Industri Kesehatan Dituntut Siap Hadapi Tantangan MEA
A
A
A
JAKARTA - Sebagai salah satu dari 10 negara yang ikut menandatangani kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia dituntut harus siap menjadi subjek yang berperan penting dalam kerja sama regional ini. Salah satu bidang yang menjadi bagian dari skema kerja sama MEA adalah kesehatan. Sektor ini memiliki cakupan luas, mulai dari investasi pembangunan dan penyediaan fasilitas kesehatan, alat kesehatan, obat serta sumber daya manusia.
Budi Wiweko, Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Kerja Sama MEA Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, Indonesia harus setara dalam kompetensi serta pemberian lisensi praktik dan mobilitas tenaga ahli di wilayah ASEAN.
"Sektor kesehatan harus siap. Bukan berarti dokter Indonesia akan berpraktik di luar negeri di ASEAN, tetapi kita harus siap ketika nantinya terjadi mobilisasi tenaga kesehatan di negara-negara ASEAN. Bahwa dokter-dokter kita itu memiliki kemampuan, kompetensi, profesionalisme yang sama dengan dokter-dokter di negara tetangga seperti dari Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam, Thailand, atau negara lainnya," kata Budi saat ditemui dalam kegiatan Seminar Nasional MEA, di Hotel Westin, Jakarta.
Bicara mengenai tantangan dan peluang akan adanya MEA, Budi mengatakan peluang yang bisa dimanfaatkan adalah membangun semangat peningkatan kualitas dari mulai pendidikan sampai pelayanan dengan menetapkan standard kualitas dan pelayanan.
"Untuk tantangan, saat ini investasi asing di bidang kesehatan sudah terbuka. Dengan adanya MEA ini saat ini regulasi memungkinkan asing untuk melakukan investasi pembangunan rumah sakit dan klinik, tapi memang tidak diizinkan manajemen atau dokter asing masuk," tutur pria yang saat ini menjadi kandidat Rektor Universitas Indonesia (UI) itu.
Jadi, lanjut Budi, rumah sakit yang dimiliki asing tentunya ingin memiliki tenaga dokter yang berkualitas. Karena itu dokter Indonesia harus memiliki kualitas yang sama dengan dokter asing. Sementara terkait dirinya sebagai salah satu kandidat Rektor UI, Budi mengatakan akan menekankan pembangunan bangsa dengan menjadikan UI sebagai universitas 80 besar dunia.
"Tugas mulia Universitas Indonesia adalah membangun ideologi dan teknologi melalui pendidikan. Untuk itu Universitas Indonesia harus dibangun menjadi sense response and lean organize untuk menjawab tantangan pembangunan sains dan teknologi di era revolusi industri 4.0," pungkas Budi yang juga sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia (FKUI) dan sebagai profesor termuda itu.
Budi Wiweko, Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Kerja Sama MEA Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, Indonesia harus setara dalam kompetensi serta pemberian lisensi praktik dan mobilitas tenaga ahli di wilayah ASEAN.
"Sektor kesehatan harus siap. Bukan berarti dokter Indonesia akan berpraktik di luar negeri di ASEAN, tetapi kita harus siap ketika nantinya terjadi mobilisasi tenaga kesehatan di negara-negara ASEAN. Bahwa dokter-dokter kita itu memiliki kemampuan, kompetensi, profesionalisme yang sama dengan dokter-dokter di negara tetangga seperti dari Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam, Thailand, atau negara lainnya," kata Budi saat ditemui dalam kegiatan Seminar Nasional MEA, di Hotel Westin, Jakarta.
Bicara mengenai tantangan dan peluang akan adanya MEA, Budi mengatakan peluang yang bisa dimanfaatkan adalah membangun semangat peningkatan kualitas dari mulai pendidikan sampai pelayanan dengan menetapkan standard kualitas dan pelayanan.
"Untuk tantangan, saat ini investasi asing di bidang kesehatan sudah terbuka. Dengan adanya MEA ini saat ini regulasi memungkinkan asing untuk melakukan investasi pembangunan rumah sakit dan klinik, tapi memang tidak diizinkan manajemen atau dokter asing masuk," tutur pria yang saat ini menjadi kandidat Rektor Universitas Indonesia (UI) itu.
Jadi, lanjut Budi, rumah sakit yang dimiliki asing tentunya ingin memiliki tenaga dokter yang berkualitas. Karena itu dokter Indonesia harus memiliki kualitas yang sama dengan dokter asing. Sementara terkait dirinya sebagai salah satu kandidat Rektor UI, Budi mengatakan akan menekankan pembangunan bangsa dengan menjadikan UI sebagai universitas 80 besar dunia.
"Tugas mulia Universitas Indonesia adalah membangun ideologi dan teknologi melalui pendidikan. Untuk itu Universitas Indonesia harus dibangun menjadi sense response and lean organize untuk menjawab tantangan pembangunan sains dan teknologi di era revolusi industri 4.0," pungkas Budi yang juga sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia (FKUI) dan sebagai profesor termuda itu.
(akr)