PLN Targetkan Rasio Elektrifikasi Kalbar 90,4% di 2019
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) terus berupaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) khususnya di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar). Hal itu diwujudkan dengan menggenjot pembangunan listrik desa.
"Pada 2019 rasio elektrifikasi untuk wilayah Kalimantan Barat kami targetkan meningkat mencapai 90,4%. Meningkat tiga kali lipat dibandingkan pada 2018 sebesar 86,17%," ujar General Manager Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat Agung Murdifi saat melakukan Ground Breaking Pembangunan Listrik Desa Se-Kalimantan Barat Tahun 2019, di Mandong, Kayan Hulu, Sanggau, Kalbar Senin (20/5/2019).
Menurut dia saat ini pembangunan listrik desa di Kalbar sedang dalam fokus PLN. Melalui program pembangunan listrik desa tersebut diharapkan listrik akan semakin merata dirasakan masyarakat.
"Saat ini elektrifikasi desa menjadi fokus PLN. Kami ingin listrik dapat dirasakan oleh seluruh daerah sehingga perkembangan di negara ini merata," ungkap dia.
Tahun ini, imbuhnya, PLN berencana menambah jaringan listrik pedesaan di 60 lokasi dengan nilai investasi sebesar nilai investasi lebih dari Rp130 miliar. Untuk mendukung penambahan jaringan tersebut PLN akan membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 359 kilometer sirkit (kms), jaringan tegangan rendah sepanjang 221 kms, dan gardu distribusi dengan kapasitas 9.625 kilovolt ampere (kVA).
"Potensi pelanggan yang akan menikmati akses energi listrik sebesar 13.169 pelanggan dengan peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 90,4%," kata dia.
Sedangkan pada 2018 lalu, imbuhnya, PLN telah menyelesaikan program listrik pedesaan di Kalbar sebanyak 35 desa. Untuk mendukung terbangunnya listrik desa tersebut PLN berhasil membangun gardu distribusi sebesar 4.825 kVA, jaringan tegangan menengah sebesar 86 kms, jaringan tegangan rendah 209 kms.
"Program listrik desa pada tahun lalu PLN berhasil melistriki sebanyak 5.678 KK khususnya di Kalbar. Tahun ini program kita terus ditingkatkan," kata dia.
Pihaknya tak memungkiri jika dalam pelaksanaan program listrik desa PLN banyak mengalami hambatan. Adapun kendal yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini antara lain infrastruktur jalan yang tidak memadai, posisi pemukiman terpencil, perizinan lahan atau kebun warga dan perizinan kawasan hutan.
"Meski begitu, PLN akan selalu siap dan dengan bantuan banyak pihak program listrik desa di Provinsi Kalimantan Barat dapat sukses terlaksana pada tahun 2019," kata dia.
Agung menambahkan, program listrik desa PLN juga selaras dengan program Pemerintah Daerag untuk meningkatkan Nilai Indeks Desa Membangun (NIDM) yakni dengan meningkatkan skor akses listrik untuk merubah status desa berkembang menjadi desa maju dan desa mandiri.
"Kami berharap program ini berjalan dengan lancar tanpa kendala berarti. Kami juga berharap dukungan dan kerja sama dari pemertintah daerah serta stakeholder lainnya demi kelancaran pembangunan proyek listrik desa di Kalbar," ungkap Agung.
Pada kesempatan yang sama Bupati Sanggau, Kalimantan Barat Paulus Hadi mengungkapkan bahwa dengan adanya program listrik desa dari PLN tersebut rasio elektrifikasindi wilayahnya terus bertambah. Adapun saat ini rasio elektrifikasi di wilayah Kabupaten Sanggau telah mencapai 72,41%.
"Ini sangat tinggi sekali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Terhitung pada 31 Desember 2018 dusun berlistrik di Sanggau telah mencapai 865 dusun," kata dia.
Ia meminta PLN terus gencar melaksanakan program listrik desa di Kalbar. Pihaknya berharap sekitar 30,4% dusun di wilayah Sanggau yang belum mendapatkan akses listrik dapat segera teratasi bersama program PLN. "Kami berusaha ke depan juga tetap ikut dalam program listrik pemerintah daerah walaupun bukan kewenangan kabupaten lagi," tuturnya.
