Neraca Dagang Tekor, Ekonom Minta BI Turunkan Suku Bunga
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudisthira menilai Bank Indonesia perlu menurunkan suku bunga acuan. Hal ini berkaitan dengan faktor eksternal maupun internal dimana neraca perdagangan yang kembali tekor pada bulan April 2019.
"Harapanya BI lakukan penurunan suku bunga acuan. Ruang penurunan bunga acuan masih terbuka meski ada tekanan eksternal dan internal yang meningkat," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (16/5/2019)
Menurutnya, BI bisa mulai menurunkan suku bunga secara bertahap 25 basis poin (bps). Penurunan suku bunga acuan diperlukan untuk menstimulasi sektor riil. "Pengusaha ekspor kondisinya tertekan dengan kenaikan biaya produksi dan lesunya permintaan global," kata Bhima.
Menurut dia, penurunan suku bunga akan menjadi angin segar sehingga tekanan bisa mereda. Daya saing pun diharapkan terdongkrak karena biaya pinjaman (cost of borrowing) menurun. "Jadi kita tunggu apa BI bernyali menurunkan suku bunga sebagai langkah pre-emptives dan ahead the curves," tandasnya.
"Harapanya BI lakukan penurunan suku bunga acuan. Ruang penurunan bunga acuan masih terbuka meski ada tekanan eksternal dan internal yang meningkat," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (16/5/2019)
Menurutnya, BI bisa mulai menurunkan suku bunga secara bertahap 25 basis poin (bps). Penurunan suku bunga acuan diperlukan untuk menstimulasi sektor riil. "Pengusaha ekspor kondisinya tertekan dengan kenaikan biaya produksi dan lesunya permintaan global," kata Bhima.
Menurut dia, penurunan suku bunga akan menjadi angin segar sehingga tekanan bisa mereda. Daya saing pun diharapkan terdongkrak karena biaya pinjaman (cost of borrowing) menurun. "Jadi kita tunggu apa BI bernyali menurunkan suku bunga sebagai langkah pre-emptives dan ahead the curves," tandasnya.
(fjo)