Melihat Tren Muslimah pada Era 4.0
A
A
A
HADIRNYA era revolusi 4.0 bukan hanya memberikan pengaruh terhadap konsumen muslim dalam penggunaan dan pemanfaatannya, tetapi sudah merambah hingga ke berbagai aspek.
Dari segi muslimah, revolusi teknologi 4.0 sudah masuk lebih dalam pada bagian lain seperti spiritual keislaman, fungsional (teknologi), dan gaya hidup. Hal ini pun semakin terlihat dari perubahan gaya berbusana dan pemilihan produk makanan.
Hal ini juga ditegaskan oleh pengamat perilaku konsumen Yuswohady, memasuki era revolusi 4.0 muslimah Indonesia saat ini sudah semakin religius, semakin mempererat silaturahmi, dan menyenangkan.
Pembahasan ini akan semakin menarik, kala banyak orang menciptakan kecerdasan buatan, tapi muslimah Indonesia saat ini semakin syar’i. “Bila konsep 4.0 disandingkan dengan konsep spiritual saya rasa akan semakin rumit.
Namun, semakin canggih artificial intelligence (AI), orang Islam saat ini malah terdorong untuk semakin religius dan emosional leisure-nya semakin terkoneksi,” kata Yuswohady kepada KORAN SINDO beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, saat ini kata hijrah seakan menjadi populer di kalangan para milenial muslimah. Tren hijrah seakan membawa perubahan tersendiri, dari gaya hidup yang sekarang mulai menuju kepada industri halal.
Terbukti saat ini banyak produk makanan dan minuman yang mengembangkan diri sebagai produk halal. Contohnya saja saat ini sudah banyak merek kosmetik, detergen, fashion , peralatan rumah tangga, dan barang-barang elektronik seperti kulkas ikut membuat label halal dalam produknya.
“Tren halal saat ini seakan menjadi pelopor yang mendorong banyaknya produk lain ikut memberikan label halal sebagai suatu nilai promosi yang unik,” jelas Yuswohady.
Pada saat para milenial muslim memutuskan untuk hijrah dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tentunya hal ini akan mendorong perubahan dalam pola berpakaian.
Yang dahulunya menggunakan busana terbuka, kini menjadi tertutup. Lalu, yang dahulunya suka berbusana ketat, saat ini menjadi lebih longgar sesuai dengan ketentuan agama.
“Perubahan gaya berbusana yang lebih terlihat muslimah tidak terlepas dari pengaruh hijrahnya para selebriti Tanah Air. Di mana seorang figur publik selalu dianggap keren bila melakukan perubahan.
Seperti saat ini, para muslimah mengenakan busana gamis yang dipadukan dengan sepatu sneaker,” jelas Yuswohady. Tidak hanya perubahan di kalangan muslimah, tren fashion bernuansa islami juga banyak terjadi di kalangan pria.
“Belakangan ini banyak yang menggunakan isbal atau cingkrang dengan model di atas mata kaki. Biasanya bawahan ini dipadukan dengan kemeja koko,” ungkapnya. Adanya fenomena hijrah para selebriti seolah menjadi titik balik Islam di Indonesia.
Hal ini pun terbukti dari banyaknya kegiatan mengaji yang sekarang digandrungi para milenial. “Saat ini banyak kalangan artis yang mengadakan kajian dan menjadi trending di media sosial,” paparnya.
Tren hijrah pun tidak hanya sebatas pada fashion dan makanan, tapi juga sudah merambah pada aspek ekonomi. Terbukti saat ini sudah banyak ekonomi yang berbasis keutamaan, perusahaan syariah, halal marketplace , platform berbasis syariah, konten Islam, destinasi halal, dan lainnya.
Tidak hanya itu, lewat kemajuan teknologi telah membentuk gaya hidup digital di kalangan kaum muslim modern. Di sini para kaum muslim milenial biasa disebut dengan istilah generation muslim digital yang senang memanfaatkan teknologi.
Hal ini pun ditandai dengan bermunculannya startup digital berbasis syariah, mulai maraknya fintech syariah, gaya hidup cashless dalam pembayaran zakat dan sedekah hingga wakaf.
“Saat ini sudah banyak bermunculan usaha atau pengembangan bisnis yang berbasis syariah. Tak hanya itu, beberapa produk asuransi pun banyak mengeluarkan program Wakaf,” ungkap Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muhammad Yusuf Helmy.
Yusuf menjelaskan, saat ini banyak artis yang menekuni bidang bisnis sesuai dengan syariat Islam. Seperti Teuku Wisnu yang mendirikan Ukhuwah Group dengan bisnis busana muslim online dan Irwansyah yang mendirikan Jannah Corp dengan bisnis kuenya.
