Harga Minyak Mentah Jatuh Seiring Peningkatan Stok AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia jatuh pada perdagangan, Rabu (1/5/2019) setelah laporan terbaru menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS), meski pasar global tetap tenang di tengah krisis politik yang meningkat di Venezuela. Sementara sanksi AS terhadap Iran diperketat, OPEC masih berkomitmen dalam pengurangan pasokan.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan pada level USD71,59 per barel atau lebih rendah 47 sen atau 0,7% dari sesi penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga menyusut 60 sen yang setara dengan 0,9% menjadi USD63,31 per barel.
Perdagangan cenderung tipis karena 1 Mei adalah hari libur di banyak pasar keuangan. Di sisi lain stok minyak mentah AS bertambah 6,8 juta barel menjadi 466,4 juta barel secara mingguan hingga 26 April, berdasarkan data kelompok industri American Petroleum Institute (API). "Harga minyak mentah turun etelah laporan persediaan minyak API mingguan menunjukkan peningkatan 6,8 juta barel, naik dari penarikan 3,1 juta barel yang kita lihat minggu lalu," kata Edward Moya, analis pasar senior OANDA.
Namun fokus pasar bergeser ke krisis pada produsen minyak utama Venezuela, di mana ada perselisihan antara Presiden Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido. Banyak pengamat khawatir ini dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan dan gangguan lebih lanjut pada pasokan minyak mentah. Pasar minyak sudah diperketat tahun ini karena pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran.
Washington memberlakukan kembali sanksi pada Teheran November lalu, tetapi pada awalnya mengizinkan pembeli utama untuk membatasi impor selama enam bulan lagi. Akan tetapi pengecualian tersebut berakhir pada hari Rabu, lalu dan Washington mengatakan tidak akan memperpanjang keringanan karena bertujuan untuk menurunkan ekspor minyak mentah Iran hingga nol.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan pada level USD71,59 per barel atau lebih rendah 47 sen atau 0,7% dari sesi penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga menyusut 60 sen yang setara dengan 0,9% menjadi USD63,31 per barel.
Perdagangan cenderung tipis karena 1 Mei adalah hari libur di banyak pasar keuangan. Di sisi lain stok minyak mentah AS bertambah 6,8 juta barel menjadi 466,4 juta barel secara mingguan hingga 26 April, berdasarkan data kelompok industri American Petroleum Institute (API). "Harga minyak mentah turun etelah laporan persediaan minyak API mingguan menunjukkan peningkatan 6,8 juta barel, naik dari penarikan 3,1 juta barel yang kita lihat minggu lalu," kata Edward Moya, analis pasar senior OANDA.
Namun fokus pasar bergeser ke krisis pada produsen minyak utama Venezuela, di mana ada perselisihan antara Presiden Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido. Banyak pengamat khawatir ini dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan dan gangguan lebih lanjut pada pasokan minyak mentah. Pasar minyak sudah diperketat tahun ini karena pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran.
Washington memberlakukan kembali sanksi pada Teheran November lalu, tetapi pada awalnya mengizinkan pembeli utama untuk membatasi impor selama enam bulan lagi. Akan tetapi pengecualian tersebut berakhir pada hari Rabu, lalu dan Washington mengatakan tidak akan memperpanjang keringanan karena bertujuan untuk menurunkan ekspor minyak mentah Iran hingga nol.
(akr)