"Pada 2019 rasio elektrifikasi untuk wilayah Kalimantan Barat kami targetkan meningkat mencapai 90,4%. Meningkat tiga kali lipat dibandingkan pada 2018 sebesar 86,17%," ujar General Manager Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat Agung Murdifi saat melakukan Ground Breaking Pembangunan Listrik Desa Se-Kalimantan Barat Tahun 2019, di Mandong, Kayan Hulu, Sanggau, Kalbar Senin (20/5/2019).
Menurut dia saat ini pembangunan listrik desa di Kalbar sedang dalam fokus PLN. Melalui program pembangunan listrik desa tersebut diharapkan listrik akan semakin merata dirasakan masyarakat.
"Saat ini elektrifikasi desa menjadi fokus PLN. Kami ingin listrik dapat dirasakan oleh seluruh daerah sehingga perkembangan di negara ini merata," ungkap dia.
Tahun ini, imbuhnya, PLN berencana menambah jaringan listrik pedesaan di 60 lokasi dengan nilai investasi sebesar nilai investasi lebih dari Rp130 miliar. Untuk mendukung penambahan jaringan tersebut PLN akan membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 359 kilometer sirkit (kms), jaringan tegangan rendah sepanjang 221 kms, dan gardu distribusi dengan kapasitas 9.625 kilovolt ampere (kVA).
"Potensi pelanggan yang akan menikmati akses energi listrik sebesar 13.169 pelanggan dengan peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 90,4%," kata dia.
Sedangkan pada 2018 lalu, imbuhnya, PLN telah menyelesaikan program listrik pedesaan di Kalbar sebanyak 35 desa. Untuk mendukung terbangunnya listrik desa tersebut PLN berhasil membangun gardu distribusi sebesar 4.825 kVA, jaringan tegangan menengah sebesar 86 kms, jaringan tegangan rendah 209 kms.
"Program listrik desa pada tahun lalu PLN berhasil melistriki sebanyak 5.678 KK khususnya di Kalbar. Tahun ini program kita terus ditingkatkan," kata dia.
Pihaknya tak memungkiri jika dalam pelaksanaan program listrik desa PLN banyak mengalami hambatan. Adapun kendal yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini antara lain infrastruktur jalan yang tidak memadai, posisi pemukiman terpencil, perizinan lahan atau kebun warga dan perizinan kawasan hutan.
"Meski begitu, PLN akan selalu siap dan dengan bantuan banyak pihak program listrik desa di Provinsi Kalimantan Barat dapat sukses terlaksana pada tahun 2019," kata dia.
Agung menambahkan, program listrik desa PLN juga selaras dengan program Pemerintah Daerag untuk meningkatkan Nilai Indeks Desa Membangun (NIDM) yakni dengan meningkatkan skor akses listrik untuk merubah status desa berkembang menjadi desa maju dan desa mandiri.
"Kami berharap program ini berjalan dengan lancar tanpa kendala berarti. Kami juga berharap dukungan dan kerja sama dari pemertintah daerah serta stakeholder lainnya demi kelancaran pembangunan proyek listrik desa di Kalbar," ungkap Agung.
Pada kesempatan yang sama Bupati Sanggau, Kalimantan Barat Paulus Hadi mengungkapkan bahwa dengan adanya program listrik desa dari PLN tersebut rasio elektrifikasindi wilayahnya terus bertambah. Adapun saat ini rasio elektrifikasi di wilayah Kabupaten Sanggau telah mencapai 72,41%.
"Ini sangat tinggi sekali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Terhitung pada 31 Desember 2018 dusun berlistrik di Sanggau telah mencapai 865 dusun," kata dia.
Ia meminta PLN terus gencar melaksanakan program listrik desa di Kalbar. Pihaknya berharap sekitar 30,4% dusun di wilayah Sanggau yang belum mendapatkan akses listrik dapat segera teratasi bersama program PLN. "Kami berusaha ke depan juga tetap ikut dalam program listrik pemerintah daerah walaupun bukan kewenangan kabupaten lagi," tuturnya.
(fjo)