secara konsolidasi sebesar Rp21,67 triliun atau tumbuh 15% dari laba bersih tahun 2017 sebesar Rp18,84 triliun. Emiten berkode saham ASII ini juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan tahun lalu sebesar 16% menjadi Rp239,2 triliun. Baca Juga: Kuartal I 2019, Laba Bersih Astra Naik Menjadi Rp5,21 Triliun
"Grup Astra telah mencapai kinerja yang baik pada tahun 2018, tetapi situasi bisnis tahun 2019 tampaknya lebih menantang karena ketidakpastian kondisi makro ekonomi, pasar mobil yang sangat kompetitif, dan penurunan harga komoditas," ungkap Prijono melalui siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (25/4/2019).
Lini bisnis otomotif menjadi penyumbang laba bersih perusahaan sepanjang 2018 dengan kontribusi laba senilai Rp8,51 triliun atau 39,3% dari total laba bersih. Namun, laba bersih lini bisnis otomotif justru mengalami penurunan sebesar 4% dari Rp8,86 triliun di tahun 2017 lalu.
Penurunan laba bersih tersebut disebabkan penurunan margin operasi dan pertumbuhan penjualan mobil yang sangat tipis di tahun 2018. Penjualan mobil Astra hanya tumbuh 1% pada 2018 menjadi 582.000 unit.
Padahal, penjualan mobil secara nasional meningkat 7% pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 menjadi 1,15 juta unit. Pangsa pasar Astra di segmen penjualan mobil pun menurun dari 54% di 2017 menjadi 51% di tahun lalu karena meningkatnya kompetisi.
Dalam RUPST kali ini, pemegang saham menerima pengunduran diri Takayuki Yoshiysugu sebaga Komisaris Independen dan mengangkat Akihiro Murakami sebagai Komisaris Independen, serta John Raymond Witt dan Stephen Patrick Gore sebagai Komisaris. Selain itu, pemegang saham juga setuju mengangkat Franciscus XL Kesuma sebagai Direktur Utama anak usaha Astra International yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR), menggantikan Gidion Hasan dan mengangkat Djony Bunarto Tjondro sebagai Wakil Presiden Direktur.
"Rotasi pada dasarnya mau memperkuat kinerja. Ada perpurtaran merupakan hal biasa. Portofolio non-Toyota dan Astra Otoparts dipegang oleh Gidion. Untuk Fransiscus Kesuma diangkat dan bertanggung jawab untuk United Tractors," kata Prijono.
Dengan adanya perubahan tersebut, susunan komisaris dan direksi ASII sebagai berikut:
Dewan Komisaris Astra International:
1. Presiden Komisaris: Budi Setiadharma
2. Komisaris Independen: Muhammad Chatib Basri
3. Komisaris Independen: Sri Indrastuti Hadiputranto
4. Komisaris Independen: Akihiro Murakami
5. Komisaris: Anthony John Liddell Nightingale
6. Komisaris: Benjamin Wiliam Keswick
7. Komisaris: Mark Spencer Greenberg
8. Komisaris: David Alexander Newbigging
9. Komisaris: John Raymond Witt
Dewan Direksi Astra International:
1. Presiden Direktur: Prijono Sugiarto
2. Wakil Presiden Direktur: Djony Bunarto Tjondro
3. Direktur: Johannes Loman
4. Direktur: Suparno Djasmin
5. Direktur: Bambang Widjanarko Santoso
6. Direktur: Chiew Sin Cheok
7. Direktur: Gideon Hasan
8. Direktur: Henry Tanoto
9. Direktur: Santosa
10. Direktur: Gita Tiffani Boer
11. Direktur: Franciscus XL Kesuma
(ven)