Kimia Farma Bagikan Dividen Rp83,8 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) memutuskan pembagian dividen tunai Rp83,8 miliar atau setara Rp14,98 per lembar saham untuk tahun buku 2018. Nilai tersebut setara dengan 20% dari laba bersih Perseroan tahun 2018 sebesar Rp415,90 miliar.
Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir, menyatakan keputusan pembagian dividen tersebut telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPST. Di mana KAEF punya waktu 30 hari pasca RUPST untuk mendistribusikan dividen ke pemegang saham.
Adapun, dividen KAEF tahun ini memang lebih rendah dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp98 miliar.
"Hal ini karena perusahaan membutuhkan investasi untuk ekspansi bisnis," katanya dalam konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Dalam RUPST ini, Kimia Farma mencatat kenaikan laba bersih sebesar 27,27% pada 2018 dibandingkan Rp331,7 miliar tahun 2017. Kinerja ini didorong peningkatan pendapatan sebesar 21,65,% dari Rp6,13 triliun menjadi sebesar Rp7,45 triliun.
Tahun ini, manajemen KAEF juga mengalokasikan belanja modal sekitar Rp4,2 triliun. Sebesar Rp2,5 triliun atau sekitar 60% digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara organik. Sisanya 40% atau sekitar Rp1,7 triliun dialokasikan untuk non organik.
Honesti menyatakan, sumber pendanaan sekitar 30% bersumber dari kas dan 70% eksternal. "Untuk sumber pendanaan eksternal, tahun ini kami berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp1,5 triliun dengan tenor 3-5 tahun," katanya.
Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir, menyatakan keputusan pembagian dividen tersebut telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPST. Di mana KAEF punya waktu 30 hari pasca RUPST untuk mendistribusikan dividen ke pemegang saham.
Adapun, dividen KAEF tahun ini memang lebih rendah dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp98 miliar.
"Hal ini karena perusahaan membutuhkan investasi untuk ekspansi bisnis," katanya dalam konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Dalam RUPST ini, Kimia Farma mencatat kenaikan laba bersih sebesar 27,27% pada 2018 dibandingkan Rp331,7 miliar tahun 2017. Kinerja ini didorong peningkatan pendapatan sebesar 21,65,% dari Rp6,13 triliun menjadi sebesar Rp7,45 triliun.
Tahun ini, manajemen KAEF juga mengalokasikan belanja modal sekitar Rp4,2 triliun. Sebesar Rp2,5 triliun atau sekitar 60% digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara organik. Sisanya 40% atau sekitar Rp1,7 triliun dialokasikan untuk non organik.
Honesti menyatakan, sumber pendanaan sekitar 30% bersumber dari kas dan 70% eksternal. "Untuk sumber pendanaan eksternal, tahun ini kami berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp1,5 triliun dengan tenor 3-5 tahun," katanya.
(ven)