Empat Strategi Bikin RI Jadi Produsen Industri Halal Global

Selasa, 14 Mei 2019 - 17:27 WIB
Empat Strategi Bikin...
Empat Strategi Bikin RI Jadi Produsen Industri Halal Global
A A A
Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 merekomendasikan empat langkah dan strategi utama, untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri halal di 2024. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini Indonesia masih berada di posisi sepuluh besar sebagai konsumen global industri syariah.

Dengan adanya MEKSI terssbut, diharapkan Indonesia bisa menjadi produsen utama bagi industri halal global. "Dengan adanya masterplan ini kami berharap Indonesia bisa masuk menjadi pemain utama, produsen industri halal global di 2024," ujar Kepala Bappenas Bambang Brodjo di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Lantaran hal itu, Ia merekomendasikan empat strategi agar Indonesia menjadi pemain utama dalam Industri halal dapat tercapai. Pertama, penguatan halal value chain dengan fokus pada sektor yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi. Selanjutnya, penguatan sektor keuangan syariah dengan rencana induk yang sudah dituangkan dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) sebelumnya dan disempurnakan ke dalam rencana induk ini.

Selain itu, penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai penggerak utama halal value chain. Keempat, penguatan di bidang ekonomi digital utamanya perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial) sehingga dapat mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi lainnya.

Terakhir, mendorong kesadaran publik, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), penguatan kapasitas riset dan pengembangan (R&D), penguatan fatwa, regulasi, dan tata kelola industri halal di Indonesia. "Kita bisa mengubah posisi kita dari hanya menjadi konsumen menjadi produsen. Indonesia sendiri sangat dilirik," sambungnya.

Lanjut Bambang mengungkapkan, manfaat jika Indonesia bisa menjadi produsen di industri halal adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). "Ini juga bisa memperbaiki CAD. Konsumsi tadi kebanyakan masih dikonsumsi dari luar negeri, maka dari itu kita butuh penguatan di segala sisi, baik dari supply chain dan sebagainya," tambahnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7664 seconds (0.1#10.140)