Rupiah Masih Lesu hingga Penutupan Perdagangan, Euro Berangsur Pulih
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Jumat (10/5/2019) masih lesu dengan kecenderungan bergerak variatif hingga sesi penutupan. Kurs rupiah terus memperpanjang tren negatif untuk mengiringi euro yang berangsur pulih saat berhadapan dengan USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah coba pulih ke posisi Rp14.320/USD atau sedikit membaik dibandingkan penutupan Kamis, kemarin Rp14.360/USD. Rupiah sepanjang sesi perdagangan akhir pekan bergerak pada level Rp14.320 hingga Rp14.365/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat juga naik tipis menjadi Rp14.326/USD dari sesi penutupan sebelumnya Rp14.360/USD. Rupiah di perdagangan Jumat hari ini terlihat bergerak di kisaran Rp14.326-Rp14.370/USD.
Menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, menunjukkan pergerakan rupiah terperosok sangat tajam hingga ke posisi Rp14.370/USD pada akhir sesi. Raihan tersebut menunjukkan rupiah masih kesulitan keluar dari zona merah setelah minimnya sentimen dari dalam negeri, dimana kemarin bertengger di Rp14.340/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah dengan berada pada level Rp14.347/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah memburuk dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.338/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, euro berangsur lebih tinggi pada sesi perdagangan Jumat untuk bersiap mencetak kenaikan mingguan kedua kali secara beruntun di tengah kekhawatiran yang berkembang atas konflik perdagangan Amerika Serikat dan China. Tensi yang memanas diyakini bakal memaksa pembuat kebijakan AS untuk menurunkan suku bunga.
Euro pada akhir sesi tercatat 0,1% lebih tinggi menjadi USD1,1220 untuk berada dalam jalur kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Secara luas selera risiko investor berhasil diredam, meski beberapa imbal asing mata uang lebih tinggi seperti dolar Australia yang banyak dijual awal minggu ini ketika Trump tiba-tiba meningkatkan ketegangan perdagangan.
Indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama, di mana euro merupakan komponen utama, sedikit menguat di posisi 97,43. Meski begitu ketegangan perdagangan hanya berdampak kecil pada pasar valuta asing dengan aset safe-haven seperti yen Jepang hanya mendapatkan dorongan 1,2% minggu ini sementara alat pengukur volatilitas pasar mata uang yang lebih luas menunduk meskipun sedikit melambung pekan ini.
Sementara Pounds bertahan di sekitar level 1,30 saat melawan USD setelah mempertahankan beberapa kerugian minggu ini sebelum data PDB Inggris kuartal pertama di mana ekspektasi untuk ekspansi 0,5% dibandingkan dengan pertumbuhan 0,3% pada kuartal sebelumnya.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah coba pulih ke posisi Rp14.320/USD atau sedikit membaik dibandingkan penutupan Kamis, kemarin Rp14.360/USD. Rupiah sepanjang sesi perdagangan akhir pekan bergerak pada level Rp14.320 hingga Rp14.365/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat juga naik tipis menjadi Rp14.326/USD dari sesi penutupan sebelumnya Rp14.360/USD. Rupiah di perdagangan Jumat hari ini terlihat bergerak di kisaran Rp14.326-Rp14.370/USD.
Menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, menunjukkan pergerakan rupiah terperosok sangat tajam hingga ke posisi Rp14.370/USD pada akhir sesi. Raihan tersebut menunjukkan rupiah masih kesulitan keluar dari zona merah setelah minimnya sentimen dari dalam negeri, dimana kemarin bertengger di Rp14.340/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah dengan berada pada level Rp14.347/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah memburuk dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.338/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, euro berangsur lebih tinggi pada sesi perdagangan Jumat untuk bersiap mencetak kenaikan mingguan kedua kali secara beruntun di tengah kekhawatiran yang berkembang atas konflik perdagangan Amerika Serikat dan China. Tensi yang memanas diyakini bakal memaksa pembuat kebijakan AS untuk menurunkan suku bunga.
Euro pada akhir sesi tercatat 0,1% lebih tinggi menjadi USD1,1220 untuk berada dalam jalur kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Secara luas selera risiko investor berhasil diredam, meski beberapa imbal asing mata uang lebih tinggi seperti dolar Australia yang banyak dijual awal minggu ini ketika Trump tiba-tiba meningkatkan ketegangan perdagangan.
Indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama, di mana euro merupakan komponen utama, sedikit menguat di posisi 97,43. Meski begitu ketegangan perdagangan hanya berdampak kecil pada pasar valuta asing dengan aset safe-haven seperti yen Jepang hanya mendapatkan dorongan 1,2% minggu ini sementara alat pengukur volatilitas pasar mata uang yang lebih luas menunduk meskipun sedikit melambung pekan ini.
Sementara Pounds bertahan di sekitar level 1,30 saat melawan USD setelah mempertahankan beberapa kerugian minggu ini sebelum data PDB Inggris kuartal pertama di mana ekspektasi untuk ekspansi 0,5% dibandingkan dengan pertumbuhan 0,3% pada kuartal sebelumnya.
(akr)