Tren asuransi berbasis syariah pun sedang marak digandrungi oleh beberapa kaum milenial saat ini, terlebih lagi yang menawarkan program Wakaf. “Saat ini memang potensi keuangan syariah sedang marak di Indonesia, kondisi ini bisa lebih meningkatkan peluang penetrasi keuangan syariah,” ungkap Yusuf. (Aprilia S Andyna)
Dari segi muslimah, revolusi teknologi 4.0 sudah masuk lebih dalam pada bagian lain seperti spiritual keislaman, fungsional (teknologi), dan gaya hidup. Hal ini pun semakin terlihat dari perubahan gaya berbusana dan pemilihan produk makanan.
Hal ini juga ditegaskan oleh pengamat perilaku konsumen Yuswohady, memasuki era revolusi 4.0 muslimah Indonesia saat ini sudah semakin religius, semakin mempererat silaturahmi, dan menyenangkan.
Pembahasan ini akan semakin menarik, kala banyak orang menciptakan kecerdasan buatan, tapi muslimah Indonesia saat ini semakin syar’i. “Bila konsep 4.0 disandingkan dengan konsep spiritual saya rasa akan semakin rumit.
Namun, semakin canggih artificial intelligence (AI), orang Islam saat ini malah terdorong untuk semakin religius dan emosional leisure-nya semakin terkoneksi,” kata Yuswohady kepada KORAN SINDO beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, saat ini kata hijrah seakan menjadi populer di kalangan para milenial muslimah. Tren hijrah seakan membawa perubahan tersendiri, dari gaya hidup yang sekarang mulai menuju kepada industri halal.
Terbukti saat ini banyak produk makanan dan minuman yang mengembangkan diri sebagai produk halal. Contohnya saja saat ini sudah banyak merek kosmetik, detergen, fashion , peralatan rumah tangga, dan barang-barang elektronik seperti kulkas ikut membuat label halal dalam produknya.
“Tren halal saat ini seakan menjadi pelopor yang mendorong banyaknya produk lain ikut memberikan label halal sebagai suatu nilai promosi yang unik,” jelas Yuswohady.
Pada saat para milenial muslim memutuskan untuk hijrah dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tentunya hal ini akan mendorong perubahan dalam pola berpakaian.
Yang dahulunya menggunakan busana terbuka, kini menjadi tertutup. Lalu, yang dahulunya suka berbusana ketat, saat ini menjadi lebih longgar sesuai dengan ketentuan agama.
“Perubahan gaya berbusana yang lebih terlihat muslimah tidak terlepas dari pengaruh hijrahnya para selebriti Tanah Air. Di mana seorang figur publik selalu dianggap keren bila melakukan perubahan.
Seperti saat ini, para muslimah mengenakan busana gamis yang dipadukan dengan sepatu sneaker,” jelas Yuswohady. Tidak hanya perubahan di kalangan muslimah, tren fashion bernuansa islami juga banyak terjadi di kalangan pria.
“Belakangan ini banyak yang menggunakan isbal atau cingkrang dengan model di atas mata kaki. Biasanya bawahan ini dipadukan dengan kemeja koko,” ungkapnya. Adanya fenomena hijrah para selebriti seolah menjadi titik balik Islam di Indonesia.
Hal ini pun terbukti dari banyaknya kegiatan mengaji yang sekarang digandrungi para milenial. “Saat ini banyak kalangan artis yang mengadakan kajian dan menjadi trending di media sosial,” paparnya.
Tren hijrah pun tidak hanya sebatas pada fashion dan makanan, tapi juga sudah merambah pada aspek ekonomi. Terbukti saat ini sudah banyak ekonomi yang berbasis keutamaan, perusahaan syariah, halal marketplace , platform berbasis syariah, konten Islam, destinasi halal, dan lainnya.
Tidak hanya itu, lewat kemajuan teknologi telah membentuk gaya hidup digital di kalangan kaum muslim modern. Di sini para kaum muslim milenial biasa disebut dengan istilah generation muslim digital yang senang memanfaatkan teknologi.
Hal ini pun ditandai dengan bermunculannya startup digital berbasis syariah, mulai maraknya fintech syariah, gaya hidup cashless dalam pembayaran zakat dan sedekah hingga wakaf.
“Saat ini sudah banyak bermunculan usaha atau pengembangan bisnis yang berbasis syariah. Tak hanya itu, beberapa produk asuransi pun banyak mengeluarkan program Wakaf,” ungkap Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muhammad Yusuf Helmy.
Yusuf menjelaskan, saat ini banyak artis yang menekuni bidang bisnis sesuai dengan syariat Islam. Seperti Teuku Wisnu yang mendirikan Ukhuwah Group dengan bisnis busana muslim online dan Irwansyah yang mendirikan Jannah Corp dengan bisnis kuenya.
Tren asuransi berbasis syariah pun sedang marak digandrungi oleh beberapa kaum milenial saat ini, terlebih lagi yang menawarkan program Wakaf. “Saat ini memang potensi keuangan syariah sedang marak di Indonesia, kondisi ini bisa lebih meningkatkan peluang penetrasi keuangan syariah,” ungkap Yusuf. (Aprilia S Andyna)
(nfl)