Tekanan ke Nilai Tukar Rupiah Diramal Masih Berlanjut
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini, diperkirakan masih dalam kondisi tertekan. Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menjelaskan, pergerakan mata uang Garuda bakal berada di kisaran Rp14.250 hingga Rp14.310 per USD.
"Kekhawatiran pasar tentang prospek negosiasi dagang AS-Tiongkok mereda setelah Tiongkok memberikan pernyataan bahwa mereka akan tetap datang ke AS dan melanjutkan negosiasi yang akan dimulai Kamis ini. Pasar akan menantikan hasil negosiasi tersebut," ujar Ariston di Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Sambung dia, perilisan pertumbuhan ekonomi menahan tekanan lebih lenjut terhadap rupiah. Secara teknikal juga terlihat keengganan pasar untuk menembus ke atas resisten 14330.
"Namun data pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama Indonesia masih di bawah ekspektasi menjadi faktor penekan rupiah sambil menunggu data current account deficit indonesia yang akan dirilis tanggal 10 Mei," jelasnya.
Sebagai informasi, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Senin (6/5) sedikit membaik dibandingkan pembukaan, meski belum cukup baik dari sesi penutupan sebelumnya. Kurs rupiah terpantau masih loyo sepanjang perdagangan awal pekan saat mata uang safe haven, Yen Jepang menanjak naik.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah lesu ke posisi Rp14.295/USD atau tidak lebih baik dari sebelumnya Rp14.263/USD. Pergerakan harian rupiah pada awal pekan ini berada pada kisaran Rp14.250 hingga Rp14.330/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga jatuh menjadi Rp14.297/USD dibandingkan sesi penutupan Jumat kemarin pada posisi Rp14.265/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.125-Rp14.331/USD.
"Kekhawatiran pasar tentang prospek negosiasi dagang AS-Tiongkok mereda setelah Tiongkok memberikan pernyataan bahwa mereka akan tetap datang ke AS dan melanjutkan negosiasi yang akan dimulai Kamis ini. Pasar akan menantikan hasil negosiasi tersebut," ujar Ariston di Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Sambung dia, perilisan pertumbuhan ekonomi menahan tekanan lebih lenjut terhadap rupiah. Secara teknikal juga terlihat keengganan pasar untuk menembus ke atas resisten 14330.
"Namun data pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama Indonesia masih di bawah ekspektasi menjadi faktor penekan rupiah sambil menunggu data current account deficit indonesia yang akan dirilis tanggal 10 Mei," jelasnya.
Sebagai informasi, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Senin (6/5) sedikit membaik dibandingkan pembukaan, meski belum cukup baik dari sesi penutupan sebelumnya. Kurs rupiah terpantau masih loyo sepanjang perdagangan awal pekan saat mata uang safe haven, Yen Jepang menanjak naik.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah lesu ke posisi Rp14.295/USD atau tidak lebih baik dari sebelumnya Rp14.263/USD. Pergerakan harian rupiah pada awal pekan ini berada pada kisaran Rp14.250 hingga Rp14.330/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga jatuh menjadi Rp14.297/USD dibandingkan sesi penutupan Jumat kemarin pada posisi Rp14.265/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.125-Rp14.331/USD.
(akr)