Sri Mulyani: Indonesia Dukung Pertumbuhan Ekonomi dan Sistem Keuangan Regional

Sabtu, 04 Mei 2019 - 00:04 WIB
Sri Mulyani: Indonesia...
Sri Mulyani: Indonesia Dukung Pertumbuhan Ekonomi dan Sistem Keuangan Regional
A A A
JAKARTA - Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN bersama China, Jepang, dan Korea Selatan (ASEAN+3) menggelar Sidang Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-52 di Nadi, Fiji.

Agenda ini membahas perkembangan ekonomi regional dan global serta respon yang diperlukan dalam mempertahankan stabilitas pertumbuhan ekonomi dan sistem keuangan di kawasan. Pertemuan tersebut menyepakati perlunya peningkatan kesiagaan kawasan dalam menghadapi meningkatnya ketidakpastian serta perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

ADB sendiri memprediksi, pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN+3 akan melemah dari 4,7% pada tahun 2018 menjadi 4,6% pada 2019, dan terus melemah menjadi 4,4% pada 2020. Hal tersebut didorong oleh ketidakpastian penyelesaian isu konflik dagang, perlambatan pertumbuhan China, serta potensi volatilitas aliran modal akibat ketidakseimbangan global.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan fiskal dan moneter dalam mendukung pertumbuhan dengan tetap menjaga stabilitas. Komitmen tersebut tercermin dalam kebijakan anggaran Indonesia yang menekankan kualitas dan pengeluaran yang produktif untuk infrastruktur dan pembangunan manusia.

"Saya berharap investasi infrastruktur besar-besaran Indonesia dalam beberapa tahun terakhir akan menghasilkan peningkatan nyata terhadap daya saing dan produktivitas ekonomi secara keseluruhan," ujar Sri Mulyani dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Indonesia, sambung dia, juga berkomitmen mempertahankan reformasi struktural untuk mendukung iklim bisnis dan investasi, terutama dalam mendorong diversifikasi ekonomi dari komoditas untuk mendukung industrialisasi dan pengembangan sektor jasa.

Di tataran regional, Indonesia juga mendorong penguatan daya saing dan kerja sama kawasan untuk mengurangi ketergantungannya pada guncangan eksternal, terutama melalui penguatan perdagangan dan investasi intra-regional diantara anggota ASEAN+3.

"Saya juga menekankan perlunya pengembangan kerjasama kawasan dalam hal dukungan pembiayaan infrastruktur dan pengembangan sektor pariwisata, seperti langkah yang dilakukan oleh Indonesia untuk membentuk ‘New Bali’," jelasnya.

Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 juga membahas dan menyepakati penguatan arah strategis kerja sama keuangan ASEAN+3, baik terkait inisiatif yang telah ada maupun potensi perluasan ke isu lain yang dipandang strategis bagi kawasan, seperti pembiayaan infrastruktur dan penguatan mata uang lokal regional.

Secara khusus, pertemuan membahas operasionalisasi inisiatif kerja sama Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) yang berfungsi sebagai fasilitas dukungan keuangan regional dalam kondisi permasalahan likuiditas. Terkait hal ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 menyepakati revisi perjanjian CMIM yang diharapkan dapat meningkatkan kesiapan operasional CMIM.

Pada kesempatan sama, dilakukan pula pembahasan atas penguatan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) yang diharapkan dapat berperan sebagai lembaga surveillance ekonomi kawasan yang independen, kredibel, dan profesional. Serta perluasan inisiatif Asian Bond Markets Initiative (ABMI) yang bertujuan mengembangkan pasar obligasi keuangan di kawasan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5956 seconds (0.1#10.140)