Bea Cukai Bahas Pengembangan Teknik Kepabeanan di Forum Kepabeanan Asia Pasifik
A
A
A
JAKARTA - Bea Cukai, sebagai salah satu administrasi kepabeanan yang tergabung dalam World Customs Organization (WCO), hadir dalam pertemuan tahunan para pimpinan administrasi kepabeanan se-Asia Pasifik (AP) bertajuk '20th Regional Heads of Customs Administration (RHCA)', di Kochi, India, pada tanggal 7 hingga 10 Mei 2019.
Dalam pertemuan tahunan yang juga dihadiri WCO Secretary General, Regional Office for Capacity Building, dan Regional Intelligence Liaison Office ini, Bea Cukai bersama para business stakeholders, mendiskusikan kemajuan perdagangan global dan harapan kepada administrasi kepabeanan untuk dapat menjawab tantangan, khususnya dalam promosi, fasilitasi, pengamanan perdagangan global serta terkait e-commerce, e-seals, supply chain logistic, block chain technology, IT platforms, trade partnership, dan ethical leadership.
“Pertemuan secara intens membahas diskusi program kerja WCO, ROCB, RILO, Regional Strategic Plan 2018-2020, presentasi beberapa negara termasuk Indonesia dalam pengembangan teknik kepabeanan, presentasi kandidat AP di posisi WCO Director of Compliance and Facilitation (India) dan WCO Director of Capacity Building (Korea), serta keanggotaan AP di WCO Audit Committee, Finance Committee, dan Policy Commission,” jelas Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Bea Cukai, Syarif Hidayat, pada Kamis (16/5/2019).
Indonesia, lanjut Syarif, dalam pertemuan itu juga menyampaikan berbagai posisi penting terkait pengembangan sistem Passanger Risk Management di Indonesia dan urgensi PNR data exchange, kesediaan dan pengukuhan kembali keanggotaan Indonesia di WCO Audit Committee 2019/2020, apresiasi kepercayaan dan kesiapan Indonesia di ketuanrumahan WCO Technology Conference 2020 di Bali, expression of interest Indonesia sebagai AP Vice-Chair Office 2020/2022, dan dukungan penyiapan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea Cukai sebagai AP Regional Training Centre.
“Di sela acara, kami juga berkesempatan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara, seperti India, Australia, New Zealand, China, Hong Kong, Singapura, Timor Leste, dan Srilanka, ROCB dan WCO, terkait potensi pengembangan kerja sama kepabeanan, pembangunan kapasitas, dan kerja sama teknis kepabeanan,” terangnya.
Hasil pertemuan RHCA, menurut Syarif akan menjadi masukan berbagai posisi penting Indonesia untuk diusung dalam pertemuan para pimpinan tertinggi administrasi kepabeanan sedunia, yaitu WCO Council Session, yang akan diselenggarakan Kantor Pusat WCO di Brussels, tanggal 27-29 Juni 2019.
“Dalam pertemuan tersebut, direncanakan Indonesia akan melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan negara mitra seperti Hong Kong, China, Belgia dan Singapura untuk membahas berbagai isu dan kerja sama teknis kepabeanan kedua negara,” pungkasnya.
Dalam pertemuan tahunan yang juga dihadiri WCO Secretary General, Regional Office for Capacity Building, dan Regional Intelligence Liaison Office ini, Bea Cukai bersama para business stakeholders, mendiskusikan kemajuan perdagangan global dan harapan kepada administrasi kepabeanan untuk dapat menjawab tantangan, khususnya dalam promosi, fasilitasi, pengamanan perdagangan global serta terkait e-commerce, e-seals, supply chain logistic, block chain technology, IT platforms, trade partnership, dan ethical leadership.
“Pertemuan secara intens membahas diskusi program kerja WCO, ROCB, RILO, Regional Strategic Plan 2018-2020, presentasi beberapa negara termasuk Indonesia dalam pengembangan teknik kepabeanan, presentasi kandidat AP di posisi WCO Director of Compliance and Facilitation (India) dan WCO Director of Capacity Building (Korea), serta keanggotaan AP di WCO Audit Committee, Finance Committee, dan Policy Commission,” jelas Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Bea Cukai, Syarif Hidayat, pada Kamis (16/5/2019).
Indonesia, lanjut Syarif, dalam pertemuan itu juga menyampaikan berbagai posisi penting terkait pengembangan sistem Passanger Risk Management di Indonesia dan urgensi PNR data exchange, kesediaan dan pengukuhan kembali keanggotaan Indonesia di WCO Audit Committee 2019/2020, apresiasi kepercayaan dan kesiapan Indonesia di ketuanrumahan WCO Technology Conference 2020 di Bali, expression of interest Indonesia sebagai AP Vice-Chair Office 2020/2022, dan dukungan penyiapan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea Cukai sebagai AP Regional Training Centre.
“Di sela acara, kami juga berkesempatan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara, seperti India, Australia, New Zealand, China, Hong Kong, Singapura, Timor Leste, dan Srilanka, ROCB dan WCO, terkait potensi pengembangan kerja sama kepabeanan, pembangunan kapasitas, dan kerja sama teknis kepabeanan,” terangnya.
Hasil pertemuan RHCA, menurut Syarif akan menjadi masukan berbagai posisi penting Indonesia untuk diusung dalam pertemuan para pimpinan tertinggi administrasi kepabeanan sedunia, yaitu WCO Council Session, yang akan diselenggarakan Kantor Pusat WCO di Brussels, tanggal 27-29 Juni 2019.
“Dalam pertemuan tersebut, direncanakan Indonesia akan melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan negara mitra seperti Hong Kong, China, Belgia dan Singapura untuk membahas berbagai isu dan kerja sama teknis kepabeanan kedua negara,” pungkasnya.
(akn)