Perry Warjiyo Ragukan Ekspor Mampu Topang Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengutarakan, ekspor akan semakin sulit untuk dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini melihat dinamika perkembangan ekonomi global terutama dari Amerika Serikat (AS( dan China yang kerap berbalas kebijakan menaikkan tarif impor tinggi.
Lebih lanjut, terang dia AS dan China merupakan mitra dagang Indonesia. Jika keduanya menderita kontraksi perdagangan internasional, maka Indonesia tidak akan luput terimbas dampaknya. "Sumber pertumbuhan ekspor sulit dijadikan andalan, karena masih ada gejolak perang dagang yang belum selesai," ujar Perry di Jakarta, Kamis (16/5).
Perry juga mengungkapkan, alasan revisi desit neraca transaksi berjalan ini juga karena Bank Sentral harus realistis dalam menetapkan sasaran defisit transaksi berjalan. Namun, menurutnya BI dan pemerintah tidak akan mengendorkan upaya untuk meningkatkan ekspor.
"Kami tidak longgarkan. Kami lihat sejumlah barang itu masih kmmpetitif untuk mendorong ekspor. Misalnya Ekspor otomotif, CPO, kebijakan B20. Kita mendapat banyak peluang untuk ekspor," jelasnya
Perubahan proyeksi defisit transaksi berjalan ini juga tidak lepas dari membengkaknya defisit perdagangan pada April 2019 hingga mencapai sebesar USD2,5 miliar atau membalikan capaian surplus pada tiga bulan sebelumnya.
Lebih lanjut, terang dia AS dan China merupakan mitra dagang Indonesia. Jika keduanya menderita kontraksi perdagangan internasional, maka Indonesia tidak akan luput terimbas dampaknya. "Sumber pertumbuhan ekspor sulit dijadikan andalan, karena masih ada gejolak perang dagang yang belum selesai," ujar Perry di Jakarta, Kamis (16/5).
Perry juga mengungkapkan, alasan revisi desit neraca transaksi berjalan ini juga karena Bank Sentral harus realistis dalam menetapkan sasaran defisit transaksi berjalan. Namun, menurutnya BI dan pemerintah tidak akan mengendorkan upaya untuk meningkatkan ekspor.
"Kami tidak longgarkan. Kami lihat sejumlah barang itu masih kmmpetitif untuk mendorong ekspor. Misalnya Ekspor otomotif, CPO, kebijakan B20. Kita mendapat banyak peluang untuk ekspor," jelasnya
Perubahan proyeksi defisit transaksi berjalan ini juga tidak lepas dari membengkaknya defisit perdagangan pada April 2019 hingga mencapai sebesar USD2,5 miliar atau membalikan capaian surplus pada tiga bulan sebelumnya.
(akr)