Kementan Motivasi Kaum Milenial Menjadi Petani Modern

Sabtu, 18 Mei 2019 - 03:35 WIB
Kementan Motivasi Kaum Milenial Menjadi Petani Modern
Kementan Motivasi Kaum Milenial Menjadi Petani Modern
A A A
SUNGGUMINASA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak kaum milenial untuk terjun di sektor pertanian. Sektor ini dinilai secara umum sangat menarik dan menjanjikan kesejahteraan.

Kabiro Humas Kementan, Guntoro Boga Andri, mengatakan secara umum sektor ini sangat menarik dan memberikan keuntungan lebih. Apalagi saat ini telah berkembang green industry atau industri berbasis pertanian.

"Ini yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat bahwa pertanian itu keren. Apalagi dari sektor ekonomi, Nilai Tukar Petani (NTP) selama lima tahun terakhir cukup baik sehingga tidak ada alasan kita untuk pesimis," ungkapnya saat Bincang Asik Pertanian Indonesia (BAKPIA) dengan tema 'Petani Milenial Mendukung Pembangunan Pertanian' di Polbangtan Gowa, Sungguminasa, Sulawesi Selatan, Jumat (17/5/2019).

Untuk pengembangan pertanian kedepan lanjutnya, ada banyak hal yang berpotensi untuk dikembangkan. Tidak hanya fokus pada sektor tanaman pangan yang selama ini menjadi tumpuan pertanian.

Ada beberapa bidang yang bisa dibidik antara lain perkebunan dan peternakan yang sangat perspektif untuk pengembangan ekspor. Guntoro mengklaim jika agrikultur dapat memberikan nilai keuntungan dan paling penting cashback cepat.

"Hortikultura dalam 3 bulan bisa panen. Untungnya besar dibanding sektor tanaman pangan yang selama ini jadi konsentrasi kita. Tanaman pangan penting tapi kalau generasi muda mau cepat kaya, masuk ke hortikultur atau perkebunan," paparnya.

Karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah memberikan motivasi untuk meninggalkan paradigama bahwa pertanian tidak menguntungkan, atau pertanian itu kumuh.

Kaum milenial harus dibekali semangat optimismis kemudian pengetahuan teknik budidaya dan pemasaran atau peluang.

Untuk itulah, Kementerian Pertanian fokus terhadap regenerasi petani salah satunya program petani milenial dengan menyasar target hingga 1 juta petani dari 40.000 kelompok dari seluruh Indonesia.

"Di Sulsel sendiri sudah ada 2.000 kelompok petani milenial. Kita target dalam 2 bulan program 1 juta petani tercapai. Sekarang sudah diposisi 69%," paparnya.

Dia berharap dengan bekal pengetahuan dan skema permodalan yang sudah disiapkan pemerintah, pihaknya optimis target tersebut dapat dipenuhi.

Apalagi minat kaum muda untuk terjun di bidang pertanian cukup meningkat dengan beragam terobosan yang diberikan baik dari sistem.pemasaran maupun penggunaan teknologi.

Dalam kesempatan itu, Kementan menghadirkan petani-petani milenial sukses di Sulsel berbagi kisah keberhaslan mereka. Seperti Arisman, petani hidpronik sayur.

Koordinator Nasional Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita), Dadang Riyada, mengatakan saat ini pihaknya bekerjasama dengan Kementan, bagaimana meraih perhatian dan meyakinkan anak-anak muda untuk tertarik di sektor pertanian.

Sehingga, kata dia, kaum milenial itu akan mampu mengisi ruang-ruang perluasan areal tanam dan krisis petani, termasuk membuka lapangan pekerjaan.

"Bayangkan jika setiap desa memilimi setiap kelembagaan petani milenial dengan anggota 100 orang. Berarti ada 7,5 juta lapangan kerja yang tersedia di setiap desa," jelasnya.

Pihaknya juga saat ini tengah gencar mendorong kerjasama kelembagaan dengan pemerintah daerah maupun BUMN terkait pemamfaatan lahan dengan sistem bagi hasil.

"Sudah banyak dikerjasamakan seperti di Sidrap Sulawesi Selatan, di Maluku, Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan Sumatra Barat. semua berbasis kerjasama. Asumsi modal dari hasil Mou dengan tanah-tanah pemda atau BUMN itu yang nanti dibawa ke bank atau ke mitra, ke investor, untuk jadi modal," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5970 seconds (0.1#10.140)