Efisiensi Keuangan KKP, Menteri Susi Andalkan Kebijakan Susinisasi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan, efisiensi manajemen keuangan juga diterapkan dalam kepemimpinannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Lebih lanjut, Ia menekankan seputar keunggulan para perempuan yang diperkuat dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh World Bank terhadap 150 negara.
"Saya itu lakukan melalui kebijakan ‘Susinisasi’ yaitu penghematan anggaran lewat penyederhanaan nomenklatur anggaran dengan memangkas hal-hal yang dirasa tak terlalu krusial," jelas Menteri Susi di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
Ia juga mendorong agar para perempuan menggunakan berbagai kelebihan yang dimilikinya tersebut sambil mengurangi sifat kesungkanan dalam budaya timur yang seringkali menghantui para perempuan di Indonesia. “Jadi perempuan sudah punya modal banyak, kelebihan-kelebihan kita sebagai perempuan itu bisa dikapitalisasi," jelasnya.
Sementara Survei World Bank menyatakan bahwa perempuan cenderung lebih amanah dibandingkan dengan pria. “Survei menunjukkan itu. World Bank saja dalam risetnya di 150 negara mendapatkan bahwa cenderungnya perempuan memang lebih bisa dipercaya daripada laki-laki. Tidak menutup mata bahwa yang terkena kasus korupsi juga ada oknum-oknum perempuan. Tetapi jumlahnya, persentasenya tetap lebih kecil dibanding yang laki-laki,” ujar Susi.
Menurutnya hal itu turut tercermin dalam kemampuan manajemen keuangan para keluarga nelayan di berbagai daerah. Berbagi pengalamannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan selama 4,5 tahun terakhir. Susi mengatakan nelayan memiliki kemampuan dalam mengatur anggaran rumah tangga.
“Saya melihat juga ibu-ibu punya kemampuan bisa menahan excessive spending (pengeluaran berlebihan). Saya lihat ibu-ibu nelayan di Pantai Selatan, Pangandaran, Tasik, Pameunpeuk itu ibu-ibunya lebih memegang kendali keuangan. Masyarakat nelayannya hidupnya lebih bagus karena saat suami pulang, dia pegang ikannya, dia bawa ke pasar jual, uangnya yang pegang perempuan. Rumahnya bagus, pendidikan anak-anaknya bagus,” paparnya.
"Saya itu lakukan melalui kebijakan ‘Susinisasi’ yaitu penghematan anggaran lewat penyederhanaan nomenklatur anggaran dengan memangkas hal-hal yang dirasa tak terlalu krusial," jelas Menteri Susi di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
Ia juga mendorong agar para perempuan menggunakan berbagai kelebihan yang dimilikinya tersebut sambil mengurangi sifat kesungkanan dalam budaya timur yang seringkali menghantui para perempuan di Indonesia. “Jadi perempuan sudah punya modal banyak, kelebihan-kelebihan kita sebagai perempuan itu bisa dikapitalisasi," jelasnya.
Sementara Survei World Bank menyatakan bahwa perempuan cenderung lebih amanah dibandingkan dengan pria. “Survei menunjukkan itu. World Bank saja dalam risetnya di 150 negara mendapatkan bahwa cenderungnya perempuan memang lebih bisa dipercaya daripada laki-laki. Tidak menutup mata bahwa yang terkena kasus korupsi juga ada oknum-oknum perempuan. Tetapi jumlahnya, persentasenya tetap lebih kecil dibanding yang laki-laki,” ujar Susi.
Menurutnya hal itu turut tercermin dalam kemampuan manajemen keuangan para keluarga nelayan di berbagai daerah. Berbagi pengalamannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan selama 4,5 tahun terakhir. Susi mengatakan nelayan memiliki kemampuan dalam mengatur anggaran rumah tangga.
“Saya melihat juga ibu-ibu punya kemampuan bisa menahan excessive spending (pengeluaran berlebihan). Saya lihat ibu-ibu nelayan di Pantai Selatan, Pangandaran, Tasik, Pameunpeuk itu ibu-ibunya lebih memegang kendali keuangan. Masyarakat nelayannya hidupnya lebih bagus karena saat suami pulang, dia pegang ikannya, dia bawa ke pasar jual, uangnya yang pegang perempuan. Rumahnya bagus, pendidikan anak-anaknya bagus,” paparnya.
(akr)