JICT Berperan Jadikan Tanjung Priok Pelabuhan Transhipment

Sabtu, 11 Mei 2019 - 04:01 WIB
JICT Berperan Jadikan Tanjung Priok Pelabuhan Transhipment
JICT Berperan Jadikan Tanjung Priok Pelabuhan Transhipment
A A A
JAKARTA - Layanan alih muat (transhipment) memang menjadi dambaan bagi operator pelabuhan di Indonesia karena pasarnya memang sangat besar dari kapal-kapal kargo internasional.

Sejak Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan memberikan persetujuan layanan transhipment di Pelabuhan Tanjung Priok, maka layanan ini diserahkan kepada PT Jakarta International Container Terminal (JICT) sejak Februari 2019 untuk layanan transhipment internasional.

Dengan demikian saat ini JICT tercatat sebagai pelabuhan petikemas pertama di Indonesia, yang dapat melakukan kegiatantranshipment (alih muat) kargo internasional.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Pembangunan Universitas Indonesia Rhenald Khasali melihat kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia terhadap Pelabuhan Tanjung Priok akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Saat ini pemerintah telah membangun berbagai pelabuhan laut dalam, beberapa bahkan sudah dirampungkan sudah sepatutnya hal itu diikuti dengan kerja sama dengan operator asing agar pelabuhan itu memberikan dampak yang signifikan bagi ekonomi," ujarnya di Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Begitu juga dengan JICT, Rhenald berpandangan seiring dengan meningkatnya volume perdagangan Indonesia seharusnya diikuti dengan insentif termasuk dalam hal layanan transhipment, seharusnya hal serupa juga dapat dilakukan di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia.

Data Kementerian Perdagangan memaparkan total volume perdagangan Indonesia (total ekspor dan impor) selama periode tahun 2014-2018 yang cenderung meningkat dengan tren 1,89%.

Menurut Rhenald, sejumlah pelabuhan di Indonesia yang berpotensi dijadikan juga sebagai pelabuhan yang dapat melakukan kegiatan transhipment internasional antara lain, Pelabuhan Kuala Tanjung di Batubara, Sumatera Utara, yang pembangunannya sudah tuntas semua, demikian juga dengan Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara yang kini menjadi pelabuhan modern.

Sejumlah pelabuhan lain yang sudah dibangun secara modern yakni Teluk Lamong di Surabaya, Gresik, juga berpotensi untuk menjadi pelabuhan yang dapat melakukan kegiatan transhipment internasional.

Di luar Jawa, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV di Makassar dan juga Pelabuhan Bitung, kini sudah mengelola pelabuhan secara modern, sehingga sudah siap apabila pemerintah menunjuknya sebagai salah satu pelabuhan, untuk mengelola kegiatan transhipment internasional.

Nantinya dalam beberapa tahun ke depan, Pelabuhan Sorong juga dharapkan mampu melakukan hal serupa, mengingat lokasinya yang dapat menerima masuknya kapal-kapal asing dari Australia dan Papua Nugini.

"Seperti Singapura memiliki kayu, vanilla, yang semuanya berasal dari Indonesia. Singapura juga secara aktif melakukan aktivitas perdagangannya dengan negara lain. Bahkan aktifitas perdagangannya juga berlangsung dengan kuat,"paparnya.

Dengan demikian kebijakan Bea Cukai mengenai pelayanan proses transhipmentinternasional, menjadi kabar yang menggembirakan, mengingat sudah lama Indonesia memerlukan cara melakukan proses bisnis yang belum diketahui oleh orang-orang.

Jadi cara-cara pengembangan baru perlu secara kontinu dikembangkan oleh para operator pelabuhan, sehingga masyarakat umum dapat memahami secara lebih komprehensif.

Kendati demikian, menurut Rhenald tidak menampik terjadinya kebocoran ataupun insiden terjadinya penyelundupan, kendati sistem pengawasan di sejumlah pelabuhan kini sudah sangat modern melalui pemasangan kamera CCTV, ataupun sistem pemantauan secara berkala, serta teknologi pembayaran yang lebih mudah dan efisien.

Dengan berlakunya sistem baru yang juga modern, saya tidak yakin 100% efektif mengatasi sejumlah permasalahan klasik seperti penyelundupan. Kendati demikian, perlu dipahami bahwa program seperti transhipment ini akan berdampak positif dalam hal membawa devisa yang lebih besar ke dalam negeri.

Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Jakarta Capt. Hermanta menilai peran Jakarta International Container Terminal (JICT) semakin penting ditengah persaingan global saat ini.

Menurut Hermanta JICT harus mampu menarik customer ekspor impor dan memberikan pelayanan lebih baik, apalagi Tanjung Priok merupakan pelabuhan ke-26 tersibuk di dunia dan merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia.

Di dalam "Global Competitiveness Report"disebutkan kalau Indonesia bisa mempertahankan dan meningkatkan kinerja dan daya saing, akan mampu meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan pada masa depan.

Merujuk data tersebut peringkat pelabuhan Indonesia menduduki posisi 41 dari 140 negara, sedangkan tingkat efisiensi dari pelabuhan menduduki peringkat 61.

Naiknya skor Indonesia di pilar Infrastruktur khususnya di pelabuhan membawa Indonesia menduduki peringkat 45, naik dua peringkat dari tahun sebelumnya. Di Asia Tenggara, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam peringkat 4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4088 seconds (0.1#10.140)