Program Serasi Kementan Mendapat Dukungan dari PBNU

Senin, 29 April 2019 - 23:19 WIB
Program Serasi Kementan...
Program Serasi Kementan Mendapat Dukungan dari PBNU
A A A
JAKARTA - Program Selamatkan Rawa Sejahtera Petani (Serasi) yang dicanangkan Kementerian Pertanian mendapat dukungan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Tidak hanya para petani binaannya, PBNU juga bakal menggerakkan para pengusaha Nahdliyin.

Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Program Pertanian PBNU, Witjaksono, berkomitmen menjaga swasembada pangan melalui kontribusinya terhadap program pemerintah di sektor pertanian.

"Bersama pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian, kami PBNU terus mengerakkan perekonomian mikro membina petani untuk mencapai swasembada pangan dan mendukung Serasi serta Bekerja," kata Witjaksono di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Menurut dia, selama bertahun-tahun, warga NU hadir ke pelosok daerah untuk mencari potensi besar pada sektor pertanian. Terlebih untuk mengembangkan produksi jagung secara nasional.

"Kami juga melakukan penyaluran hasil panen, membantu harga jual produk dari petani hingga membantu menstabilkan harga dengan membentuk ratusan koperasi untuk menjamin kesejahteraan petani," katanya.

Di sisi lain, pihaknya juga sudah melakukan pembinaan petani mulai dari pengaturan lahan, penyediaan bibit, dan pupuk berkualitas beserta seluruh kebutuhannya. Pendampingan berjalan selama proses penanaman hingga panen dengan tambahan alat-alat pertanian modern, sehingga hasil produksi jadi lebih maksimal.

"Setidaknya kami melakukan pembinaan untuk petani seluruh Indonesia," katanya.

Semangat yang sama juga digaungkan Ketua DPP Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN), Yasinta Wirdaningrum. Dalam kesempata itu, dia memandang para pemuda saat ini bisa menempatkan diri sebagai subjek utama untuk perkembangan industri kreatif.

"Apalagi tahun ini seiring dengan kemajuan teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh para pemuda sebagai penunjang," ujarnya.

Yasinta mengatakan, HPN juga telah membentuk wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan bisnis berbasis teknologi. Langkah ini seperti yang diwujudkan Divisi Departemen Pengusaha Muda yang berhasil mengmenumbuhkan pengusaha muda di kalangan Nahdliyin.

"Contoh, beberapa waktu yang lalu, saya sempat berdiskusi dengan beberapa Pemuda Nahdliyin tentang startup business. Usaha rintisan mereka mengarah pada sektor usaha teknologi kreatif (creative technology). Dan itu sangat baik sekali," katanya.

Karena itu, Yasinta mengimbau para pengusaha muda agar mampu meneliti penggunaan sistem teknologi supaya bisa mengoptimalkan proses produksi pada bidang pertanian dan peternakan.

"Maksud saya, walau dengan menggunakan fasilitas seadanya, mereka harus semangat untuk saling support satu sama lain agar bisa mencapai keberhasilan. Saya rasa banyak sekali contoh seperti ini yang bisa kita temukan di kalangan Pemuda Nahdliyin. Upaya mereka merintis usaha pada bidang teknologi pertanian dan peternakan ini sangat menarik dan harus kita dukung bersama," pungkasnya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, menegaskan pemerintah akan terus mengawal program Serasi. Menurut dia, pengembangan lahan rawa tidak hanya menyelesesaikan pekerjaan fisik saja. Akan tetapi, pengembangan manusianya juga harus diperhatikan.

Ini karena kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu penentu keberlanjutan optimalisasi lahan rawa. Pengawalan tersebut, menurut Sarwo Edhy, akan dilaksanakan pemerintah selama tiga tahun ke depan.

"Tiga tahun ini kami ingin mendampingi dan memastikan bahwa kegiatan budi daya berjalan dengan baik," ucap Sarwo Edhy.

Agar bisa bersinergi dengan pendampingan tersebut, pemerintah akan mempersiapkan SDM, kelembagaan petani, dan juga kelembagaan usaha yang ada di dalamnya.

Sarwo Edhy menjelaskan, salah satu cara pendampingan adalah melalui penyuluhan. Lewat penyuluhan diharapkan masyarakat bisa mengelola lahan rawa menjadi satu kluster yang menguntungkan untuk kegiatan usaha tani.

Menurutnya, penyuluhan ini diperlukan karena untuk membangun manusia memerlukan proses dan waktu hingga masyarakat siap mengelolanya.

"Ini menjadi bagian dari tugas kita bersama untuk menyiapkan SDM agar mampu mengelola. Tujuannya, supaya infrastruktur yang sudah kami bangun bisa dikelola secara produktif," jelas Sarwo Edhy.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0804 seconds (0.1#10.140)